Jakarta - Kementerian Kesehatan Uni Emirat Arab (UEA) melaporkan kasus pertama Covid-19 varian Omicron, Rabu, 1 Desember 2021. Varian baru ditu iidentifikasi pada seorang perempuan asal Afrika yang melakukan perjalanan dari negara Afrika dan transit melalui negara Arab.
Kantor berita pemerintah UEA, WAM, melaporkan orang tersebut telah menerima kedua dosis vaksin Covid-19 dan kini sudah diisiolasi serta dipantau oleh otoritas UEA, Orang-orang yang berhubungan dengannya juga melakukan diisolasi.
Dilansir dari Al Arabiya, UEA adalah negara Teluk kedua yang mendeteksi kasus infeksi Omicron setelah Arab Saudi mengumumkan kasus pertamanya sehari sebelumnya. World Health Organization (WHO) telah menyatakan bahwa Omicron, yang terdeteksi bulan lalu di Afrika Selatan, adalah varian yang mengkhawatirkan.
Sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran Omicron, pada 26 November 2021 UEA mengumumkan penangguhan terkait masuknya pengunjung dari Afrika Selatan, Namibia, Lesotho, Eswatini, Zimbabwe, Botswana, dan Mozambik.
Namun, warga Emirat yang berasal dari negara-negara tersebut akan diizinkan masuk ke UEA . Kelonggaran ini bisa didapatkan asalkan menunjukkan tes Covid-19 negatif yang diperoleh dalam waktu 48 jam setelah keberangkatan, mengikuti tes PCR saat tiba di bandara, dan karantina selama 10 hari.
Pada November 2021, UEA telah melaporkan bahwa 100 persen populasi telah menerima satu dosis vaksin Covid-19 dan 90,3 persen telah divaksinasi penuh. Negara Teluk itu juga menyediakan suntikan booster vaksin Covid-19 untuk semua orang yang berusia di atas 18 tahun di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kemunculan varian Omicron. []
Baca Juga
Varian Omicron Timbulkan Keprihatinan Baru di Dunia
Biden Desak Vaksinasi Covid-19 Atasi Varian Omicron Bukan Pembatasan
Filipina Bersiap Hadapi Penyebaran Covid-19 Varian Omicron
Dokter Penemu Omicron Sebut Gejala-gejala Jika Tertular