Jakarta - Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) kembali menggelar aksi lanjutan terkait penolakan mereka terhadap pengesahan Omnibus Law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Kamis, 22 Oktober 2020.
Ketua Umum Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Nining Elitos mengatakan, demonstasi tersebut sedianya akan dimulai pada pukul 10.30 WIB.
Hentikan tindakan represifitas.
"Tapi kawan-kawan masih dalam perjalanan untuk menuju ke depan gedung ILO (kantor buruh internasional) nanti longmarch ke Istana," ujar Nining saat dihubungi Tagar lewat sambungan telepon, Kamis, 22 Oktober 2020.
Baca juga: Buruh Tolak Permenaker 18/2020, FSPMI: Menterinya Ngawur
Nining memastikan, tuntutan buruh hari ini masih pada persoalan penolakan dengan keberadaan UU Cipta Kerja. Pihaknya pun mendesak Presiden Jokowi menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu).
"Kedua, hentikan tindakan represifitas, artinya pembungkaman demokrasi terhadap rakyat yang sedang berjuang," ucapnya.
Selanjutnya, Nining mengklaim rencananya akan ada sekitar 1.500-2.000 massa dari elemen buruh yang akan turun dalam aksi lanjutan kali ini.
Sementara, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, kepolisian telah siap melakukan pengamanan unjuk rasa lanjutan kali ini sejak pagi hari.
Baca juga: Akses ke Istana Diblokade, Buruh: Kemunduran Ruang Demokrasi
"Kami dari pagi sudah siap, pengamanan sudah siap. Biasanya kan datangnya jam 1-jam 2, kadang-kadang jam 3. Tapi kami sudah siap dari pagi," kata Yusri kepada Tagar, Kamis, 22 Oktober 2020.
Selain itu, Yusri mengatakan 8.000 personel gabungan dari TNI-Polri telah dipersiapkan untuk melakukan pengamanan demonstrasi di sekitaran Istana Merdeka. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk mengantisipasi apabila nantinya jumlah massa aksi lebih dari yang diinformasikan.
"Persiapan 8.000 untuk pengamanannya. Dia bilang 1.000 sampai 2.000 (massa aksi) tapi tiba-tiba yang datang 10.000 gimana? Kita kan enggak tahu," tuturnya.
"8.000 yang pengamanan, tapi kita cadangkan 7.000. Cadangannya di lapangan Monas, lagi istirahat mereka," ujar Yusri. []