Tolak Rektor Baru, Kampus Muhammadiyah Sorong Lumpuh

Aksi tolak Rektor baru, membuat aktivitas kampus Universitas Muhammadiyah Sorong Lumpuh.
Mahasiswa Univesitas Muhammadiyah Sorong menggelar aksi demo di kampusnya, Senin 20 April 2020. (Foto: Tagar/Dzul Ahmad)

Sorong - Mahasiswa Univesitas Muhammadiyah Sorong kembali melakukan aksi protes pengangkatan Muhammad Ali sebagai Rektor baru, masa jabatan 2020-2024.

Massa aksi yang sebelumnya mengelar aksi di depan kantor rektorat kampus kini pindah di depan pagar kampus dengan membakar sejumlah ban bekas dan tampak pintu gerbang di palang oleh masyarakat adat sebagai bentuk dukungan Hermanto Suaib tetap menjabat sebagai rektor di Universitas Muhammadiyah Sorong.

Kami mahasiswa menolak dengan tegas Muhammad Ali sebagai rektor Univesitas Muhammadiyah Sorong.

Massa yang telah menduduki kampus sejak Rabu 15 April sampai hari ini mengakibatkan aktivitas di kampus lumpuh total sembari menunggu PP Muhammadiyah menindak lanjuti tuntutan massa aksi.

Dalam aksinya, President Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) universitas muhammadiyah Sorong, Abu Killian membacakan tiga poin tuntutanya dengan tegas menolak Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor, 2935/KEP/10/D/2020 tentang pengangkatan rektor Universitas Muhammadiya Sorong masa jabatan 2020-2024.

Selain itu, massa aksi juga mendesak PP Muhammadiyah agar segera mengembalikan eksitensi Univesitas Muhammadiyah Sorong dengan menetapkan Hermato Suaib sebagai rektor masa jabatan 2020-2024.

“Kami mahasiswa menolak dengan tegas Muhammad Ali sebagai rektor Univesitas Muhammadiyah Sorong,” Kata Abu Killian, Senin 20 April 2020.

Abu Killian mengatakan aksi yang dilaksanakan selama enam hari ini merupakan aksi solidarism dan spontanitas saat mengetahui SK pergantian rektor di kampusnya. Abu Killian kembali menegaskan aksi ini murni aksi gerakan mahasiswa tidak ditumpagi kepentingan lainnya.

“Isu yang berkembang di luar, aksi kami di tumpangi oknum-oknum tertentu. Saya mau tegaskan ini aksi murni dari mahasiswa yang tidak terima SK dari PP  Muhammadiyah. Aksi ini pun tidak ada sumbangan dari siapapun tapi semua bersumber dari sumbangan suka rela mahasiswa,” kata Abu Killian.

Abu menyayangkan sikap Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Papua Barat yang tetap melantik Muhammad Alidi di Swiss Bell Hotel, Sabtu 18 April 2020 lalu, tanpa mempertimbakan tuntutan mahasiswa.

“Kami sesali, karena dalam kondisi Corona saat ini yang melarang berkumpul toh kenapa pelantikan ini di lakukan. Seakan-akan sesuatu yang terdesak. Proses pelantikan tersebut pun saya selaku president mahasiswa sebagai representasi dari mahasiswa tidak mengetahui pelantikan itu,” kata Abu Killian.

Sebelumnya, sejak Rabu 15 April sampai saat ini mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sorong terus mengelar aksi protes pengankatan Muhammad Ali sebagai rektor baru.

Sedangkan pada Jumat 17 April 2020, tetua lembaga adat Moi marga Ulim memalang kampus dengan delapan bantang bambu kuning yang disakralkan masyarakat adat dan di ikat dengan kain merah. []

Berita terkait
Pasien PDP dan OTG di Kota Sorong Positif Corona
Dua PDP dan OTG di Sorong Papua Barat positif terjangkit virus covid-19berdasarkan sampel Lab Makassar.
Mahasiswa Muhammadiyah Sorong Tolak Rektor Baru
Ratusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sorong melakukan aksi protes atas pengangkatan Muhammad Ali sebagai rektor baru.
Menteri Terawan Tolak Penerapan PSBB di Kota Sorong
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menolak permohonan PSBB di Kota Sorong. Ini alasannya.
0
Kekurangan Pekerja di Bandara Australia Diperkirakan Samapi Tahun Depan
Kekurangan pekerja di bandara-bandara Australia mulai bulan Juli 2022 diperkirakan akan berlanjut sampai setahun ke depan