Jakarta - Transformasi digital pada aspek ekonomi mengundang penasaran bagi kalangan milenial terkhususnya dengan investasi. Maraknya informasi terkait dengan keuntungan yang bisa didapat dari investasi menjadi daya pikat yang menggiurkan milenial.
Banyak jenis investasi yang bisa dipilih, mulai dari reksa dana, saham, emas, obligasi dan masih banyak lagi jenis investasi yang beredar di masyarakat. Secara sederhana investasi diartikan sebagai upaya membelanjakan sebuah uang pada suatu instrumen yang diharap kedepannya dapat meningkat.
Namun banyak dari para investor yang mengalami kegagalan saat melakukan investasi, bukannya mendapatkan untung malah merugi. Maka dari itu bagi milenial yang ingin berinvestasi harus memahami kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan investasi.
Dilansir dari website resmi Otoritas Jasa keuangan ada 7 hal kesalahan yang dilakukan oleh seorang investor. Apa sajakah hal tersebut. Mari kita simak agar kedepannya dapat menjadi pelajaran untuk teman-teman sekalian
1. Tidak Memiliki Tujuan Investasi yang Jelas
Investasi memerlukan tujuan yang jelas. Tentukan apa yang ingin kalian capai dari berinvestasi. Mengumpulkan Rp50.000.000,- untuk dana pendidikan perguruan tinggi anak atau Rp500.000.000,- untuk pensiun pada usia 60 adalah contoh sasaran yang tepat.
Sebagian besar investor terutama para pemula tidak memiliki tujuan yang jelas dalam berinvestasi. Kebanyakan hanya ikut-ikutan namun tidak mengerti instrumen yang digunakan untuk berinvestasi.
2. Tidak Realistis terhadap Risiko
Dalam berinvestasi, risiko selalu berbanding lurus dengan pertumbuhan hasil investasi. Semakin besar uang yang kalian tanamkan maka semakin besar juga risiko yang dihadapi. Banyak investor yang tergiur dengan tingkat keuntungan yang tidak wajar, ditambah lagi apabila risiko yang ditawarkan minim. Jangan sampai kalian cepat tergiur dengan janji keuntungan yang tidak wajar.
Pastikan institusi yang menawarkan investasi telah memiliki izin salah satu lembaga yang berwenang (Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), dan Kementerian Koperasi dan UKM).
3. Tidak Melakukan Analisis yang Jelas
Investasi dapat dilakukan menggunakan berbagai instrumen yang tersedia, namun tidak seluruh instrumen tersebut cocok untuk semua orang. Sebelum memutuskan berinvestasi, Sobat Sikapi sebaiknya melakukan perhitungan sebelum menempatkan dana dalam jumlah yang cukup besar pada suatu instrumen. Perlu untuk menganalisis dengan matang kemungkinan keuntungan yang diperoleh dalam suatu periode serta risiko yang mungkin terjadi.
4. Fokus ke Jangka Pendek
Berinvestasi dalam jangka panjang umumnya lebih menguntungkan, namun diperlukan kesabaran lebih karena waktu yang dibutuhkan relatif lama. Banyak investor pemula hanya fokus untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek, padahal time horizon suatu instrumen tergantung dari jenis investasi dan berapa lama investasi tersebut berjalan.
5. Tidak melakukan Diversifikasi Investasi
Sobat Sikapi, jangan sampai kalian menempatkan seluruh uang yang dimiliki pada satu instrumen investasi, karena jika instrumen tersebut mengalami kebangkrutan, maka risiko yang kalian tanggung akan semakin besar. Sobat Sikapi perlu untuk melakukan diversifikasi berbagai aset yang kalian miliki dan membagi risiko ke berbagai instrumen.
6. Tidak Fokus ke Rencana yang sudah Dibuat
Hal lain yang mungkin menggagalkan investasi adalah kurangnya fokus pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kedisiplinan diperlukan untuk dapat menghidari hal-hal yang membuat kabur tujuan kalian dalam berinvestasi, karena mempertahankan lebih sulit daripada meraih kekayaan.
7. Terlalu Cepat Mengambil Keputusan
Hal ini merupakan kesalahan umum yang sering dilakukan oleh investor pemula. Semangat yang terlalu tinggi tanpa melakukan pertimbangan yang matang memungkikan kalian salah dalam memutuskan, yang pada akhirnya menggagalkan kesempatan kalian untuk mendapatkan imbal hasil yang tinggi.[]
(Agung Bukit)
Baca Juga:
- BestProfit Futures, Investasi Bodong Jual Beli Emas Online
- Mengenal Investasi Peer to peer (P2P) Lending
- Lo Kheng Hong Ogah Investasi Kripto, Kenapa?
- Tips untuk Generasi Milenial yang Mau Coba Investasi