Wali Kota Malang Kecewa Warga Covidiot Saat di Pasar

Wali Kota Malang Sutiaji akan menindak tegas bagi pedagang maupun warga yang tak mengindahkan anjuran Physical Distancing saat di pasar.
Wali Kota Malang Sutiaji usai menggelar rakor di Balai Kota Malang. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Malang - Wali Kota Malang, Sutiaji kecewa warganya masih covidiot (keras kepala) terhadap anjuran pemerintah dengan tidak mematuhi physical distancing (jarak fisik) guna antisipasi penyebaran Covid-19 atau virus corona. Sutiaji mengaku beberapa pasar tradisional ditemukannya masih banyak orang berkerumun massa tanpa menggunakan masker.

Padahal, dia mengatakan sebelumnya sudah ada satu pedagang sayur di Pasar Gadang, Kota Malang dinyatakan positif Covid-19 usai menjalani rapid test atau tes cepat. Ternyata, hal itu diketahuinya tidak dihiraukan ataupun membuat warganya takut dengan tidak mematuhi anjuran pemerintah.

Ya nanti bisa dipanggil ke kantor pasar untuk ditindak agar ada efek jera. Karena ini perlu kesadaran bersama.

"Belum terlihat itu (masyarakat mematuhi anjuran physical distancing). Kita lihat sendiri, kerumunan orang tanpa memakai masker masih terjadi tadi," kata Sutiaji usai meninjau kondisi dan keadaan Pasar Gadang, Rabu, 22 April 2020.

Untuk itu, kata dia, pihaknya akan lebih tegas lagi dalam menghadapi masyarakatnya covidiot. Terutama di semua pasar-pasar tradisional Kota Malang

Caranya, melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Malang dirinya sudah meminta agar setiap kepala pasar berkeliling mengingatkan pedagang dan pembeli untuk patuh physical distancing saat transaksi.

Namun, jika seandainya ketika sudah dilakukan imbaun beberapa kali dan masih ditemui pedagang atau pembeli pasar tidak patuh. Dia meminta kepada kepala pasarnya menindak tegas untuk efek jera.

"Ya nanti bisa dipanggil ke kantor pasar untuk ditindak agar ada efek jera. Karena ini perlu kesadaran bersama," ujar alumnus Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang ini.

Dia menegaskan adanya tindakan tegas itu tidak ada tujuan dan maksud lain. Melainkan sebagai tindak lanjut dalam menyikapi keadaan dan kondisi di tempat atau fasilitas umum di Kota Malang selami ini.

"Perilaku ini memang harus diingatkan terus. Apalagi, sudah ada PDP dari pedagang yang rapid test-nya positif Covid-19," tegasnya.

Sedangkan, lanjut Sutiaji, perihal adanya pedagang sayur berjenis kelamin perempuan berusia 53 tahun asal Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang itu. Melalui Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Malang pihaknya sudah menugaskan kepala pasar berkoordinasi dengan Diskoperindag Kota Malang untuk mendata orang-orang terdekatnya.

Diakuinya hal ini memang cukup menyulitkan. Dikarenakan pasien tersebut transaksinya tidak hanya di Pasar Gadang. Melainkan juga di beberapa pasar lain seperti Pasar Besar Malang, Pasar Dinoyo hingga Pasar Tawangmangu.

"Bahkan, ibu-ibu yang jual (sayur) itu ternyata juga sampai di Gondanglegi, Kabupaten Malang. Makanya, Dinkes dan Diskoperindag serta Kepala Pasar bertanggung jawab mulai sekarang untuk mendata orang-orang terdekat yang pernah kontak dengannya," ucapnya.

Disisi lain, nantinya dia juga akan merencanakan untuk dilakukan rapid test di beberapa pasar. Dengan catatan tentunya menyesuaikan dengan kondisi kebutuhan alat. Apakah mencukupi atau tidak.

"Kita lihat nanti sesuai dengan kebutuhannya (untuk rapid test di pasar). Saat ini, kita masih utamakan nakes (tenaga kesehatan) dahulu dan orang-orang yang pernah kontak dengan pasien meninggal kemarin," kata dia.

"Soalnya, PDP yang meninggal di Tulusrejo kemarin itu rapidnya positif (Covid-19). Makanya, hari ini langsung kita lakukan itu (rapid test) kepada orang-orang terdekatnya," imbuhnya.

Untuk sementara ini, berkaitan dengan proses kelanjutan pasar-pasar tradisional Kota Malang. Sutiaji meminta agar lebih memperketat pengawasan antriannya saja dahulu dengan kerjasama antara kepala pasar dibantu paguyuban pedagang.

"Mungkin nanti ada penanggung jawabnya yang bekerja sama dengan paguyuban pedagang di sini untuk mengawasi dan menjaga antriannya. Karena, kalau mereka yang ngomong biasanya lebih efektif," harapnya.

Sedangkan untuk catatan perkembangan penyebaran Covid-19 di Kota Malang. Dengan melansir data dari situs Satgas Covid-19 Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) di alamat http://infocovid19.jatimprov.go.id/ sudah tercatat ada 773 kasus.

Rinciannya yaitu tercatat ada 624 PDP (Pasien Dalam Pengawasan), 140 ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan 9 confirm positif Covid-19 di Kota Malang. Kemudian, ada 1.793 ODR (Orang Dengan Resiko), 153 OTG (Orang Tanpa Gejala).

Dengan catatan dari semua kasus Covid-19 tersebut yaitu ODP sebanyak 275 dipantau dan 349 ODP selesai dipantau. PDP sebanyak 8 meninggal, 49 sehat atau selesai pengawasan dan 85 masih dirawat. Positif Covid-19 sebanyak 7 dinyatakan sembuh dan 2 masih dirawat. []

Berita terkait
Polresta Malang Awasi PDP Covid-19 Rawat Jalan
Polresta Malang mengawasi PDP Covid-19 yang rawat jalan agar tidak keluar rumah dan menyebabkan menularkan Covid-19 ke orang lain.
Wali Kota Malang Masih Berharap Penerapan PSBB
Wali Kota Malang Sutiaji meminta Pemprov Jatim untuk memfasilitasi penerapan PSBB di wilayah Malang Raya.
2 Pasien Positif Corona Malang Klaster Ijtima Gowa
Kepala Dinkes Kabupaten Malang Arbani mengungkapkan pasien positif Covid-19 mempunyai riwayat acara pertemuan di Kota Makassar.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.