Warga Yogyakarta Minta Polisi Tegas Berantas Klitih

Aksi klitih kembali marak di Yogyakarta. Kejadian beruntun dalam dua hari, yakni di Sleman dan Bantul. Warga minta polisi tegas memberantasnya.
Dalam FGD belum lama ini hasilnya FKOR Yogyakarta mendirikan posko aduan korban klitih sebagai bentuk dukungan kepada kepolisian memerangi penganiayaan di jalanan (Foto Tagar/Evi Nur Afiah).

Bantul - Dalam dua hari terakhir terjadi aksi klitih secara beruntun, yakni di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman. Pelaku klitih ini melukai korbannya dengan senjata tajam. Di Sleman, korban mengalami luka bacok pada bagian punggung. Sedangkan di Bantul, korban mengalami luka pada bagian lengan tangan sebelah kanan.

Aksi klitih yang kembali marak di Yogyakarta ini membuat para pegawai kantoran yang pulang pada malam hari merasa khawatir dan tidak nyaman. Pasalnya aksi biadab ini sangat merugikan korban karena nyawa bisa menjadi taruhannya.

Kekhawatiran itu dirasakan pegawai kantoran Yudha Prasetya mengaku resah dengan klitih. "Sangat tidak nyaman dan resah, saya kalau pulang kerja selalu malam hari di atas jam 11 dan klitih biasanya beraksi di jam-jam itu," ucap Yudha yang merupakan pegawai perusahaan swasta, Minggu 27 September 2020.

Baca Juga:

Menurutnya Kepolisian harus lebih tegas lagi dalam menangani remaja-remaja yang menjadi pelaku klitih. Ia juga mempertanyakan bagaimana bisa klitih masih tetap ada dan meresahkan. 

"Polisi harus bisa lebih tegas lagi dalam memberantas klitih, untuk pegawai-pegawai seperti saya itu sangat khawatir, sudah pulang malam dan belum lagi di jalan selalu melirik kaca spion untuk tetap waspada," ujarnya.

Sangat tidak nyaman dan resah, saya kalau pulang kerja selalu malam hari di atas jam 11 dan klitih biasanya beraksi di jam-jam itu.

Yudha berharap masalah klitih bisa diberantas dan kembali membuat hatinya tenang ketika pulang untuk bertemu keluarga di rumah. "Mereka ini kan selalu beraksi lebih dari satu orang dan membawa sanjata tajam, satu orang melawan dua orang yang membawa sajam ya kemungkinan besar tetap kalah," ujarnya.

Senada dengan Yudha, Abida Nurunafi salah satu pegawai kantoran juga merasa resah dan geram dengan aksi klitih. Menurutnya aksi ini mencederai kenyamanan kota Yogyakarta. "Resah, sangat resah. Ini mencederai kenyamanan Kota Jogja dan sekitarnya dan jika kenyamanan sudah cedera maka akan banyak para turis lokal maupun luar akan enggan berlibur di sini," ucapnya.

"Saya itu mikirnya kok mereka tega gitu sama orang yang tidak dikenal, entah apa motifnya. Semoga polisi bisa lebih tegas lagi," tambah perempuan umur 23 tahun itu.

Baca Juga:

Seperti diberitakan Tagar, aksi klitih terjadi di Bantul, pada Sabtu malam 26 September 2020. Dua dari empat terduga klitih berhasil ditangkap setelah melukai Tegar Febriansyah dan Famujianto. Kedua korban merupakan warga Dlingo, Bantul.

Sehari sebelumnya, aksi klitih terjadi Sleman. Seorang korban bernama Galih mengalami luka bacok pada punggungnya. Korban kini masih menjalani perawatan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Informasi yang dihimpun terduga klitih merupakan rombongan pengendara sepeda motor yang berjumlah kurang lebih 20 motor. []

Berita terkait
Sosiolog: Tangkap Sumber di Balik Pelaku Klitih
Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Soeprapto berharap pihak berwenang menangkap pihak lain yang menunggangi para pelaku klitih.
Fenomena Klitih di Yogyakarta Belum Mengkhawatirkan
Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Soeprapto menilai fenomena klitih yang marak terjadi di Yogyakarta belum mengkhawatirkan.
Fenomena Klitih, Sosiolog: Pelaku Punya Aturan Main
Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Soeprapto mengatakan bahwa para pelaku klitih memiliki aturan main ketika beraksi.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.