Jakarta - Presiden pertama Timor Leste, Xanana Gusmao, mengenang pesan Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie bagi pembangunan Timor Leste setelah berpisah dari Indonesia pada 1999.
“Saya terharu sekali dengan pemikiran kakak saya. Beliau bilang, ‘Xanana, menurut saya kalian harus memperhatikan pendidikan dan di zaman sekarang ini lebih memfokuskan pada teknologi dan sains,’” kata Xanana menirukan ucapan Habibie usai melayat ke kediamannya di Patra Kuningan, Jakarta, Sabtu malam, 14 September 2019, seperti diberitakan Antara.
Tahun ‘99 saya 'warga negara' Cipinang... Waktu beliau (Habibie) bilang kasih kepada rakyat Timor Leste hak untuk memilih.
Xanana menyebut bahwa ada simbol sains dan teknologi yang dicetak di salah satu bagian Jembatan Habibie di Kota Dili.
“Pada Jembatan Habibie di Dili, di situ ada satu simbol teknologi untuk memberitahu bahwa Habibie adalah seorang yang demokratis dan Bapak Teknologi,” katanya.
Tokoh kemerdekaan Timor Leste itu menceritakan pengalaman dan komunikasinya saat Habibie menjabat sebagai Presiden RI jelang referendum Timor Leste.
Saat itu, Xanana masih menjadi tahanan politik di era Presiden Soeharto, yang dipenjara di Cipinang sejak 1992, hingga akhirnya dibebaskan pada 1999 di masa Presiden BJ Habibie.
“Tahun ‘99 saya 'warga negara' Cipinang... Waktu beliau (Habibie) bilang kasih kepada rakyat Timor Leste hak untuk memilih. Mau pecah itu, saya mau pecah. Saya teriak, itu 'security-security' di penjara lihat, ‘Ada apa? Ada apa?’ Saya sakit di sini," ujar Xanana sambil menunjuk dadanya.
Kegembiraan membuat dada Xanana terasa sesak, sebab perjuangannya sejak tahun '80-an meminta referendum bagi rakyat Timor Leste untuk menentukan nasib sendiri akhirnya tercapai. []