Virus Corona Ganggu Pariwisata di Aceh

Jumlah kunjungan wisatawan di Aceh terganggu akibat wabah virus corona.
Kapal pesiar yang dinahkodai Kapten Betten Stig tersebut menempuh perjalanan dari Trincomalee, Sri Lanka dengan membawa 569 orang penumpang dan 425 ABK. (Foto: Tagar/Istimewa)

Banda Aceh – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh Jamaluddin mengatakan, wabah virus corona yang menyerang Cina dan beberapa negara mengganggu pariwisata di Tanah Rencong.

“Saya pikir efek dari virus corona sedikit banyak memengaruhi terhadap jumlah wisatawan yang datang ke Aceh dan Indonesia,” kata Jamaluddin kepada wartawan usai soft launching Calendar of Event (COE) Aceh 2020 di Gedung Disbudpar Aceh, Kota Banda Aceh, Jumat, 28 Februari 2020.

Ia mencontohkan, beberapa waktu lalu, Aceh telah menolak kedatangan sekitar 1.500 wisatawan mancanegara yang masuk ke Tanah Rencong melalui Sabang menggunakan kapal pesiar (cruise) MS Artania.

Penolakan dilakukan oleh Badan Pengusahaan Kawasan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) setelah melakukan koordinasi dengan pemerintah kota setempat. Keputusan ini diambil dalam upaya mencegah penyebaran virus corona yang telah mewabah di berbagai negara.

“Baru-baru ini kita ada turis 1.500 orang ingin mendarat di Sabang oleh kapal pesiar, tapi Pemerintah Kota Sabang dengan Forkopimda Kota Sabang memutuskan tidak menerima kunjungan kapal pesiar tersebut,” ujarnya.

Selain kapal pesiar MS Artania, ujar Jamaluddin, Aceh juga telah menolak rencana kedatangan dua kapal pesiar lainnya. Alasannya juga sama yaitu untuk mencegah penyebaran virus corona.

“Ada dua kali lagi sebenarnya, mau datang juga dibatalkan, saya pikir ini efek virus corona. Tingkat orang berpergian sekarang juga berkurang akibat virus corona,” kata Jamaluddin.

Saya pikir efek dari virus corona sedikit banyak memengaruhi terhadap jumlah wisatawan yang datang ke Aceh dan Indonesia

Disebutkannya, pembatasan masuknya wisatawan mancanegara ke Aceh baru diberlakukan di pelabuhan. Sementara melalui bandara, Pemerintah Aceh masih memberikan ruang yang besar kepada turis-turis internasional.

“Dari bandar udara belum ada yang dibatasi, karena sejauh ini turis-turis yang melalui di bandara diperiksa ketat oleh pihak terkait untuk mencegah virus tersebut,” ujar Jamaluddin.

Sebelumnya, Jamaluddin menyebutkan kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke Aceh tahun 2019 mengalami peningkatan 5.55 persen dibandingkan tahun 2018, yaitu mencapai 2.636.916 terdiri dari 2.529.879 wisatawan lokal dan 107.037 wisatawan mancanegara.

Sedangkan kunjungan pada tahun 2018, kata Jamaluddin, adalah 2.498.249 terdiri dari 2.391.968 wisatawan lokal dan 106.281 wisatawan mancanegara. Pemprov Aceh menargetkan, kunjungan wisatawan ke provinsi ini pada 2020 mencapai 3 juta wisatawan lokal dan 150 ribu wisatawan mancanegara.

“Ini akan tercapai jika semua pihak di Aceh saling mempromosi, dan saling mendukung dalam mempromosikan Aceh melalui semangat,” ujar Jamaluddin.

Ia juga meminta kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) untuk aktif dalam mempromosikan Tanah Rencong di mana pun berada, khususnya saat kunjungan kerja ke luar daerah.

Kata Jamaluddin, dengan adanya promosi tersebut, masyarakat luar akan semakin berminat berkunjung ke provinsi yang berjuluk Serambi Mekkah ini.

“Saya berharap SKPA atau dinas-dinas menjadi jubir wisata dalam mempromosikan Aceh,” kata dia. []

Baca juga: 

Berita terkait
Siap-siap, Ada 110 Event Wisata di Aceh 2020
Tahun 2020 ada 110 event wisata yang akan digelar di Aceh.
Kisah 2 Perempuan Selebgram Cantik dari Aceh
di Aceh Instagram memang menjadi salah satu media sosial paling populer saat ini. Banyak muncul selebgram mendadak karena Instagram.
Kejutan Tim Debutan, Bhayangkara FC Tertahan di Aceh
Persiraja Banda Aceh menahan Bhayangkara FC dengan skor 0-0 di laga perdana Shopee Liga 1 2020 di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina