Fenomena Klitih di Yogyakarta Belum Mengkhawatirkan

Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Soeprapto menilai fenomena klitih yang marak terjadi di Yogyakarta belum mengkhawatirkan.
Ilustrasi Kriminal Jalanan (Foto: harianhaluan.com)

Jakarta - Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Soeprapto mengatakan, fenomena klitih yang marak terjadi di Yogyakarta belum mengkhawatirkan seperti apa yang dicemaskan banyak orang.

"Sebetulnya kita melihatnya fenomena klitih yang asli itu belum lah kalau dikatakan mengkhawatirkan, karena sekali lagi kita bisa menyusutkan mereka itu tidak akan melukai seluruh ataupun acak kalaupun ada acak itu bukan mereka," kata Soeprapto saat diwawancara Tagar TV, Kamis, 17 September 2020.

Tahun pastinya saya tidak begitu tahu, tetapi mulai berkembang itu sekitar tahun 2007, 2008, itu makin marak sekitar tahun 2008, 2009.

Selain itu, para pelaku klitih, kata Soeprapto, biasanya mereka beraktivitas di atas jam 12 malam. Menurut dia, para orang tua dan masyarakat memberikan penanaman kepada para anggota keluarga untuk tidak keluar malam kalau tidak terpaksa sekali.

"Saya kira itu belum terlalu membahayakan lah bagi Yogyakarta," ucapnya.

Sebelumnya, fenomena klitih sedang marak terjadi di Yogyakarta belakangan ini. Menurut Soeprapto, klitih di Yogyakarta sudah ada dan berkembang sekitar tahun 2007 atau 2008.

"Tahun pastinya saya tidak begitu tahu, tetapi mulai berkembang itu sekitar tahun 2007, 2008, itu makin marak sekitar tahun 2008, 2009. Karena pada waktu itu anak saya juga ada di SMA, saya tergabung dalam persatuan orang tua peduli pendidikan (Sapu Lidi), kita ikut menangani kasus itu, artinya pada tahun 2009 itu sudah ada, ketika hitung mundur saya melihat kira-kira dua tahun sebelumnya itu 2007 lah itu mulai berkembang istilah klitih ini," ujar Soeprapto.

Terkait istilah klitih, kata Soeprapto, arti sebenarnya merupakan kegiatan mengisi waktu luang dan bersifat positif, seperti menjahit, membersihkan rumah, membaca, dan lainnya. 

"Ketika seseorang menganggur kemudian dia melakukan hal-hal positif, intinya mengisi waktu luang baik itu di rumah, di luar rumah, atau bahkan di jalanan," tuturnya.

Namun, ketika istilah klitih digunakan atau diadopsi oleh remaja, menurutnya, mereka mengubah makna dari klitih itu sebagai kegiatan mencari musuh. Sehingga, orang yang tidak tahu pengertian klitih sebenarnya, mendengar klitih terkesan mengerikan.[]

Berita terkait
Awal Mula Istilah Klitih di Yogyakarta Mulai Berkembang
Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Soeprapto memperkirakan istilah klitih mulai berkembang di Yogyakarta tahun 2007 atau 2008.
Fenomena Klitih, Sosiolog: Pelaku Punya Aturan Main
Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Soeprapto mengatakan bahwa para pelaku klitih memiliki aturan main ketika beraksi.
Klitih di Mata Kapolresta Yogyakarta yang Baru
Kapolres Kota Yogyakarta Kombes Pol Purwadi Wahyu Anggoro bertekad semaksimal mungkin menjaga keamanan, termasuk menekan kasus klitih.