Semarang - Warga sekitar Stadion Citarum Semarang home base atau markas tim PSIS Semarang. Pun demikian ketika Citarum digunakan PSIS menjamu tim lawan di Liga 1 2020.
Warga di Kelurahan Bugangan, Kecamatan Semarang Timur, lokasi Stadion Citarum berada, menyatakan laga kandang bakal berdampak positif bagi perekonomian mereka.
Seperti yang diungkapkan warga sekitar bernama Wito, 46 tahun. Ia tidak keberatan, bahkan mendukung jika Citarum dijadikan home base tim Mahesa Jenar. Terlebih dari segi lapangan, Stadion Citarum telah diperbaiki dan memakai rumput sintetis sesuai standar FIFA.
Karena tempat usaha warga sekitar, seperti tempat warung makan dan PKL akan bertambah ramai.
Karenanya ia tidak menyoal jika pertandingan Liga 1 jadi digelar pada Oktober mendatang. "Karena tempat usaha warga sekitar, seperti tempat warung makan dan PKL akan bertambah ramai," kata dia, Selasa, 28 Juli 2020.
Kondisi terkini lingkungan sekitar Citarum juga disebutnya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Beberapa tahun lalu, di depan stadion sering terjadi rob dan banjir.
"Sebab, tanahnya lebih rendah dari jalan raya, jika musim rob dan hujan pasti becek dan terendam banjir. Sekarang sudah tidak banjir karena jalan depan stadion sudah diuruk, ditinggikan," tuturnya.
Hanya saja, Wito meminta perhatian pihak terkait di area parkir kendaraan yang masih terbilang terbatas untuk ukuran pertandingan sepak bola Liga 1
"Tapi ada kekurangannya, yakni dari segi tempat parkir stadion ini tidak ideal. Dikhawatirkan jika ada fans fanatik dari tim Pulau Jawa, khususnya yang bertanding melawan PSIS Semarang, ingin tetap datang, pasti parkir kendaraan meluber," ujarnya.
Baca juga:
- Semarang Siap Gelar Konser Musik Drive In di PRPP
- Penantian 5 Tahun Pedagang Pasar Johar Semarang
- Sapi Pemakan Sampah di TPA Semarang Tak Layak Kurban
Hal senada disampaikan Ketua RT 9 RW 3, Kelurahan Bugangan, Djoko. Ia menuturkan tidak ada persoalan berarti bagi warga jika pada Oktober 2020, PSIS memakai Citarum lokasi pertandingan kandang. Sebab, sebelum dirinya tinggal di wilayah ini, sudah ada lapangan bola yang kini jadi Stadion Citarum tersebut.
"Setuju saja Mas, lha wong kami masuk pertama kali ke sini, stadionnya sudah ada duluan. Dengan catatan, pertandingan tersebut memang sudah diizinkan dari pusat dan pemerintah kota serta pihak keamanan dalam hal ini kepolisian," kata dia.
Djoko lantas memberi masukan masalah keamanan yang perlu mendapat perhatian mengingat Stadion Citarum berada di lingkungan permukiman yang padat penduduk.
"Saya punya pengalaman, kalau ada pertandingan yang main tim Surabaya, suporternya pasti banyak dan semua masuk ke kampung sekitar. Ada yang menumpang mandi di rumah warga, atau minta apalah. Mungkin, sikap aneh itu yang tidak sesuai bagi kami warga di sini," tuturnya. PEN []