Jakarta - Presiden Joko Widodo secara khusus mengundang tujuh pengusaha "tajir melintir" Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 25 Juni 2019. Mereka diminta membangun hotel di "10 Bali Baru", sebagai bentuk partisipasi pengusaha terhadap rencana pemerintah mengembangkan destinasi wisata di Indonesia.
Siapa sajakah tujuh pengusaha "tajir melintir" yang diundang Jokowi?
1. Michael Bambang Hartono
Michael Bambang Hartono adalah pemilik PT Djarum, perusahaan rokok di Indonesia. Kakak kandung Budi Hartono ini, bertengger selama 10 tahun di urutan pertama orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
Pada 2018, total kekayaan pria kelahiran 2 Oktober 1939 ini mencapai USD 35 miliar setara Rp 507 triliun (kurs dollar Amerika Serikat Rp 14.500). Ia berhasil mengumpulkan pundi-pundi kekayaan berkat sumbangan dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar 70 persen.
Sedangkan versi Forbes 2019, Atlet Brigde ini menjadi orang terkaya ke-56 di dunia dengan total kekayaan USD 18,5 miliar.
2. Robert Budi Hartono
Robert Budi Hartono adalah adik dari Michael Bambang Hartono. Bersama kakaknya, pria kelahiran 28 April 1940 ini menjadi orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2018.
Sedangkan versi Forbes 2019, Robert menjadi orang terkaya ke-54 di dunia dengan total kekayaan USD 18,6 miliar.
Selain dari PT BCA Tbk, kekayaan yang diperolehnya dihasilkan dari kesuksesan Djarum mengembangkan usaha ke Global Digital International (GDI), sebuah perusahaan yang memiliki media daring bernama Kumparan. Di bidang perhotelan lewat PT Cipta Karya Bumi Indah memiliki saham di Hotel Indonesia Kempinski (Eks Hotel Indonesia) serta memasarkan superblok dan pusat grosir WTC Mangga Dua.
3. Perwakilan Eka Tjipta Widjaja
Melalui Managing Director Sinar Mas Gandi Sulistyo, Sinar Mas tak luput dari undangan Jokowi. Sinar Mas adalah bisnis yang bergerak di berbagai sektor yang didirikan Eka Tjipta Widjaja.
Pria yang telah tutup usia pada 26 Januari 2019 lalu ini merupakan orang terkaya ke-3 di Indonesia versi Forbes 2018 dengan total kekayaan USD 8,6 miliar. Meski lulusan sekolah dasar (SD), Eka menerima gelar Doktor Kehormatan dalam bidang Ekonomi dari Pittsburg State University, Amerika Serikat.
4. Chairul Tanjung
Chairul Tandjung, pemilik utama CT Corp yang membawahi beberapa anak perusahaan seperti Trans Corp, Bank Mega, dan jaringan supermarket, duduk sebagai orang terkaya ke-7 di Indonesia versi Forbes 2018. Total kekayaan "Si Anak Singkong" ini sebesar USD 3,5 miliar.
CT salah satu pengusaha yang piawai dalam mengembangkan usaha, karena kini ia juga merupakan pemimpin Pariarti Shindutama dan Para Rekan Investama. Selain berkecimpung di dunia bisnis, pria yang lahir 16 Juni 1962 ini, pernah menjabat sebagai menteri pada era kepemimpinan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia ke-14 (19 Mei 2014–20 Oktober 2014), Pelaksana Tugas Menteri Kehutanan Indonesia (1 Oktober 2014–20 Oktober 2014), dan Pelaksana Tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (11 September 2014–20 Oktober 2014). CT juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Bulu Tangis Seluruh Indonesia (PBSI) ke-4 masa jabatan 2000-2004.
5. Peter Sondakh
Pendiri dan pimpinan Rajawali Corpora sebuah perusahaan investasi yang didirikan pada 1984 yang mencakup hotel, media, dan pertambangan, Peter Sondahkh masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2019. Dengan total kekayaan USD 1,7 miliar, pria yang lahir 23 Juli 1953 itu berada di urutan ke-14.
Selain Rajawali Corpora, Peter juga memiliki perusahaan transportasi taxi Express yang kini saham perdagangannya tengah dihentikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) karena gagal membayar bunga obligasi. Ia juga memiliki aset di Hotel Four Seasons Jakarta, penyedia layanan internet Velo Networks, dan jaringan TV Rajawali Televisi.
6. Hary Tanoesoedibjo
Kekayaan Hary Tanoesoedibjo sebesar USD 1,1 miliar menempatkannya di posisi ke-31 sebagai orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2018. Ia berhasil mengumpulkan pundi-pundi kekayaan melalui grup investasi terkemuka Indonesia dengan tiga bisnis utama, yakni media, jasa keuangan, dan properti yang dikenal sebagai MNC Group.
Sukses sebagai pengusaha, pria 53 tahun itu terjun ke dunia politik. Sebelum mendirikan dan menjadi Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Hary Tanoe pernah menjajal dunia politik dengan bergabung dalam Partai NasDem dan Partai Hanura.
7. Dato' Sri Tahir
Orang terkaya di Surabaya, Dato' Sri Tahir adalah pendiri Mayapada Group, holding company dengan beberapa unit usaha di Indonesia meliputi perbankan, media cetak dan TV berbayar, properti, rumah sakit dan rantai toko bebas pajak/duty free shopping (DFS).
Pria kelahiran 26 Maret 1952 itu berhasil mengumpulkan kekayaan pada 2018 sebesar USD 3,7 miliar atau sekitar Rp 54,9 triliun. Untuk memperoleh kesuksesannya, Tahrir memulai bisnis dari industri tekstil dan garmen, sampai akhirnya ke sektor keuangan. Puncaknya, ketika Bank Mayapada berhasil melalui krisis 1997-1998 dan dinobatkan sebagai bank terbaik kedua (di luar bank milik pemerintah) pada 2007. []
Baca juga: