Vokalis Punxgoaran "Bernyanyi" di DPRD Pematangsiantar

Mereka bukan sedang berdemo, tapi melakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPRD Kota Pematangsiantar, yang belum sebulan dilantik.
Para musisi dan budayawan kota Pematangsiantar saat menggelar RDP bersama anggota DPRD Kota Pematangsiantar di gedung DPRD, Jalan H. Adam Malik, Sumut, Jumat 27 September 2019. (Foto: Tagar/Anugrah Nasution)

Pematangsiantar - Vokalis grup band Punxgoaran, Guido Hutagalung sudah tak asing jika bernyanyi di acara pementasan atau sedang beraksi di video klip musik.

Kali ini, Guido bersama Punxgoaran yang sempat mempopulerkan lagu 'Sayur Kol', tak sedang mentas atau naik panggung, namun mendatangi gedung DPRD Kota Pematangsiantar. Dia tak sendiri, melainkan bersama puluhan pegiat seni dan budaya di Kota Pematangsiantar.

Mereka bukan sedang berdemo, tapi melakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPRD Kota Pematangsiantar, yang belum sebulan dilantik.

Mereka menyampaikan aspirasi, meminta perhatian lebih dari pemerintah daerah mengembangkan kesenian dan kebudayaan di Kota Pematangsiantar. Mereka percaya pentingnya melestarikan warisan leluhur dan mengembangkan kreativitas dengan melibatkan pemuda.

Guido dan akademisi sekaligus pemuda Simalungun, Dian G Purba serta musisi lainya, berpandangan sejauh ini partisipasi pemerintah dinilai minim sebab hanya sekadar menggunakan jasa pelaku seni budaya.

"Pemerintah harus hadir dan merangkul pemuda agar dapat menghasilkan sebuah produk kreativitas yang akan memberi manfaat bagi masyarakat dan Kota Pematangsiantar," terang Guido, Jumat 27 September 2019.

Guido menyampaikan, sejauh ini pemuda Pematangsiantar memiliki beragam karya kesenian yang dapat diperkenalkan kepada publik. Namun hal ini tak dapat berjalan optimal tanpa kehadiran pemerintah dalam merangkulan pelaku seni.

Wisatawan itu tidak hanya tertarik mendatangi objek, tetapi juga ingin mendengar kita bicara dengan bahasa daerah

"Harus ada kolaborasi antara pemerintah dan pemuda mewadahi pelaku seni," ujar Guido.

Dian menegaskan, pentingnya perhatian kepada pegiat seni dan budaya. Menurutnya tanpa peran mereka, generasi muda tidak akan mengenal lagi identitas daerahnya.

Banyaknya generasi muda tidak mengenal budaya daerah sendiri menjadi tanda-tanda awal hilangnya seni budaya lokal.

"Banyak generasi kita ini tidak tahu akan daerahnya. Jangankan paham sejarah dan budaya daerah, bahasa daerah saja mereka tidak tahu," kata Dian.

Dian menilai satuan pendidikan belum serius dalam memperkenalkan budaya dan adat istiadat.

"Bagaimana mengenalkan budaya lokal kepada orang lain jika masyarkat dan pemuda Siantar tidak tahu dan mengenal adat dan budayanya. Untuk itu perlu perhatian pemerintah untuk membuka wadah dalam mengenalkan dan mengajarkan budaya lokal," terang Dian.

Ketua DPRD Timbul Lingga yang memimpin rapat mengatakan akan menyampaikan hasil RDP kepada Pemerintah Kota Pematangsiantar.

Dia berpandangan pembangunan dan pemberdayaan akan budaya lokal selayaknya menjadi program prioritas pemerintah daerah apalagi Kota Pematangsiantar dikenal lewat budaya dan toleransi masyarakatnya.

"Budaya daerah sejatinya memiliki daya tarik wisata. Wisatawan itu tidak hanya tertarik mendatangi objek, tetapi juga ingin mendengar kita bicara dengan bahasa daerah, dan melihat anak-anak kita menari tarian daerah," tuturnya. []

Berita terkait
Driver Ojol di Pematangsiantar Tewas Ditikam 7 Liang
Seorang driver ojol tewas ditikam orang yang dikenal di Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Pencopotan Sekda, Wali Kota Pematangsiantar Arogan
Pergantian Sekretaris Daerah Kota Pematangsiantar Budi Utari AP kepada Kusdianto oleh Hefriansyah, dinilai melanggar aturan.
Saat Azan, Demo Mahasiswa Pematangsiantar Sontak Hening
Kumandang azan Asar kemudian menghentikan orasi mahasiswa. Orator menurunkan pengeras suara.