Titiek Soeharto Optimistis Melenggang Senayan, Golkar: Ada Mbak Titiek Suara Turun

Titiek Soeharto optimistis melenggang Senayan, Golkar: ada Mbak Titiek suara turun. "Kami juga optimistis, Mbak Titiek tidak di Golkar membuat suara Golkar kembali meningkat,” kata Gandung Pardiman.
Titiek Soeharto membagikan paket sembako kepada ratusan petugas kebersihan jalan di Kantor BLH Kota Yogyakarta, Kamis (14/6). Di tempat itu, Titiek optimistis kembali melenggang ke DPR RI meski berganti partai. (Foto: Tagar/Ans)

Yogyakarta (Tagar 14/6/1018) - Pada Pemilu 2014 lalu, Siti Hediati Harijadi alias Titiek Soeharto sukses melenggang ke DPR RI. Titiek meraih suara terbanyak di antara caleg Partai Golkar dari Dapil DIY saat itu.

Pada Pemilu 2019, Titiek Soeharto kembali maju bertarung menjadi legislator Senayan. Bedanya, kali ini di bawah bendera partai yang didirikan adiknya, Hutomo Mandala Putra atau Tommy, yakni Partai Berkarya.

Titiek mengaku optimistis dengan partai barunya, tetap bisa kembali mendapat dukungan warga DIY melaju sebagai Anggota DPR RI.

"Harus percaya diri dong meski sekarang beda partai. Saya tidak mau takabur, yang penting ikhtiar. Kami juga mohon dukungan warga DIY untuk memilih saya," kata Titiek di sela safari Ramadhan di halaman kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Kamis (14/6).

Titiek mengaku punya modal penting saat kembali maju sebagai caleg DPR RI pada Pemilu 2019. "Di Dapil saya (DIY) karena saya sendiri turun ke masyarakat, Insyaallah siapa pun orangnya dan dari partai apa saja merespons positif saya," jelasnya.

Titiek mengakui Dapil DIY tergolong berat. "Di DIY memang berat. Misal pun di DIY saya bisa memang tapi di daerah lain di Indonesia kurang empat persen kan repot juga. Jadi memamg harus kerja keras," paparnya.

Lebih lanjut Titiek menjelaskan, selama turun ke masyarakat, ternyata rakyat masih banyak yang merasa kepemimpinan Soeharto lebih enak dibanding presiden-presiden berikutnya. "Rakyat itu menginginkan kejayaan masa lalu. Mereka bilang, enak jamane Pak Harto. Saya ingin mewujudkan itu," tegasnya.

Kuota Dapil DIY untuk DPR RI sebanyak delapan kursi. Pada Pemilu 2014 lalu, delapan caleg yang melenggang ke DPR RI  adalah Ahmad Hanafi Rais dari PAN, Idham Samawi dan Esti Wijayati (PDI Perjuangan), Titiek Soeharto (Partai Golkar), Andika Pandu (Gerindra), Sukamta (PKS),  Agus Sulistiyono (PKB), Ambar Tjahjono lalu PAW Roy Suryo (Demokrat).

Ada Titiek Golkar Turun

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina DPD I Partai Golkar DIY Gandung Pardiman menegaskan, tanpa Titiek Soeharto tidak akan mempengaruhi perolehan suara di DIY pada Pemilu 2019 mendatang. "Justru ada Mbak Titiek Soeharto perolehan suara di DIY turun," kata dia.

Mantan Anggota DPR RI ini menyontohkan, pada Pemilu 2009 sebelum Titiek Soeharto bergabung, Partai Golkar DIY mampu meraih 250.000 suara untuk DPR RI. Saat itu Golkar di DIY nomor tiga di bawah PDIP dan PAN. "Namun setelah Titiek Soeharto bergabung,  pada Pemilu 2014, suara Partai Golkar untuk DPR RI hanya 190.000 suara," jelasnya.

Gandung mengatakan, penurunam suara sampai 60.000 suara tersebut tidak lepas dari citra keluarga Cendana di tubuh Partai Golkar. Spirit Partai Golkar adalah bebas dari Orde Baru. Sementara Cendana adalah identik dengan Orde Baru. "Jadi kehadiran keluarga Cendana yang direpresentasikan oleh Mbak Titiek justru membuat suara Golkar di DIY turun di DIY," jelasnya.

Gandung dengan tegas menyebutkan slogan "Isih Enak Jamanku Ta" (Masih Enak Zamanku Tho) dengan gambar wajah HM Soeharto tersenyum sangat merugikan Partai Golkar. Keluarnya Titiek Soeharto menjadi momentum Partai Golkar bangkit dari bayang-bayang Orde Baru atau keluarga Cendana.

"Kami optimistis, Mbak Titiek yang sudah tidak di Golkar membuat suara Golkar kembali meningkat pada 2019 nanti," kata dia. (ans)

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.