Warga Positif Covid-19 di Surabaya Naik 2 Kali Lipat

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyayangkan masih ada warga mengacuhkan imbauan untuk social dan phycal distancing cegah Covid-19.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Wagub Jatim Emil Elistianto Dardak saat jumpa pers update Covid-19 di Gedung Grahadi Surabaya. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyayangkan masyarakat masih rendah dalam menerapkan social dan physical distancing. Padahal langkah ini efektif untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19 di masyarakat.

Khofifah mencontohkan Surabaya adalah salah satu daerah di Jawa Timur angka pasien positifnya tertinggi. Dalam sehari tambahan pasien positif hampir dua kali lipat. 

Tadi malam (Sabtu 11 April 2020) saya lihat di depan Gedung Negara Grahadi masih banyak saudara atau anak-anak kita trek-trekan. Banyak pakai motor bareng dengan suara mesin knalpot kencang.

Di mana sehari sebelumnya hanya 97 pasien positif, kini bertambah 83 sehingga totalnya 180 orang. Lonjakan pasien positif ini harusnya dijadikan pembelajaran agar mentaati anjuran pemerintah.

"Tadi malam (Sabtu 11 April 2020) saya lihat di depan Gedung Negara Grahadi masih banyak saudara atau anak-anak kita trek-trekan. Banyak pakai motor bareng dengan suara mesin knalpot kencang. Kira-kira dengan 45 menit lagi ada lagi sampai 23.30," ujar Khofifah, saat jumpa pers di Gedung Grahadi, Minggu, 12 April 2020 malam.

Mantan Menteri Sosial itu berharap ke depan informasi tentang bahaya Covid-19 terus ditingkatan. Sosialisasi ini penting untuk menjaga masyarakat tetap berada di rumah dan tidak keluar kecuali ada urusan penting.

"Maka evaluasi secara detail dari pelaksanaan phsycal distancing dan hanya keluar rumah untuk sesuatu strategi ini kami akan lakukan kordinasi ulang. Insya Allah malam ini pak Kapolda dan Pangdam akan mendetailkan kembali," ungkapnya.

Sementara data perkembangan Covid-19 di Jatim, hingga Minggu 12 April 2020, pukul 16.00 Wib, pasien positif Covid-19 bertambah 119 pasien. Pasien itu dari Surabaya sebanyak 83 orang, Sidoarjo dan Lamongan masing-masing tambah 10 orang, empat di Gresik, tiga orang masing-masing di Situbondo dan Tulungagung.

Kemudian dua di Kabupaten Kediri, dan satu orang masing-masing di Kabupaten Jombang, Bangkalan, Pamekasan, dan Kota Probolinggo.

"Sidoarjo sebelumnya hanya 21 orang bertambah 10 menjadi 31 orang. Lamongan dari 13 bertambah 10 menjadi 23 orang, dan Gresik 10 orang kemarin bertambah empat dengan total 14 orang," kata Khofifah.

Sedangkan pasien yang sembuh bertambah empat orang, yakni dua orang dari Surabaya dan satu orang masing-masing dari Sidoarjo dan Kabupaten Kediri. Total pasien sembuh Covid-19 di Jatim saat ini sebanyak 69 orang.

Mereka yang sembuh berasal dari Malang sebanyak 8 orang, satu orang dari Kota Batu, 35 orang dari Surabaya, empat orang dari Sidoarjo, satu orang dari Gresik, satu dari Kabupaten Blitar, satu dari Kota Blitar, delapan orang dari Magetan, dua orang dari Kabupaten Kediri, satu dari Jember, satu dari Kota Kediri, empat dari Situbondo, satu Kabupaten Madiun dan satu orang dari Banyuwangi.

Sedangkan untuk jumlah pasien positif yang meninggal juga bertambah tiga orang, sehingga total 29 orang. Tiga pasien itu dari Kabupaten Kediri dua orang, dan Lumajang satu orang. 

Untuk data meninggal tercatat satu orang di Kabupaten Malang, 11 orang di Surabaya, empat di Sidoarjo, satu orang di Gresik, empat di Kabupaten Kediri, satu orang di Magetan, satu orang Pamekasan, satu orang Bojonegoro, dua orang Lumajang, satu orang Kota Pasuruan, satu orang dari Banyuwangi dan satu orang dari Tuban.

Selanjutnya Pasien Dalam Pengawasan (PDP) juga bertambah menjadi 1.383 orang, dan tersisa 841 pasien yang masih dalam pengawasan. Sedangkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 14.092, serta yang masih dipantau sebanyak 8.147 orang. Tak hanya itu ada 431 orang tanpa gejala (OTG) dan 4080 orang dengan risiko (ODR).

