Jakarta - Apartemen atau rumah pangsa merupakan sebuah jenis tempat tinggal yang hanya mencakup sebagian dari suatu bangunan. KBBI mengartikan apartemen sebagai tempat tinggal (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan sebagainya) yang berada pada satu lantai bangunan bertingkat yang besar dan mewah, dilengkapi dengan berbagai fasilitas (kolam renang, pusat kebugaran, toko, dan sebagainya). Suatu gedung apartemen dapat memiliki puluhan bahkan ratusan unit apartemen. Dengan ramainya orang yang tinggal di apartmen menjadikan para investor berlomba lomba untuk menginvestasikan uangnya, tetapi banyak kekurangan dari investasi apartmen ini, berikut contohnya.
1. Tidak likuid
Tidak likuid di sini berarti properti tidak mudah diuangkan atau dijual cepat ketika dibutuhkan. Tidak jarang sebuah properti membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun lamanya hingga akhirnya menemukan pembeli yang tepat. Dalam kondisi tertentu, properti bahkan bisa saja dijual di bawah harga pasar ketika pemiliknya benar-benar BU alias Butuh Uang. Semakin rendah harga yang diterima dari penjualan, maka semakin kecil keuntungan yang diperoleh.
Properti termasuk jenis investasi jangka panjang yang berhubungan erat dengan kondisi keuangan internal pemiliknya dan juga keterlibatan orang lain di masa depan. Bagi Anda yang menginginkan imbal hasil investasi (return) tinggi dalam waktu cepat, kekurangan investasi properti yang tidak likuid ini mungkin tidak akan mampu memenuhi ekspektasi Anda.
2. Bukan investasi yang murah
Investasi properti memang bisa dilakukan secara kredit alias tidak harus cash. Ilmu ini banyak diajarkan di kursus-kursus membeli properti dengan modal dengkul. Modal dengkul di sini bukan berarti benar-benar gratis, karena untuk memiliki properti secara kredit melalui jalur KPR, bank mensyaratkan pembayaran DP atau uang muka minimal antara 50% sd 70% (berlaku sejak 30 September 2013 untuk bank konvensional, bank syariah dan unit usaha syariah, sesuai aturan dalam surat edaran BI No. 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013). Selain itu, masih ada beberapa persyaratan ketat lainnya yang wajib dipenuhi, khususnya yang terkait kesanggupan Anda untuk membayar cicilan hutang ke bank.
Anda bisa saja mengarang-ngarang cerita tentang kondisi keuangan Anda, menggoreng rekening tabungan, hingga merayu petugas bank untuk meng-Goal-kan proposal KPR, tapi itu semua hanya akan membuat rencana investasi properti Anda menjadi lebih beresiko. Perlu diingat, bahwa di dunia bisnis tidak ada istilah makan siang gratis, demikian pula halnya dengan pinjaman bank. Sebagai debitur (perima pinjaman), ada bunga yang harus dibayar setiap bulannya selain pinjaman pokok. Jangan pernah memaksakan diri melakukan transaksi yang sekiranya tidak mampu Anda lunasi di kemudian hari, terlebih jika hal tersebut dilakukan untuk tujuan spekulasi.
3. Sulit untuk jual cepat
Kerugian dari investasi properti adalah kamu tidak bisa menjualnya dengan cepat. Berbeda halnya dengan saham yang bisa kamu jual dengan cepat karena nilai likuiditasnya terbilang tinggi.
Dilansir dari Investopedia, nilai likuiditas dari investasi properti memang kecil.
Dengan demikian, apabila kamu butuh dana cepat ketika dalam keadaan darurat dan ingin menjual propertimu, kemungkinan nilai jualnya tidak terlalu tinggi. []
(Anfasya Qurratul Aini)
Baca Juga
- 5 Aplikasi Investasi yang Sudah terdaftar OJK
- Ini Alasan Kaesang Mau Jadi Komisaris Perusahaan Raffi Ahmad
- Microsoft Jadi Perusahaan Paling Berharga di Dunia
- Perusahaan Jepang Jual Motor Terbang 'Hoverbike' Rp 9,7 miliar