Warga Tutup Akses Pembangunan Tol Demak-Semarang

Warga Desa Sidogemah memblokir akses masuk untuk alat berat karena belum tuntasnya pembayaran ganti rugi lahan proyek tol Demak-Semarang.
Warga Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak memasang plang tuntutan ganti rugi Tol Semarang-Demak. (Foto: Tagar/Sigit AF)

Semarang - Ratusan warga Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak memasang plang tuntutan dibayarkannya uang ganti rugi pembebasan lahan Tol Demak-Semarang yang belum tuntas.

Dalam aksi tersebut, warga tak hanya memasang plang, namun juga menutup akses masuk alat berat menuju kampung mereka untuk menghentikan proses pengerjaan proyek tol hingga pembebasan selesai dilakukan.

"Kami menolak kedatangan alat berat yang akan masuk ke dalam kampung untuk pengerjaan proyek Tol Semarang-Demak. Kami akan adang hingga syarat-syarat pembebasan lahan terpenuhi," jelas salah satu warga Sayung, Jayus, Rabu 22 Januari 2020.

Sementara Kepala Desa Sidogemah Khanafi menyebut, pihak kontraktor belum melakukan koordinasi ke pemerintah desa dan warga. Menurutnya, lahan warganya yang sudah dibebaskan sebanyak 135 dari keseluruhan 514 bidang.

Kami menolak kedatangan alat berat yang akan masuk ke dalam kampung untuk pengerjaan proyek Tol Semarang-Demak.

"Koordinasi pihak desa dengan penyedia lahan sudah baik, namun pihak kontraktor belum. Mengingat baru dimulainya pengerjaan proyek," jelasnya.

Sementara menanggapi pembagian besaran ganti untung lahan, ia tak tahu pasti besaran nominal yang didapat warganya, lantaran pihak penyedia lahan langsung berkoordinasi dengan warga setempat.

"Hal tersebut mengenai kerahasiaan nominal harga yang ditentukan, termasuk bangunan. Jadi beragam," imbuhnya.

Untuk diketahui, Tol Semarang-Demak akan dibangun sepanjang 27 km oleh konsorsium PT PP, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Misi Mulia Metrical. Konsorsium ini membentuk perusahaan dengan nama PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak.

Tol Semarang Demak akan menelan investasi sebesar Rp 15,3 triliun. Tol ini akan menjadi solusi untuk mengatasi banjir rob yang kerap terjadi di Kota Lama Semarang yang menggenangi jalan nasional sehingga menimbulkan kemacetan dan mengganggu perekonomian di sekitar wilayah Genuk, Kaligawe dan kawasan industri di sekitamya.

Secara teknis, tol Semarang-Demak memiliki empat simpang susun, yakni Kaligawe, Terboyo, Sayung, dan Demak. Pembangunan tol akan berlangsung selama dua tahun. Kebutuhan lahan untuk pembangunan jalan tol ini mencapai 1.887.000 meter persegi dan dibagi dua seksi, yakni seksi I Kota Semarang dan seksi ll Kabupaten Demak. []

Berita terkait
Walhi Khawatirkan Tol Semarang-Demak Perparah Banjir
Walhi menilai pembangunan tol Semarang-Demak bakal memperparah rob dan banjir di utara Jawa Tengah.
Di UIN Walisongo Semarang, Lulus Tak Harus Skripsi
UIN Walisongo Semarang buat terobosan akademik, bahwa tugas akhir bisa dilalui tanpa harus skripsi.
Bayi Laki-laki Dibuang di Kardus di Mijen Semarang
Sesosok bayi laki-laki hidup ditemukan warga di jembatan di Mijen, Kota Semarang. Bayi diduga sengaja dibuang orangtuanya.