Jakarta - PT HM Sampoerna Tbk, bakal memacu penjualan segmen sigaret kretek tangan (SKT) sebagai salah satu upaya memulihkan kinerja keuangan pada 2021. Tercatat sepanjang tahun 2020, emiten berkode saham HMSP di Bursa Efek Indonesia ini, menjual 79,5 miliar batang atau turun 19,3% dibanding penjualan 2019 sebanyak 98,5 miliar batang.
Keputusan pemerintah itu memberikan peluang bagi perseroan untuk memulihkan kinerja. Oleh karena itu, perseroan akan meningkatkan pekerja di kategori itu (sigaret kretek tangan), sekaligus memacu penjualan.
Pada 2020, HMSP juga mengalami penurunan pangsa pasar menjadi hanya 28,8% dari total penjualan rokok domestik sebesar 276,3 miliar batang. Sedangkan pangsa pasar perusahaan ini di tahun sebelumnya mencapai 32,2% dari total penjualan rokok domestik sebesar 305,7 miliar batang.
Presiden Direktur HM Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis mengungkapkan, keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan tarif cukai bagi segmen SKT pada tahun ini dapat membantu kinerja perseroan dan melindungi para pekerja.
"Keputusan pemerintah itu memberikan peluang bagi perseroan untuk memulihkan kinerja. Oleh karena itu, perseroan akan meningkatkan pekerja di kategori itu, sekaligus memacu penjualan," tuturnya pada Senin, 8 Maret 2021.
- Baca juga : Canon Hadirkan Duo Lensa RF Idaman, Tele dan Fix
- Baca juga : Samsung Galaxy S21 Series 5G, Bisa Bikin Konten Epic ala Sutradara atau Vlogger
Adapun segmen SKT menggunakan lebih banyak tembakau dan memiliki jumlah pekerja 200 kali lebih banyak daripada segmen sigaret kretek yang menggunakan mesin. Sedangkan Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menaikkan tarif cukai rokok sebesar 12,5% untuk rokok sigaret putih mesin (SPM) dan sigaret kretek mesin (SKM) yang berlaku sejak awal Februari 2021. Meski begitu, rokok jenis sigaret kretek tangan (SKT) tidak mengalami perubahan tarif cukai. []