Viral Sopir di Sragen Diminta Rp 49,5 Juta Usai Tabrak Rumah

Sopir truk dimintai Rp 49,5 juta usai tabrak rumah viral di media sosial. Permintaan itu mendapat kritikan tajam sejumlah netizen.
Kejadian truk tangki tabrak rumah di Sragen viral dan jadi perhatian netizen setelah mengungkap adanya permintaan ganti rugi Rp 49,5 juta kepada sopir. (Foto: Tagar/Istimewa)

Sragen - Seorang sopir truk tangki di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dimintai ganti rugi senilai Rp 49,5 juta usai menabrak sebuah rumah di Gemolong belum lama ini. Permintaan tersebut viral di media sosial dan jadi perhatian warganet.

Pengakuan permintaan ganti rugi hingga puluhan juta ini diungkapkan akun Edi Saputro di grup Facebook I.C.S (Info Cegatan Solo) pada Minggu, 29 November 2020. Dalam postingannya, Edi menyampaikan informasi soal keberatan dari pihak sopir atas permintaan ganti rugi dari pemilih rumah. 

"Mohon maaf min, di lols,kan. Kenapa atap,y msh utuh kok di srh ganti yg baru, srh ganti rugi 50jt, nama,y musibah gak ada yg mau bapak, anak saya jg udah di amputasi jari kaki,y (TKP:jln gemolong sragen)," tulis Edi.

Di postingan tersebut, Edi juga membubuhkan rincian ganti rugi yang diminta pemilik rumah senilai Rp 49,5 juta, sejumlah video kecelakaan yang dialami dan foto anak dari sopir truk yang sedang terbaring di rumah sakit.

Dua video yang diunggahnya menggambarkan kondisi kecelakaan lalu lintas yang dialami truk tangki dan rumah yang ditabraknya. Memperlihatkan pagar dan bagian depan rumah warga di Gemolong yang hancur. Pun demikian dengan bodi depan truk yang remuk.

Kalau tidak keterlaluan, tidak mungkin saya share itu ke grup I.C.S.

Dari pantauan Tagar pada Senin, 30 November 2020 postingan Edi mendapat 192 like, 357 komentar dan telah dibagikan sebanyak 53 kali. Postingan tersebut kemudian mendapat simpati dari banyak warganet. 

Salah satunya Sulis Tyawati. "ora nyawang seng diobo ki wonk mampu opo ora ngunu lo,mbok nyawang yn semisale keluargane kono neng posisine sopire kui piye ngunu lo (tidak melihat siapa yang dimintai itu orang mampu atau tidak. Coba dilihat, seumpama keluargamu di posisi sopir seperti itu kayak apa)," tulis Sulis Tyawati.

"Pemerasan.....mlh unggahno sisan wae mas (sekalian diviralkan saja mas)," timpal Aira Jihan.

"Mending nyeluk tukang mawon didandosi,ampun purun byr 50jt.. Gateli niku pemerasan (lebih baik minta tukang untuk perbaiki, jangan mau bayar Rp 50 juta. Busuk itu pemerasan," sahut Sholeh Effendy.

Sementara itu, Edi Saputro menjelaskan sopir truk tangki yang menabrak rumah warga tersebut adalah teman satu komunitasnya, namanya Agus. Dia memposting itu karena merasa kasihan dengan Agus dan keluarganya.

"Kalau tidak keterlaluan, tidak mungkin saya share itu ke grup I.C.S," ujar Edi saat dikonfirmasi Tagar, Senin sore, 30 November 2020.

Menurut dia, sopir truk sudah melakukan mediasi dengan pemilik rumah. Namun, dari pihak pemilik rumah tetap ngotot meminta ganti rugi senilai Rp 49,5 juta.

"Nunggu besok, tadi penyidik ya tidak ada (ganti rugi). Ngotot pemilik rumah minta Rp 49,5 juta," katanya.

Baca juga: 

Dengan viralnya postingan tersebut, Edi berharap ganti rugi yang ditanggung temannya bisa dibebaskan. Sebab sopir truk tangki merupakan orang kurang mampu.

"Teman saya siap dipenjara. Kalau diminta ganti uang segitu jelas tidak punya. Teman saya nabrak rumah itu, karena menghindari motor dan mobil," imbuh dia. 

Informasi yang didapat, kecelakaan di Jalan Gemolong - Sragen terjadi pada Jumat, 27 November 2020, sekitar pukul 05.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dari kejadian tersebut. [] 

Berita terkait
Tega, Pria Asal Sleman Mencuri Motor Milik Korban Kecelakaan
Bukannya menolong korban kecelakaan, pria asal Sleman, Yogyakarta ini malah mencuri motor milik korban yang sedang kena musibah.
Remaja Jekulo Kudus Meninggal Kecelakaan di Tumpangkrasak
Remaja asal Jekulo, Kudus, meninggal dunia kecelakaan di jalan Desa Tumpangkrasak. Korban meninggal di tempat.
Kronologi Kecelakaan Maut di Simalungun, 5 Tewas, 4 Luka-luka
Truk kontainer berpelat BM 8238 menghantam sebanyak 12 unit kendaraan di kilometer 4 jalan Asahan, Nagori Dolok Marawan Kabupaten Simalungun.
0
Banyak Kepala Daerah Mau Jadi Kader Banteng, Siapa Aja?
Namun, lanjut Hasto Kritiyanto, partainya lebih mengutamakan dari independen dibandingkan politikus dari parpol lain.