Jakarta - Saat ini marak terjadi penipuan berkedok investasi yang memakan banyak korban. Salah satunya Hanny, korban BestProfit Futures, sebuah investasi jual beli emas online.
Salah satu korban investasi bodong BestProfit Futures, Hanny, mengatakan jika dirinya tidak mengerti dengan asal usul perusahaan ini. Namun ia hanya mengetahui perusahaan ini bergerak dalam jual beli emas secara online.
“Mereka menjanjikan kepada saya uang itu aman. Ini investasi emas tapi di dalam dunia maya,” kata Hanny, dalam wawancara di kanal YouTube Tagar TV, pada Senin, 21 Februari 2022.
Ternyata mereka memang projeknya mencari margin, termasuk margin call padahal kita satu kali transaksi udah bayar fee menggunakan jasa mereka sebagai perantara pialang itu satu lotnya saya bayar tiga ratus lima puluh ribu.
Hanny saat diwawancarai Siti Afifiyah dalam kanal YouTube Tagar TV. (Foto: Tagar/Atik)Walaupun tidak mengerti asal-usulnya secara jelas, Hanny mengatakan dirinya tertarik karena perusahaan ini mengklaim dirinya aman, modal bisa ditarik kapan saja, serta diawasi pemerintah dan Bappebti.
“Singkat cerita, saya tertariknya karena mereka menjanjikan bahwa ini ada pengawasan dari pemerintah, ini investasi dijamin pemerintah, aman, dan modal bisa ditarik kapan pun juga dan modal diawasi oleh Bappebti,” ucapnya.
- Baca Juga: Ciri-ciri Investasi Bodong yang Harus Kamu Ketahui
- Baca Juga: Waspadalah! Ini Dia 6 Ciri-ciri Investasi Bodong
Hanny mengaku dirinya sudah melakukan transaksi kepasa senior manajer BestProfit Futures sebesar Rp 100.000.000 pada tanggal 10 Juli 2020.
Setelah melakukan transaksi, Hanny mengatakan jika dia memang melakukan penarikan. Namun, keesokan harinya terjadi penarikan kembali tanpa sepengetahuannya.
“Tiba-tiba besok pagi itu saya lihat transkasi itu kok sudah ada tujuh lot lagi diambilkan. Kemudian minusnya banyak. Jadi sehingga mengakibatkan itu gak bisa bergerak akun saya, saya nggak bisa melakukan transaksi apapun,” katanya.
Dalam penarikan tersebut, yang melakukan penarikan adalah pialang. “Disini ada tulisannya pialang. Pialang yang ambilkan. Kok bisa saya diambilkan oleh pialang sedangkan itu kan password milik saya, akun saya, ibarat rekening, itu rekening saya, kok bisa kamu menarik atau membeli, menjual tanpa izin saya,”
Padahal dalam perjanjian, Hanny melakukan investasi sendiri tanpa menggunakan manager investasi. Namun ada perjanjian dimana perusahaan boleh melakukan pembekuan akun.
“Jalani sendiri. Tapi disitu ada perjanjiannya yang dipaksa oleh mereka jika terjadi misalnya bermasalah, mereka boleh membekukan supaya akunnya tidak terjadi problem atau margil call,” katanya.
Penarikan tanpa sepengetahuan Hanny dilakukan agar terjadi margin call. Ia juga mengatakan jika dalam penarikan dikenakan fee sebesar Rp 350.000 per lotnya.
“Ternyata mereka memang projeknya mencari margin, termasuk margin call. Padahal kita satu kali transaksi udah bayar fee menggunakan jasa mereka sebagai perantara pialang itu satu lotnya saya bayar tiga ratus lima puluh ribu,” ujarnya.
- Baca Juga: Waspadai Investasi Bodong Berkedok Koperasi
- Baca Juga: 7 Tips Agar Terhindar dari Investasi Bodong
Hanny juga menceritakan jika dirinya meminta bukti ke perusahaan mengenai transaksi di bursa namun perusahaan tersebut tidak bisa memberikan bukti.
“Mereka tidak bisa buktikan karena uang itu bukan ditaruh di bursa, tapi ngendon di rekening mereka pribadi,” ucapnya. []
(Ni Nyoman Mastika Mega Puspita)
