Wah, Trump Suruh Dubesnya Ikut Tekan Ukraina

Duta Besar AS untuk Uni Eropa Gordon D. Sondland mengaku diperintahkan Prsiden Donald Trump untuk ikut menekan Presiden Ukraina.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Foto: Flickr/The Epoch Times)

Jakarta – Duta besar Amerika Serikat (AS) untuk Uni Eropa Gordon D. Sondland mengaku bahwa ia diperintahkan Presiden Donald Trump untuk ikut menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar menyelidiki pesaingnya dalam pemilihan presiden (Pilpres) AS tahun 2020, Joe Biden. Trump telah memerintahkan pengacara pribadinya, Rudy Giuliani untuk menekan Sondland.

Duta besar kondang itu memberikan kesaksiannya di depan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS pada sidang hari terakhir penyelidikan pemakzulan Trump. Sidang DPR ini untuk mengetahui apakah Trump menahan bantuan militer ke Ukraina sebagai prasyarat untuk memenangkan Pilpres. Namun Trump membantah dengan mengatakan bahwa mencari bantuan asing untuk mendapatkan keuntungan dalam pemilu, di AS adalah hukumnya ilegal.

Seperti diberitakan dari BBC News, Kamis, 21 November 2019, pengacara Trump, Giuliani menekan Presiden Ukraina Zelensky agar mengeluarkan pernyataan keterlibatan putra Joe Biden, calon presiden dari Partai Demokrat dalam kasus korupsi di negara itu. "Kami mengikuti perintah presiden," ucap Sondland. Ia sebenarnya enggan untuk mengikuti perintah presiden. 

Sondland mengklaim tidak dapat mengingat lagi adegan-adegan penting

Sondland mengatakan ia mau bekerja dengan Giuliani karena "ada arahan tegas dari Presiden."Kami tidak ingin bekerja dengan Giuliani. Namun kami mengerti kalau tidak mau bekerja sama dengan Giuliani, maka kami akan kehilangan peluang penting untuk memperat hubungan antara AS dengan Ukraina, jadi kami mengikuti arahan dari Presiden," katanya.

Sondland menentang keras penangguhan bantuan militer ke Ukraina dan tidak pernah diberitahu mengapa hal tersebut dilakukan. Tapi dia percaya hal tersebut berkaitan dengan soal investigasi dugaan korupsi anak Joe Biden.

Sondland berulang kali mengklaim tidak dapat mengingat kembali adegan-adegan penting dan mengakui di hadapan komite bahwa dia tidak membuat catatan yang dapat memberinya kepastian tentang apa yang terjadi. Dia menyalahkan Departemen Luar Negeri karena tidak memberinya semua email, catatan panggilan, dan catatan lainnya.

Sebelumnya, seorang pejabat Departemen Pertahanan bersaksi bahwa para pejabat Ukraina mungkin sudah tahu pada awal Juli bahwa paket bantuan keamanan 391 juta dolar AS ditahan oleh pemerintahan Trump. Kesaksian oleh Laura K. Cooper mempertanyakan elemen sentral lain dari strategi pertahanan presiden dalam masalah Ukraina, bahwa dia tidak mungkin menggunakan dana tersebut sebagai pengaruh untuk menekan negara, karena pejabat Ukraina tidak menyadari bahwa uang itu dibekukan.

Jika dinyatakan bersalah dalam penyelidikan di DPR, Trump akan menghadapi pengadilan. Namun, dua pertiga anggota Dewan yang dikendalikan Partai Republik akan berusaha mempertahankan Trump agar dicopot dari jabatannya.[]

(Dimas Wijanarko)

Berita terkait
Bloomberg Lawan Kuat Donald Trump dalam Pilpres AS
Michael Bloomerg, pemilik perusahaan media diusung Partai Demokrat untuk maju dalam pemilihan presiden AS melawan petahana Donald Trump
Lawan Tekanan Pemakzulan, Donald Trump Dibela Pence
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mendapat dukungan dari wakilnya, Mike Pence menghadapi tekanan pemakzulan yang dimotori Partai Demokrat.
Proses Pemakzulan Donald Trump Pengaruhi Ekonomi AS
Proses pemakzulan Donald Trump dapat berdampak buruk pada perekonomian AS, apalagi saat ini sedang terlibat perang dagang dengan China.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.