Waktu Tepat Jokowi-Parabowo Bertemu Versi Muhammadiyah

Muhammadiyah sebut waktu tepat digelarnya pertemuan antara Joko Widodo dengan Prabowo Subianto.
Calon presiden petahana Joko Widodo akrab disapa Jokowi dan calon presiden Prabowo Subianto, menunjukkan nomor mereka dalam acara pengambilan nomor urut untuk Pilpres 2019 di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Jumat, 21 September 2018. Rapat pleno KPU digelar di ruang sidang lantai 2 Gedung KPU Jalan Imam Bonjol di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. (Foto: Reuters/Darren Whiteside)

Jakarta - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti menilai waktu yang tepat digelarnya pertemuan antara Joko Widodo dengan Prabowo Subianto adalah di bulan Syawal.

"Jadi sekarang ini, mohon maaf tidak perlu lagi ada 01, tidak perlu lagi ada 02 , yang ada adalah kosong-kosong," kata Mu'ti di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, dikutip Antara, Senin 17 Juni 2019.

Rekonsiliasi antara kedua calon presiden tersebut agar makin tercipta suasana kondusif. Ditambahkannya lagi, dia berharap Mahkamah Konstitusi (MK) bertindak terbuka sehingga hasil sidang sengketa Pilpres 2019 nanti dapat diterima semua pihak.

Mu'ti mengatakan rekonsiliasi dua pihak harus dilakukan secepatnya apalagi saat ini adalah kesempatan bulan Syawal yang biasa menjadi momentum masyarakat Indonesia untuk saling maaf-memaafkan.

Ya kami mendukung, bahkan kami menyampaikan permohonan kepada beliau agar pertemuan bisa dilakukan dalam waktu sesingkat singkatnya pada kesempatan pertama.

Dia berharap silaturahim dua pihak itu menjadi awal yang baik untuk berdamai menatap kebangsaan ke depan menjadi lebih baik. Dengan rekonsiliasi pihak yang berselisih agar dapat memulai semangat baru untuk kekuatan bangsa meski beda pilihan partai untuk dapat memajukan Indonesia sebagai rumah bersama.

"Ini momentum penting di bulan Syawal, momentum penting untuk seluruh masyarakat, juga saling bersilaturahim dan saya kira masyarakat sangat menunggu silaturahim Pak Prabowo dengan Pak Jokowi beserta tim inti pendukungnya," ucap dia.

Baca juga: 

Berita terkait
0
Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar
Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan