WN Asing di Myanmar Sesalkan Kudeta Militer Terhadap Suu Kyi

WN asing di Myanmar menyesalkan kudeta yang dilakukan militer dan penahanan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi
Warga Myanmar memegang foto pemimpin Aung San Suu Kyi setelah militer merebut kekuasaan dalam kudeta di Myanmar,2 Februari 2021. (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Jorge Silva)

Jakarta – “Senin itu adalah hari ulang tahun saya, dan pasangan saya membangunkan saya dan katanya, Suu Kyi telah ditahan, militer mengambil alih, dan hal pertama yang terjadi pada diri saya adalah saya menangis,” kata Shona Cannon, seorang warga negara Inggris yang mengajar di Yangon selama hampir dua tahun. WN asing di Myanmar menyesalkan kudeta militer dan penahanan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi

Senin, 1 Februari 2021 pagi, Suu Kyi dan anggota-anggota kabinetnya, pemimpin mahasiswa, bhiku, blogger, penulis, dan pembangkang ditangkap oleh pemimpin militer negara itu menyusul tuduhan kecurangan dalam pemilihan November 2020 lalu. Pemilihan itu dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi, NLD, dan hasilnya tidak diterima oleh pihak militer.

penasehat suu kyiPenasihat ekonomi Aung San Suu Kyi berkewarganegaraan Australia, Sean Turnell (kiri), mengatakan dia ditahan oleh junta militer Myanmar (Foto: voaindonesia.com/Facebook)

Tuduhan militer tentang kecurangan pemilu tanpa bukti, bahkan belakangan junta militer justru menjerat Suu Kyi dengan UU Ekspor-Impor karena polisi menemukan enam walkie-talkie tak terdaftar di rumahnya. Penggeledahan dilakukan setelah Suu Kyi ditangkap.

Sejumlah ekspatriat dan penduduk setempat yang tinggal di Yangon telah berbicara kepada VOA tentang reaksi mereka terhadap kudeta itu. Beberapa menggunakan nama samaran karena takut akan ada penindakan oleh militer.

“Apa yang terjadi masih belum bisa saya terima, saya merasa saya kenal banyak orang disini, saya punya banyak sahabat orang Birma, dan hati saya hancur mengingat mereka,” kata Cannon.

Menurut Cannon, semua teman-temannya mendukung NLD, dan dia menyaksikan orang-orang berkampanye tanpa mengenal letih guna memastikan partai mereka menang pada November.

suu kiy2Aung San Suu Kyi menghadiri KTT ASEAN-Jepang ke-22 di Bangkok, di sela-sela KTT ASEAN ke-35, November 2019 (Foto: voaindonesia.com - AFP/Lillian Suwanrumpha)

“Banyak dari mahasiswa saya ikut ambil bagian dalam gerakan pembangkangan sipil,” katanya, mengacu kepada kampanye pro demokrasi yang melibatkan demonstrasi melibatkan kepatuhan penjagaan jarak sosial, pemogokan, dan boikot sebagai tanggapan atas kudeta itu.

“Saya punya murid yang menjadi dokter, juru rawat, dan insinyur,” katanya. “Kami mendengar pemukulan panci-panci pada malam hari; semua orang merasa terpukul, dan hancur hatinya.” (jm/pp)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Warga Myanmar Gelar Demonstrasi Protes Kudeta Lebih Berani
Tanpa mengindahkan kemungkinan penangkapan dan pembalasan dari penguasa militer baru Myanmar, pengunjuk rasa antikudeta kian berani
Akses Internet dan Media Sosial Ditutup Militer Myanmar
Junta militer yang mengkudeta pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi di Myanmar menutup akses internet dan media sosial
ASEAN Bungkam Dibelenggu Prinsip Dasar Sikapi Kudeta Myanmar
ASEAN tidak bisa berbuat banyak menyikapi kudeta di Myanmar yang dilakukan militer pada tanggal 1 Februari 2021 karena terbelenggu prinsip dasar
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.