Jakarta - Pemerintah langsung bergerak cepat mempersiapkan perluasan program vaksin Covid-19 setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat vaksin untuk anak-anak usia 6-11 tahun.
Sejauh ini ada tiga jenis vaksin yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use of authorization (EUA) di luar negeri.
Yaitu Sinovac, Sinopharm dan Pfizer dengan kondisi dan pengemasan yang berbeda dari setiap jenisnya.
Rencananya vaksinasi anak di Indonesia dimulai pada 2022 di Kabupaten/Kota yang sudah mencapai target dosis pertama, yaitu lebih dari tujuh puluh persen total sasaran, dan lebih dari enam puluh persen populasi lanjut usia.
Menteri Kesehatan, Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU. mengatakan untuk vaksinasi anak yang direncanakan pada 2022, diperlukan pengadaan baru untuk memenuhi kebutuhan 58,7 juta total dosis vaksin.
''Kita sudah persiapkan (vaksinasi anak) di anggaran tahun depan (2022) karena ada 26,4 juta anak usia 6-11 tahun sehingga dibutuhkan 58,7 juta dosis karena dua kali suntikan,'' ujar Budi Gunadi Sadikin.
Melihat negara lain yang sudah melakukan vaksinasi pada anak yang berusia di bawah dua belas tahun.
Dimana vaksinasi anak tersebut dilakukan ketika sudah memvaksinasi lengkap masyarakatnya, yang mencapai sekitar enam puluh persen.
Kita sudah persiapkan (vaksinasi anak) di anggaran tahun depan (2022) karena ada 26,4 juta anak usia 6-11 tahun sehingga dibutuhkan 58,7 juta dosis karena dua kali suntikan.
Misalnya Uni Emirat Arab (UEA) yang melakukan vaksinasi anak dengan vaksin Sinopharm setelah cakupan vaksinasi lengkap di negaranya mencapai 70,5 persen.
Serta negara Chile yang gencar melakukan vaksinasi anak dengan Sinovac setelah 71,8 persen setelah populasinya divaksinasi lengkap.
Sementara Kamboja melakukan vaksinasi anak saat cakupan vaksinasi lengkapnya sudah mencapai enam puluh persen, dan China dengan 70,8 persen.
Kemenkes sebagai otoritas pembuat kebijakan terus melakukan mapping berbagai persiapan vaksinasi anak dan mempersiapkan anggaran.
Seperti ketersediaan stok vaksin, data anak, dan menjalin koordinasi dengan pemangku kebijakan terkait.
Penerapannya nanti, Kemenkes akan bekerja sama dengan pihak sekolah dan fasilitas Kesehatan. []
Baca Juga
- 8 Cara Mencegah Penyakit Menular Seksual
- Setelah Dicuci Kondom Bekas Tetap Dilarang Dipakai, Kenapa?
- Empat Penyakit yang Disembuhkan dengan Seks
- Cara Hindari HIV saat Berhubungan Seks