Unik, Ini Cara Bikin Oleh-oleh dari Batu Akik Aceh

Yul Agusmar, 41 tahun, dikenal sebagai perajin cenderamata batu akik di Subulussalam Aceh.
Cangkir dan talam yang terbuat dari batu akik hasil kerajinan, Yul Agusmar, 41 tahun, perajin batu akik di Desa Lae Bersih, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Aceh, Jumat, 21 Februari 2020 (Foto: Tagar/Dok. Pribadi)

Subulussalam - Bicara tentang perajin batu akik tentu yang terbesit di pikiran anda adalah sebuah batu cincin atau batu permata perhiasan lainnya.

Namun tidak bagi, Yul Agusmar, 41 tahun, seorang perajin batu akik di Desa Lae Bersih, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Aceh, dimana ia telah banyak menghasilkan karya-karya cenderamata yang menarik dari hasil kreativitasnya sendiri.

Hasil kerajinan saya ini buat biaya pendidikan anak, sebagiannya saya sisihkan untuk modal membeli batu dan biaya perawatan mesin.

Perajin batu akik yang khusus membuat batu permata tentu sangat mudah didapati. Tetapi untuk menemukan perajin pembuat gelang jam, cangkir, piring, mangkok dan ceret yang terbuat dari batu akik bisa dipastikan cukup langka ditemukan.

"Setahu saya, perajin seperti saya ini juga ada di Kota Medan (Provinsi Sumatera Utara) dan di Kota Meulaboh (Kabupaten Aceh Barat), akan tetapi tidak sekomplit saya. Kalau saya lengkap satu set, mulai dari talam, piring alas, cangkir dan ceret," kata Yul kepada Tagar, Jumat, 21 Februari 2020.

Batu Akik Subulusaalam 2Yul Agusmar, 41 tahun tampak sedang merangkai batu permata yang dijadikan sebuah perhiasan ataupun cenderamata dari hasil kerajinannya sendiri (Foto: Tagar/Dok. Pribadi)

Yul menambah koleksinya dengan beragam bentuk cenderamata lainnya, seperti senjata tajam tradisional keris, rencong dan kujang.

Semua itu ia kerjakan dengan cara manual, menggunakan alat yang ia rakit khusus, mulai dari mesin gerinda pembelah bongkahan batu hingga mesin bor dan mesih pengasah batu.

Jika ada pesanan, saban hari sosok ayah dari empat putra-putrinya itu bergelut di gudang pengolahan batu yang ia bangun tepat di samping rumahnya. Memanfaatkan sisi rumah yang lapang, ia jadikan sebagai rumah produksi kerajinan batu milik pribadi.

"Jika sepi orderan, ya saya berjualan gorengan. Karena saya juga seorang pecinta batu akik jadi saya manfaatkan keterampilan saya ini sebagai sebuah usaha sampingan rumahan," ucap Yul.

Batu Akik Subulussalam 3Tampak jemari dan tangan Yul Agusmar, 41 tahun, dihiasi beberapa cincin dan jam tangan serta gelang hasil kerajinan sendiri (Foto: Tagar/Dok. Pribadi)

Ketika Tagar berkunjung ke tempatnya, Yul menceritakan sekilas perjalanannya menggeluti dunia batu akik. Ia memulai usaha sebagai perajin batu akik sejak tahun 2014 lalu. Awalnya ia sama seperti perajin batu akik umumnya yang hanya membuat batu akik untuk batu permata cincin.

Seiring waktu, bermula ada seorang perajin asing yang ia tonton di salah satu siaran youTube membuat cangkir dan ceret yang terbuat dari batu akik. Dari situlah ia pun mencoba hingga menjadikan dirinya terampil seperti saat ini.

"Saya tidak ada belajar khusus, semua pengalaman saya ini otodidak. Bermula dari menonton youtube lalu saya coba, Alhamdulillah, banyak yang puas dengan karya-karya saya," ujarnya.

Batu Akik SubulussalamYul Agusmar, 41 tahun, tampak sedang membelah bongkahan batu akik di Desa Lae Bersih, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Aceh, Jumat, 21 Februari 2020 (Foto: Tagar/Nukman)

Karyanya pun sudah sampai terbeli oleh beberapa kolektor mancanegara asal Singapura dan Malaysia. Sedangkan dalam negeri dari Jawa dan Bali. Jenis karyanya yang sering dibeli adalah cangkir komplit dengan talam, piring alas cangkir dan ceret.

Jenis batu akik yang dijadikan sebagai bahan adalah jenis batu nefrit dan black jet. Ia memilih jenis batu akik ini, sebab memiliki kualitas batu yang baik.

Untuk satu set cangkir komplit, Yul, mematok harga mulai kisaran delapan juta hingga belasan juta rupiah. Baginya butuh waktu satu minggu untuk mengerjakan itu.

"Harga barang tergantung kualitas batu. Harganya bervariasi. Kalau jenis batu black jet saya jual dengan harga delapan juta, kalau jenis nefrit saya jual 12 juta ke atas," katanya.

Batu Akik Subulussalam 4Yul Agusmar, 41 tahun, sedang melakukan aktivitasnya sebagai seorang perajin batu akik di rumahnya, Desa Lae Bersih, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Aceh, Jumat, 21 Februari 2020 (Foto: Tagar/Nukman)

Semua usaha kerajinan yang ia gandrungi itu adalah bermodalkan dengan modal sendiri. Pendapatan dari hasil kerajinannya tersebut ia peruntukkan untuk membiayai pendidikan anaknya yang mengenyam pendidikan di pesantren.

"Hasil kerajinan saya ini buat biaya pendidikan anak. Sebagiannya saya sisihkan untuk modal membeli batu dan biaya perawatan mesin," katanya.

Dalam mengerjakan kerajinannya tersebut, kesulitan yang ia temui saat ini adalah mesin peralatan khusus pengolah batu seperti mesin bubut dan mesin bor khusus batu keras.

"Mudah-mudahan nantinya saya memiliki peralatan tersebut untuk memudahkan saya berkerajinan lagi. Semoga karya saya ini adalah sebagai cara saya untuk mempromosikan daerah, saya yakin mampu berdiri di atas kaki sendiri, jangan sedikit-dikit pemerintah, gak baik begitu," katanya.

Ia berharap, kepada pemerintah cukup memberikan ruang bagi pengrajin untuk mengekspresikan karya-karya para pengrajin batu melalui ajang resmi kedaerahan. [] 

Baca juga: 


Berita terkait
Kades di Aceh Pakai Dana Desa Piknik ke Malaysia
Kepala Desa di Aceh pakai anggaran dana desa hingga ratusan juta untuk kepentingan pribadi.
Surya Paloh Singgung Kekalahan NasDem Aceh di Pemilu
Surya Paloh membandingkan perolehan suara NasDem Aceh dengan Papua di Pemilu 2019.
Jokowi Tinjau Pembangunan Tol di Banda Aceh
Presiden Joko Widodo bersama rombongan meninjau pembangunan jalan tol Banda Aceh-Sigli. Tol ini merupakan tol pertama di Aceh
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.