TAGAR.id, Jakarta – Baru-baru ini ramai di Twitter soal cuitan komika Kiky Saputri yang membahas kisah mertuanya didiagnosis terkena stroke telinga atau ear stroke.
Tindakan medis dilakukan dengan penyuntikan, tetapi keadaannya justru tidak kian membaik. Mertua Kiky bahkan dilarikan ke rumah sakit di Singapura, namun dokter di sana tertawa lantaran baru mendengar istilah stroke kuping.
“Mertua saya didiagnosa stroke kuping karena tiba-tiba pendengarannya terganggu. Disuntik dalemnya malah makin parah pendengarannya,” kata Kiky dalam unggahan di Twitter, Selasa, 7 Maret 2023.
“Akhirnya ke RS Singapura dan diketawain sama dokternya mana ada stroke kuping. Itu cuma flu jadinya bindeng ke telinga dan sekarang sudah sembuh. Kocak kan?” lanjutnya.
Lantas, benarkah ada gangguan pendengaran berupa stroke kuping itu?
Dikutip dari Quality Health Care, gangguan pendengaran parah yang terjadi secara tiba-tiba dan tuli di satu telinga adalah gejala umum stroke telinga atau ear stroke.
Stroke telinga juga dikenal sebagai gangguan pendengaran sensorineural mendadak atau Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSHL).
Dalam waktu singkat, pasien tiba-tiba akan kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan pendengarannya. Mereka juga mungkin akan mengalami pusing mendadak, tinnitus, dan sakit telinga.
Ada sekitar 66.000 kasus baru SSHL per tahun di Amerika Serikat, menurut penelitian dalam Otolaryngology - Bedah Kepala dan Leher edisi Agustus 2019. Tetapi angka-angka ini sulit didapat, karena kondisinya mungkin kurang terdiagnosis.
“Alasan utamanya adalah orang tidak melihat gangguan ini sebagai masalah serius dan tidak mendapatkan perawatan medis yang mereka butuhkan,” kata Dr. Steven Rauch, ahli Telinga, Hidung, dan Tenggorokan dari Massachusetts Eye and Ear.
Tidak diketahui apa yang menyebabkan SSHL, tetapi para ahli menunjukkan beberapa kemungkinan alasan yakni infeksi virus, kerusakan sistem kekebalan tubuh, cedera peradangan pada telinga, atau aliran darah yang tersumbat ke telinga atau bahkan kombinasi dari semuanya.
SSHL dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia, meskipun cenderung terjadi paling banyak di kelompok usia 50-an dan 60-an. Biasanya menyerang satu telinga saja.
“Anda mungkin merasa telinga Anda tersumbat. Pendengaran Anda juga tidak hilang sekaligus. Ini adalah penurunan bertahap selama beberapa menit atau bahkan berjam-jam, seperti udara bocor dari ban,” papar Dr. Rauch.
Selain masalah pendengaran, SSHL dapat memengaruhi keseimbangan sehingga meningkatkan risiko jatuh. SSHL juga bisa menjadi tanda stroke atau tumor kecil. []
Berita terkait