Kediri - Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri mengumumkan satu warganya positif terinfeksi Covid-19 atau virus corona. Dengan adanya satu warga terinfeksi Covid-19, membuat Kota Kediri masuk dalam zona merah.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan saat ini Kota Kediri menjadi daerah masuk zona merah Covid-19. Ia pun mengimbau kepada warga untuk tidak panik dan tetap tenang dengan mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap berada di rumah.
Warga yang pernah kontak erat dengan pasien tersebut akan dilakukan Rapid Test dan petugas akan melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi rumah pasien.
"Ini artinya Kota Kediri masuk dalam salah satu wilayah zona merah pandemi Covid-19 di Jawa Timur. Jadi saya meminta warga Kota Kediri patuhi semua protokol dan surat edaran untuk pencegahan Covid-19, agar pandemi virus corona ini tidak meluas," ujar Abu Bakar.
Sementara itu, juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Dr Fauzan Adima mengatakan Dinas Kesehatan Kota Kediri sudah melakukan tracing atau pelacakan terhadap masyarakat yang pernah kontak langsung dengan pasien positif virus corona.
"Warga yang pernah kontak erat dengan pasien tersebut akan dilakukan Rapid Test dan petugas akan melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi rumah pasien. Masyarakat tidak perlu panik, yang terpenting tetap tinggal di rumah agar tidak terpapar virus corona," tuturnya.
Akses Keluar Masuk Madura Disterilisasi
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan memberlakukan sterilisasi terhadap akses keluar masuk Madura dengan membuat Drive Thrue penyemprotan disinfektan di Jembatan Suramadu. Nantinya, kendaraan yang akan keluar masuk akan disemprot disinfektan.
“Kita lakukan peningkatkan dan memaksimalkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona di Jawa Timur. Kita akan pasang Drive Thrue disinfektan untuk jalur akan masuk dan keluar di wilayah Madura,” ujar Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat jumpa pers di Gedung Grahadi, Surabaya, Sabtu, 28 Maret 2020.
Selain di gerbang masuk Jembatan Suramadu, Drive Thrue juga dipasang di sejumlah titik seperti pelabuhan. Khofifah menegaskan langkah ini harus segera dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan secara berlapis di masyarakat. Pemprov sudah berkoordinasi Kapolda Jatim Pangdam V/Brawijaya, Ketua DPRD Jatim dan Panglima Koarmada II
"Mari sama-sama kita ingin membangun sinergitas dari hulu hingga hilir dan lini terbawah. Posisi ini harus kita pertahankan terus dan berseiring sebagai ikhtiar bersama untuk pencegahan agar lebih efektif lagi,” tuturnya.
Sementara perkembangan penyebaran Covid-19 di Jatim per Sabtu, 28 Maret 2020, jumlah pasien yang positif bertambah 11 orang. Dengan begitu, totalnya menjadi 77 orang. Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dari 267 menjadi 307 dan Orang Dalam Pantau (ODP) dari 3055 menjadi 4.568.
Khofifah membeberkan, 11 orang dinyatakan positif Covid-19 tujuh orang di rawat di RSU di Surabaya, Magetan satu orang, satu Sidoarjo, satu Gresik dan satu Kota Kediri.
“Satu lagi wilayah masuk zona merah yakni Kota Kediri karena sudah ada pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19,” tuturnya.
Khofifah menyebut dari hasil tracing bahwa masyarakat Jatim membutuhkan kewaspadaan berlapis. Seluruh warga masyarakat untuk meningkatkan fisical distancing, pola hidup bersih sehat (PHBS) dan perlindungan sehat mandiri.
"Maka kita ingatkan agar selalu Physical Distancing dan Social Distancing. Warga Jatim diharapkan patuhi semua," ujarnya.
Ia mengaku upaya untuk kewaspadaan berlapis sudah dikoordinasikan dengan DPRD, Kapolda Jatim, Pangdam V/Brawijaya dan Panglima Koarmada II.
“Dalam posisi ini kita harus sama-sama berjuang melakukan pencegahan dengan tidak keluar rumah kecuali untuk hal mendesak,” tuturnya.
Mantan Menteri Sosial itu mengungkapkan ada tambahan dua lagi rumah sakit rujukan sehingga menjadi 75 RS. Sementara tersedia menjadi 2238 tempat tidur. []