Tragedi Berdarah Rumah Berhantu di Bantaeng

Di sebuah rumah angker tak berpenghuni di Bantaeng, Sulawesi Selatan, kabarnya sempat terjadi tragedi berdarah, saat suami memenggal istrinya.
Rumah Mama Anjas yang terkenal berhantu karena kejadian tragis yang pernah terjadi di sana. (Foto: Tagar/fitriani aulia rizka).

Bantaeng - Ada sebuah rumah tua di kampung Be'lang, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, yang sangat horor karena sudah lama tidak dihuni. Tempat itu menjadi buah bibir masyarakat, dibicarakan dengan cerita-cerita yang amat menyeramkan. 

Uci, warga yang tinggal tak jauh dari rumah berhantu itu menceritakan, memang sempat ada tragedi berdarah di sana. Hingga saat ini, warga setempat menyebut rumah tersebut sebagai rumah hantu Mama Anjas, karena anak pertama keluarga itu bernama Anjas.

Alkisah, sekitar tahun 90-an terjadi sebuah insiden di rumah tersebut. Sang pemilik rumah yakni Abdullah, menyembelih istrinya yang bernama Reni, tepat di tiang utama rumah mereka.

Menurut Uci, Reni merupakan seorang pendatang. Tak ada yang tahu asal usulnya dia berasal dari mana. Sedangkan suaminya, Abdullah, atau sering dipanggil Pak Dullah, diketahui bekerja sebagai staf tata usaha di salah satu sekolah yang tak jauh dari kediamannya.

Semua mata tertuju pada kolong rumah, tepat di tiang tengah rumah mama Anjas, di mana darah berwarna merah kehitaman mengalir membanjiri tiang, hingga menetes-netes ke tanah.

Bisik-bisik masyarakat setempat, Dullah dikenal sebagai pria yang tenang dan pendiam. Sedangkan istrinya, Reni, dipandang perempuan berparas cantik dengan rambut panjang yang apabila terurai, rambutnya bisa menyentuh betis.

Reni adalah perempuan yang cerewet. Dan menurut kabar yang berembus, dia suka bergunjing. Bahkan suaminya tak luput dari sasaran pergunjingannya. Dia kerap membongkar aib keluarganya sendiri dan menceritakan kekurangan-kekurangan suaminya.

Seiring waktu berjalan, kabar tersebut sampai juga ke telinga Dullah hingga membuatnya frustasi dan emosinya tidak stabil.

"Sarafki kodong (orang sakit gangguan saraf) itu Dullah," kata Uci sambil mengangkat jari telunjuk kanannya ke dahi. 

Tidak ada yang tahu sejauh mana beban batin yang dipikul Dullah, sehingga pada suatu hari dia tega menghabisi nyawa istrinya sendiri. Padahal, mereka telah dikaruniai empat orang anak. Kabarnya, saat ini anak-anak mereka sudah pindah ke Pulau Selayar.

Uci melanjutkan ceritanya. Ingatannya melayang pada kejadian tragis di masa silam, saat dia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Waktu itu, sekitar pukul 8 pagi, tiba-tiba saja warga beramai-ramai menuju rumah mama Anjas.

Di teras rumah panggung itu terlihat Dullah sedang duduk sambil mengayun-ayunkan parang yang telah berlumuran darah. Orang-orang yang berkumpul di halaman rumahnya hanya bisa melotot tercengang. 

Semua mata tertuju pada kolong rumah, tepat di tiang tengah rumah mama Anjas, di mana darah berwarna merah kehitaman mengalir membanjiri tiang, hingga menetes-netes ke tanah.

"Sampuloko naik konne sammpulo tongko kubuno," teriak Dullah, yang artinya, siapapun yang berani naik, maka semua akan dibunuhnya juga. 

Setelah pihak kepolisian datang ke sana, Dullah dibekuk. Namun nahas, Reni saat itu sudah bersimbah darah setelah diparangi suaminya sendiri.

Kembali Memakan Korban

Setelah kejadian tragis tersebut, rumah itu sempat kosong tidak berpenghuni. Pernah dua kali disewakan orang berkeluarga juga, namun nasib sial kembali menimpa. Siapapun yang pernah tinggal di rumah hantu tersebut seperti terkena bala kutukan.

Cerita kutukan yang pertama adalah sepasang suami istri yang hanya bertahan tak lebih dari tiga bulan lamanya. Keluarga tersebut mengaku kerap diganggu makhluk halus penunggu rumah hantu itu dan merasa tidak betah selama menempatinya. 

Malam hari diperkirakan sebagai waktu terjadinya pembunuhan sadis, karena mayat perempuan itu baru ditemukan seminggu kemudian dalam kondisi membusuk dipenuhi ulat.

Pertengkaran demi pertengkaran juga kerap terjadi selama mereka tinggal di sana. Sekeluarga itu pun akhirnya pindah menuju BTN Sasayya, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumah Mama Anjas.

Tak ada yang tahu persis awal mula pertengkaran yang dialami pasutri tadi. Namun, setelah pindah dari rumah Mama Anjas, pembunuhan sadis kembali terjadi. Lagi-lagi Istri disembelih oleh suaminya sendiri. 

Anehnya, hal tersebut seperti sudah direncanakan sebelumnya. Kata orang, suami istri itu sempat bertengkar. Kemudian pada pagi harinya sang suami yang tidak diketahui namanya, meminta izin ke RT dan RW setempat untuk pindah ke Irian Jaya (kini Papua). 

