Upaya Sultan Datangkan Investor Pengelolaan Sampah

Yogyakarta punya persoalan serius soal sampah. Sejumlah investor luar negeri beberapa kali datang, namun gagal karena mahal.
Sampah menggunung di sekitar Pasar Lempuyangan Yogyakarta sampai meluber di ruas jalan akibat TPST Piyungan diblokir warga setempat, 26 Maret 2019 lalu. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) punya persoalan dalam pengelolaan sampah. Saat ini, sebagian besar sampah rumah tangga dari tiga daerah; Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul ditimbun di tempat pengelolaan sampah terpadu (PTST) Piyungan. 

Kondisi TPST Piyungan saat ini sudah overload. Kondisi ini semakin diperarah dengan persoalan keterbatasan lahan di DIY.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengatakan, industrialisasi bisa menjadi solusi dari persoalan sampah di DIY. Sayangnya, untuk mewujudkan hal ini dibutuhkan kerjasama dengan investor karena cost yang cukup tinggi. 

“Memang perlu ada proses industrialisasinya. Ini baru saya bicarakan (rencana kerja sama). Semoga dengan investor, rencana ini bisa direalisasikan,” ujarnya saat menghadiri Kick off Meeting Rencana Kerja Pemerintah Daerah DIY 2020 di Yogyakarta, Jumat 13 Desember 2019.

Teknologi pemisah sampah secara otomatis juga sudah ada, tapi mahal.

Raja Keraton Yogyakarta ini menuturkan, berbicara persoalan sampah di DIY, industrialisasi wajib dilakukan jika tidak ingin sampah yang ada terus menerus menumpuk. Sayangnya, seperti pada umumnya sampah di Indonesia, sampah yang menumpuk di DIY juga dalam kondisi tercampur. 

“Sampah kita itu campur, jadi kalau mau diolah harus dipisah-pisah dulu. Teknologi pemisah sampah secara otomatis juga sudah ada, tapi mahal,” tuturnya.

Sri Sultan mengatakan pembiayaan yang mahal itu yang juga menjadi alasan kegagalan beberapa rencana kerja sama pengolahan sampah yang sudah terjalin sebelumnya. Diakuinya, Pemda DIY dahulu pernah menjajaki kerjasama dengan Jepang, Jerman maupun Prancis.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan TPST Piyungan bukan solusi akhir penanganan sampah di DIY. Pemerintah daerah (Pemda) DIY pun tengah menanti investor yang tertarik “berbisnis” sampah di DIY.

Aji, sapaan akrabnya, mengatakan investor pasti tidak hanya memikirkan sisi sosialnya, tapi juga ekonominya. "Dan kalau mereka (investor) pasti melalui proses pertimbangan dan survei. Semoga bisa segera ada yang berminat,” katanya.

Menurut Aji dalam upaya mengatasi sampah, Pemda DIY pun telah membentuk Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). KPBU ini yang nantinya akan menandatangani perjanjian kerja sama dengan pihak investor. “Adanya KPBU bukan hanya untuk menyelesaikan sampah baru. Yang sudah menumpuk juga harus ditangani,” katanya.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY ini mengatakan perlu ada edukasi pada masyarakat terkait upaya pemisahan sampah. Setidaknya masyarakat mampu memisahkan antara sampah organik dan anorganik. []

Baca Juga:

Berita terkait
Sampah Coreng Citra Pariwisata Yogyakarta
Yogyakarta sebagai destinasi wisata nasional, tercoreng jika tidak mampu mengatasi persoalan sampah.
Raja Keraton Yogyakarta Ikut Pungut Sampah di Malioboro
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X meninjau Malioboro bebas kendaraan bermotor yang resmi diujicobakan Selasa, 18 Juni 2019.
Bom Waktu di Yogyakarta Itu Bernama Sampah
DPRD DIY menilai persoalan sampah di Yogyakarta bisa menjadi bom waktu.
0
Laksamana Linda Fagan Perempuan Pertama Kepala Pasukan Penjaga Pantai Amerika
Presiden Biden memuji Laksamana Linda Fagan perempuan pertama sebagai panglima baru Pasukan Penjaga Pantai atau Coast Guard