Solo - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Solo Raya menyayangkan aksi intoleransi yang terjadi di acara doa midodareni putri Habib Umar Assegaf, di Pasar Kliwon. Para ulama NU juga mengecam penggunaan kalimat-kalimat suci di penganiayaan tersebut.
Sejumlah perwakilan PCNU se-Solo Raya, Kamis, 13 Agustus 2020, mendatangi Mapolresta Surakarta. Dipimpin Kiai H Mubarok, para pengurus NU serta pengasuh pondok pesantren di Solo dan sekitarnya itu bertemu dengan Kepala Polresta (Kapolresta) Surakarta Komisaris Besar Polisi Ade Safry Simanjuntak.
Mereka datang ke Mapolresta Surakarta untuk memberikan apresiasi dan dukungan kepada kepolisian Solo dan Polda Jateng terkait penanganan permasalahan intoleransi di Pasar Kliwon.
Tindakan itu mencederai terhadap nilai-nilai kemanusiaan, dan mencederai terhadap syariat agama Islam.
Rois Syuriah PCNU Sukoharjo Kiai Abdullah Faisal menyayangkan aksi pengeroyokan, anarkis, premanisme yang mengatasnamakan agama.
"Tindakan itu mencederai terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan mencederai terhadap syariat agama Islam. Oleh karena itu para ulama turut mengecam atas tindakan melawan hukum itu," ucap dia mewakili ulama dan pengurus NU Solo Raya.
Menurutnya, para ulama sangat menyayangkan aksi pengeroyokan yang menggunakan kalimat-kalimat suci agama Islam, seperti teriakan takbir. Tidak sepatutnya kalimat suci tersebut dilontarkan untuk menggelorakan semangat penganiayaan kepada orang lain.
Baca juga:
- Kapolda Jawa Tengah Jamin Keamanan Warga Solo
- 5 Penyerang Habib Umar Assegaf di Solo Ditangkap
- Ganjar Minta Warga Diajak Ngobrol Cegah Intoleransi
Bagi Kiai Abdullah Faisal, Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang harus diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Bukan sebaliknya. Islam digunakan untuk menakut-nakuti masyarakat.
"Kami mendukung dan meminta kepada aparat hukum untuk mengambil tindakan sekeras-kerasnya terhadap kelompok tersebut, sehingga masyarakat terayomi dan tidak merasa terancam," kata dia.
Sementara, Kapolresta Ade Safry Simanjuntak kembali mengimbau kepada para pelaku yang terlibat di aksi intoleransi terhadap keluarga Habib Umar Assegaf untuk segera menyerahkan diri.
"Pilihannya cuma dua menyerahkan diri atau kami buru sampai di manapun," ucapnya. []