Bupati BanyuwangiBupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat meninjau posko Covid-19. (Foto: Tagar/Hermawan)

Banyuwangi Belum Usulkan PSBB

Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Banyuwangi belum berencana mengusulan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di daerahya. Meski hingga tanggal 13 April 2020 ini jumlah pasien positif terinfeksi Covid-19 bertambah.

Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Banyuwangi, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 556 orang. Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) dari 7 orang bertambah menjadi 9 orang. Untuk pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 3 orang.

Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan covid-19 Banyuwangi Yuli Eko Purwanto mengatakan, hingga kini Banyuwangi belum berencana mengajukan PSBB ke Pemerintah pusat.

Tim gugus tugas, kata dia, tetap akan melakukan pendekatan secara persuasif dari pintu ke pintu kepada masyarakat, agar bisa melaksanakan dan patuh terhadap himbauan pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19.

“Kalau di Banyuwangi kita memastikan belum terkait dengan PSBB. Tetapi kita berusaha dan perlu adanya kerja sama dengan masyarakat dan petugas khususnya rakyat sendiri tolong juga apa yang menjadi imbauan petugas tolong dilaksanakan. Kalau tanpa adanya kerja samanya rakyat dan masyarakat kita sendiri tidak akan berjalan efektif,” kata Yuli Eko Purwanto.

Dengan pendekatan dari pintu ke pintu tersebut, masyarakat diminta untuk memantuhi imbauan dari pemerintah. Sehingga pemberlakukan PSBB tidak sampai dilakukan di Banyuwangi.

“Saya sangat berharap sekali rakyat bisa mematuhi himbauan yang diberikan pemerintah. Sehingga penyebaran covid-19 di Banyuwangi menurun. Tapi jika masyarakat justru pengabaikan sehingga penyebaranya semakin meningkat, tidak menutup kemungkinan kita ambil langkah itu (PSBB),” ujar Yuli Eko Purwanto

Yuli menambahkan penyebaran Covid-19 bisa diredam atau tidak, tergantung dengan masyarakat. Karena meski tim gugus tugas Covid-19 terus melakukan sosialisasi, namun perilaku masyarakat bersebrangan maka tidak ada artinya.

“Masyarakat atau rakyat kuncinya, kita aparat dan pemerintah berusaha melindungi masyarakat dengan memberikan himbauan- himbauan social distancing,”pungkas Yuli Eko Purwanto

Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, untuk menekan penyeberan pandemi Covid-19, pemerintah Banyuwangi terus mengintensifkan pos pemantauan kesehatan bagi para pendatang.

“Diantaranya di wilayah utara Banyuwangi Perbatasan Kabupaten Banyuwangi-Situbondo dan wilayah Selatan Banyuwangi, Perbatasan Banyuwangi-Jember," kata Anas.

Menurut Anas, di Kecamatan Wongsorejo dan Kalibaru merupakan pintu masuk ke Banyuwangi melalui jalur darat. Sehingga setiap warga melintas akan diperiksa suhu tubuh dan disemprot disinfektan kendaraanya.

“Kita akan Periksa kesehatan dan suhu tubuh warga yang melintas di perbatasan tersebut. Selain itu bagi para pendatang kita langsung arahkan untuk isolasi mandiri di tempat yang di sedikan oleh pemerintah Banyuwangi,” tambah Anas.

Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifudin mengatakan, kepolisian siap melakukan segala upaya untuk pencegahan penyebaran Covid-19. pihaknya juga akan memantau tempat mengundang keramaian di Banyuwangi.

“Kita polisi siap melakukan upaya pencegahan penyebaran covid-19 di wilayah Banyuwangi. Selain mengerahkan seluruh Babinsa di seluruh desa kita juga menerjukan seluruh satuan kepolisian untuk memantau wilayah Banyuwangi terutama mencegah adanya kerumuman dan keramaian di Banyuwangi,” kata Arman Asmara Syarifudin. []

Berita terkait
Atasi Corona, Khofifah: Jatim Butuh Dana Rp 2,384 T
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengkalkulasi total kebutuhan dana untuk menangani dampak sosial dan ekonomi imbas pandemi corona di Jatim.
Tingkat Kesembuhan Pasien Corona Tertinggi di Jatim
Tingkat kesembuhan pasien terjangkit virus Covid-19 di Jatim tertinggi di Indonesia
Hanya 117 Debitur di Jatim Dapat Relaksasi Kredit
OJK mencatat ada 117 debitur yang disetujui mendapatkan keringanan membayar kredit dengan total anggaran mencapai Rp 34,7 M.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.