Malam hari diperkirakan sebagai waktu terjadinya pembunuhan sadis, karena mayat perempuan itu baru ditemukan seminggu kemudian dalam kondisi membusuk dipenuhi ulat.

Rentetan Korban dari Rumah Mama Anjas

Kutukan kedua yang menjadi korban, lagi-lagi sepasang suami istri yang mengontrak di rumah mama Anjas. Tak ada yang mengingat lagi sekitar tahun berapa dan kapan tepatnya hal itu terjadi. 

Namun, lagi-lagi pasutri itu dibuat tidak kerasan di sana. Rumah tangganya berantakan, karena selalu mengalami pertengkaran. Hingga kini tak ada yang mengetahui bagaimana nasib keduanya.

Dia bicara sepertinya dia dalam keadaan tidak sadar, setelah itu dia menangis-nangis peluk mayat istrinya.

Hingga saat ini, warga yang masih tinggal di sekitar rumah mama Anjas masih kerap merasakan aura mistis setiap kali melewatinya. 

Bahkan, dulu beberapa orang memberikan kesaksian bahwa mereka kerap mendengar suara-suara aneh, seperti orang yang sedang membersihkan halaman. Terdengar suara orang menyapu ataupun menggeser-geser meja dan kursi.

Setiap orang yang numpang lewat di rumah hantu itu seketika akan dibuat merinding. Seperti ada seseorang yang tengah mengawasi dari dalam rumah tak berpenghuni. 

Hingga saat ini, rumah itu dibiarkan berdiri usang begitu saja. Tidak ada lagi yang berani menghuninya. Tak ada lagi yang ingin terkena kutukan maut.

"Pak Dullah itu waktu sudah ada polisi dia bingung. Terus ditanyai, siapa kita potong tadi. Dia jawab kambing. Dia bicara sepertinya dia dalam keadaan tidak sadar, setelah itu dia menangis-nangis peluk mayat istrinya," tutur Uci seraya menggelengkan kepala.

Makhluk Gaib Terlihat dengan Mata Batin

Namun ada hal lain yang disampaikan seorang pria setelah melihat foto rumah mama Anjas. Seseorang yang tidak ingin disebutkan namanya itu adalah lelaki yang dipercayai sebagai imam masjid yang mata batinnya terbuka.

Dari dia, terlontarkan sebuah informasi mengenai sosok yang menghuni rumah tua tersebut. Padahal, pria itu hanya melihat dari foto rumah mama Anjas. Sebut saja namanya Daeng Taba.

Anak perempuan yang dilihatnya itu seperti menenteng sesuatu menyerupai kepala manusia.

Daeng Taba menjelaskan, dunia ini memang dihuni manusia dan makhluk yang tak kasat mata. Menurut dia, ada jin yang berkeliaran di sekitar kita. Namun jin pun terbagi. Ada jin muslim dan ada pula jin jahil yang suka mengganggu ketenangan manusia.

Di rumah itu makhluk halus yang dia lihat berupa tiga anak kecil berusia sekitar 8 tahun, sangat senang berlari-lari. Mata batinnya melihat, ada juga seorang perempuan dan dua orang laki-laki penunggu rumah berhantu di Bantaeng ini. 

Anak perempuan yang dilihatnya itu seperti menenteng sesuatu menyerupai kepala manusia. Sedangkan sosok perempuan sedang berdiri di belakang rumah, namun tidak terlalu menampakkan dirinya. Begitulah yang dituturkan Daeng Taba.

Menurut dia, apapun yang ada tidak seharusnya membuat manusia takut, karena manusia adalah ciptaan Tuhan yang lebih mulia dan ketakutan itu sebaiknya hanyalah kepada Sang Pencipta.

Daeng Taba memandang, jin yang jahil memang kerap hadir dalam berbagai wujud yang menakutkan. Tujuannya hanya satu, untuk mengganggu umat manusia dan menggoyahkan iman seseorang. 

Jin ataupun setan adalah penipu ulung yang dapat menyesatkan manusia. Dia kerap berlaku curang dengan menampakkan diri sebagai wujud yang memang ditakuti oleh manusia, semata untuk menjebak.

Oleh karena itu dia berpesan agar tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan cerita-cerita yang beredar.

"Percaya pada hal gaib itu memang harus, karena ciptaan Allah tak hanya manusia, ada juga makhluk yang tidak kasat mata. Tapi kita tidak boleh takut kepadanya, takutlah kepada Allah semata," ujar Daeng Taba. []

Baca cerita lain:

Berita terkait
Kuntilanak Penculik dari Bantaeng Sulawesi Bernama Anja
Menjadi cerita turun-temurun Anja sosok kuntilanak menakutkan di Banteang, Sulawesi Selatan, karena kerap menculik anak kecil selepas magrib.
Setan Geunteut, Usai Magrib Culik Anak Kecil di Aceh
Hantu geunteut boleh saja dianggap sebagai mitos belaka. Namun, kesaksian korban yang diculik di Aceh, membuktikan jika makhluk gaib ada di sana.
Ular Berkepala Kucing Penunggu Rana Roko di NTT
Air panas Rana Roko adalah destinasi wisata di Flores, NTT. Namun, sisi mistisnya kuat. Ular berkepala kucing dan bidadari menunggu tempat ini.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.