Yenny Wahid, Militansi Pecinta Gus Dur di Solo Membuat Terharu

Ini ungkapan selengkapnya Yenny Wahid melihat persembahan kirab kebangsaan untuk memperingati haul ke-9 Gus Dur ayahnya.
Ketua Panitia Harlah Ke-73 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Yenny Wahid (kiri) didampingi Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa (kanan) memberikan paparan menjelang digelarnya Harlah 73 Tahun Muslimat NU, doa bersama untuk keselamatan bangsa dan maulidurrasul di Jakarta, Jumat (25/1/2019). Acara yang akan diselenggarakan pada 27 Januari mendatang di Gelora Bung Karno itu mengangkat tema Khidmah Muslimat NU, Jaga Aswaja, Teguhkan Bangsa. (Foto: Antara/Rivan Awal Lingga)

Solo, (Tagar 23/2/2019) - Putri sulung mantan Presiden RI Kiai Haji Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, merasa terharu dan memberikan apresiasi setelah melihat antusias masyarakat dalam Kirab Kebangsaan, serangkaian acara Haul ke-9 Gus Dur, di Kota Solo, Jawa Tengah.

"Saya terharu dan apresiasi Kirab Kebangsaan dalam serangkaian Haul ke-9 Gus Dur yang dikerjakan oleh teman-teman serta mendapat dukungan oleh Wali Kota Surakarta ini," kata Yenny Wahid saat menghadiri Kirab Kebangsaan di Solo, Sabtu (23/2) dilansir kantor berita Antara.

Yenny menyampaikan apresiasi teman-teman aktivis perdamaian, toleransi, dan seluruh warga Surakarta yang pada kegiatan kirab ini ikut berpartisipasi dalam rangkaian Haul ke-9 Gus Dur.

Ia tidak menyangka acara Haul Gus Gur digelar semeriah ini. Banyak daerah lain juga menyelenggarakan Haul Gus Dur. Namun, menurut Yenny, Haul di Solo berbeda sekali ada kirab budaya, dialog kebangsaan, bedah buku, dan juga ada pengajian.

"Semua menyimpulkan dimensi dari Gus Dur memang multidimensional," kata Yenny Wahid.

Oleh karena itu, pihak keluarga Gus Dur berterima kasih kepada seluruh masyarakat Kota Surakarta dan Solo Raya atas penyelenggaraan Haul ke-9 Gus Dur.

Semua hal sekarang ini, kata Yenny, dikaitkan dengan politik. Namun, dia melihat yang dibangun dari acara Haul Gus Dur ini, temanya persoalan kebinekaan, penghargaan terhadap kebinekaan, perbebadaan di tengah masyarakat.

Akan tetapi, lanjut dia, segala berbeda itu tidak boleh menyurutkan niat masyarakat untuk bersatu sebagai bangsa dan negara.

"Jadi, saya melihat hal ini sebuah tema yang relevan, mengingat di banyak negara justru masyarakatnya terkotak-kotak, terpecah belah," katanya.

Ketika masih ada upaya yang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia untuk tetap menciptakan yang rukun dan guyup buat masyarakat ini, menurut dia, hal yang luar biasa dan harus dihargai dan apresiasi.

"Jika kebetulan menggunakan momen Haul Gus Dur, bagi kami justru hal ini sangat relevan dengan apa yang diperjuangakan Gus Dur selama ini," katanya. []

Baca juga

Berita terkait