Waspada, Volume Kubah Lava Merapi 468.000 Meter Kubik

Warga lereng Gunung Merapi diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadi banjir lahar dingin. Ini penyebabnya.
Saat ini volume kubah lava di puncak gunung yang berada di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah ini mencapai 468.000 meter kubik. Warga diminta waspada potensi terjadi banjir lahar dingin saat puncak gunung diguyur hujan lebat. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Warga lereng Gunung Merapi diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadi banjir lahar dingin. Potensi tersebut tetap ada jika puncak gunung bertinggi 2.968 meter dari permukaan air laut (mdpl) diguyur hujan.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat saat ini volume kubah lava di gunung itu sebesar 468.000 meter kubik. Pertumbuhan kubah lava relatif lambat.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Novi Handono mengatakan, kewaspadaan terutama bagi warga khususnya yang berada di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Menurut dia, beberapa hari ke depan memasuki musim hujan. Bahkan pada 26 September 2019 lalu di Pos Pengamatan Gunung Merapi terpantau turun hujan dengan intensitas tertinggi 17 milimeter per jam selama 20 menit.

"Namun tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," katanya dalam keterangan tertulis pada Senin 30 September 2019.

Saat hujan mengguyur puncak Gunung Merapi, kubah lava berpotensi turun menjadi lahar. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di puncak Merapi.

Berdasarkan analisis foto udara dengan drone pada 19 September 2019 sebesar 468.000 meter kubik. Sejak Januari 2019 volume kubah lava terhitung relatif.

"Hal ini disebabkan sebagian besar ekstrusi magma langsung meluncur ke hulu Kali Gendol sebagai guguran lava maupun awan panas," ujar dia.

Dia mencatat dalam satu minggu lalu terjadi tiga kali kejadian guguran awan panas.  Jarak luncur maksimum 1.500 meter dan mengarah ke hulu Kali Gendol.

BPPTKG Yogyakarta juga meminta masyarakat sekitar Gunung Merapi meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan abu. Guguran lava dan awan panas berpotensi menimbulkan hujan abu. "Masyarakat di sekitar diimbau mangantisipasi gangguan akibat abu vulkanik," katanya.

Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan, berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental,  disimpulkan kubah lava saat ini dalam kondisi stabil dengan laju pertumbuhan yang masih relatif rendah.

Menurut dia, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam tingkat aktivitas pada level II atau Waspada. "Jika terjadi penambahan aktivitas yang signifikan maka statusnya akan segera ditinjau kembali," ujarnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Gunung Merapi Muntahkan Lava 28 Kali
Gunung Merapi di Yogyakarta kembali memuntahkan lava dengan guguran yang jauh sampai ke muara Sungai Gendol
Bamsoet Minta Warga Sekitar Gunung Merapi Waspada
Ketua DPR Bamsoet meminta agar seluruh warga di sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah waspada.
Kebakaran Hutan Gunung Merapi Belum Padam
Kobaran api tidak bisa dikendalikan dalam waktu singkat karena terkendala medan yang sulit dijangkau dan keterbatasan sinyal komunikasi.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.