Jakarta - Kesetiaan memang menjadi tuntutan menjalin suatu hubungan memang, tapi kenapa seringkali kita menemukan kasus perselingkuhatn.
Kini, sudah bukan bukan hal aneh lagi jika perselingkuhan terjadi, dan perselingkuhan sudah merupakan fenomena umum.
Meskipun demikian, perselingkuhan tidak boleh dianggap biasa, karena memang tidak ada orang yang ingin dikhianati.
Pelaku perselingkuhan mungkin saja tahu bahwa perbuatannya itu salah, kemudian mulai meyakinkan diri dengan sejumlah pembenaran agar tidak merasa bersalah.
Pembenaran perselingkuhan terkadang berpengaruh pada psikologi korban. Terkadang justru korban yang merasa bersalah karena terjadi perselingkuhan. Meskipun begitu, apapun alasannya, korban tidak bisa disalahkan.
Jika kamu adalah orang yang pernah diselingkuhi dan ingin memahami mengapa mereka melakukan itu, berikut ini alasan pembenaran pelaku perselingkuhan, dilansir dari brides.
1. Kebutuhan tidak terpenuhi
Ini adalah pembenaran yang paling umum yang diberikan pelaku perselingkuhan. Alasan seperti “Saya kesepian” atau “Saya diabaikan” adalah hal yang biasa.
Mereka juga seringkali menyalahkan pasangannya, misalnya terlalu banyak mengontrol, masalah alkohol atau narkoba, hingga lalai.
Alasan seperti terlalu sibuk dengan pekerjaan atau anak-anak sehingga mereka tidak diprioritaskan, juga menjadi alasan yang umum.
2. Merasa tidak dipedulikan
Pelaku perselingkuhan juga seringkali berkata pada diri sendiri bahwa pasangan mereka tidak terlalu peduli pada mereka, termasuk jika mereka tersesat.
Tetapi tidak peduli seberapa besar masalah hubungan itu, menebak pasangan tidak peduli adalah sebuah asumsi yang tinggi.
Mereka mungkin mengetahui hal ini, tetapi mempercayai kebohongan yang mereka berikan pada diri mereka sendiri lebih mudah untuk dilakukan.
3. Tidak bisa monogami
Kebanyakan orang tidak bisa mengakui secara langsung bahwa mereka kecanduan seks atau cinta. Beberapa orang mungkin mengatakan "Saya tidak bisa monogami" atau "Saya suka sensasi bersama orang yang berbeda".
Alasan seperti ini biasanya berhubungan dengan masalah lain seperti psikologi. Mereka mencari kelegaan, yang berakhir pada ketergantungan.
Ahli hubungan, psikoterapis berlisensi, dan penulis The Breakup Bible, Rachel Sussman, mengatakan bahwa ini seperti penggunaan obat-obatan atau alkohol. Tidak pernah berhasil dan hanya berlangsung sementara.
4. Berjanji tidak akan melakukannya
Terkadang pelaku perselingkuhan tidak benar-benar berpikir untuk selingkuh sebelumnya, hingga saat dimana mereka benar-benar ingin melakukannya.
Misalnya ketika mereka pergi keluar untuk bertemu dengan teman-teman, hingga orang asing menunjukan minatnya, mereka mungkin berpikir untuk selingkuh kali ini saja.
Mereka mungkin akan beralasan bahwa mereka "tidak berfikir". Mereka berpikir juga bahwa itu dapat dimaafkan, karena hanya terjadi sekali, dan yakin tidak akan melakukannya lagi.
Ini mungkin saja benar, tapi tak peduli seberapa mereka mabuk atau menariknya orang asing itu, selingkuh "tanpa berpikir" adalah tidak mungkin.
5. Tidak cinta
Alasan tidak cinta juga digunakan oleh para pelaku perselingkuhan untuk membenarkan perbuatan yang mereka lakukan.
Ini dilakukan mungin sebagai pelepasan emosional diri dari hubungan mereka, untuk memahami pilihan mereka untuk melanggar sumpah dan membuat janji lainnya.
Seharusnya pilihan terbaik dari perasaan tidak cinta adalah memberitahu pasangan tentang perasaan itu, bukannya keluar dari hubungan.
6. Saya bukan orang jahat
Pelaku perselingkuhan juga seringkali meyakinkan diri bahwa mereka tidak jahat, meskipun telah melakukan hal yang buruk. Ini mungkin benar, tapi itu bukan alasan yang baik untuk berkhianat.
Mereka mungkin percaya bahwa mereka telah bekerja keras untuk menyelamatkan pernikahan, tetapi mereka membutuhkan kebahagiaan meskipun bersama orang lain.
Ini mungkin benar, tetapi waktu yang tepat untuk mengeksplorasi pilihan lain selain pasangan adalah ketika mereka berpisah. []
Baca Juga:
Cara Mudah Mengetahui Istri Selingkuh
Pria Selingkuh Berdasarkan Sains
Tyna Kanna Mirdad Memilih Bisu Usai Isu Selingkuh
Skandal Perselingkuhan Kerajaan Inggris