Jakarta - Bagaimana Anda dapat menyimpan dan mengatur keuangan? Kita mungkin tidak pandai matematika tapi hal ini penting sekali untuk semua orang, apalagi sebagai milenial, kita harus tahu kemana uang kita pergi, kita harus menabung dimana saja, dan berinvestasi dimana saja.
Sebelum itu, perlu mengetahui filosofi keuangan. Kita harus menetapkan pola pikir untuk tidak akan pernah membandingkan keuangan orang lain, terutama tidak membandingkan finansial dengan gaya hidup seseorang di atas kita. Kita akan terus-menerus menginginkan lebih tinggi dan lebih tinggi lagi.
Bagaimana caranya agar uang tidak habis?
Membuat penganggaran yang paling sederhana. Bisa dengan menggunakan persentase hasil pendapatan. 50% (needs) untuk kebutuhan sehari-hari misalnya listrik, tempat tinggal, makanan. 30% (savings) untuk kebutuhan masa depan atau ditabung, jangan dipegang langsung guna uang darurat atau uang pensiun. Dan 20% (wants) untuk sesuatu yang diinginkan misalnya belanja. Namun, jika suatu saat pendapatan naik, maka invetasi tabungan yang lebih diutamakan bukan pada pengeluarannya. Pengeluaran harus lebih rendah dari pendapatan.
Bagaimana mengatur langsung gaji sudah cair?
Menggunakan konsep “pay yourself first”. Uang untuk tabungaan/investasi harus disishkan lebih dulu di awal, agar tidak terpakai untuk yang lain (needs/wants). Permasalahannya selama ini banyak orang yang menabung di akhir bulan dengan uang sisa yang tidak terpakai.
Kita bisa juga menggunakan “Sinking Fund”. Menyisihkan uang setiap bulannya secara rutin untuk tujuan tertentu. Dana ini diluar dari dana darurat ataupun tabungan. Bisa jadi untuk kado ulang tahun, treveling, atau kegiatan lain di waktu dekat. Dan tetap merinci segala pengeluaran yang wajib.
Bagaimana cara investasi untuk milenial pemula?
Kalian bisa cek dunia Reksadana, karena tidak perlu modal yang besar untuk memulainnya. Kalau saham, modal besar karena harus memberi 1 slot atau minimal 100 unit dan resiko lebih besar. Reksadana tentu dijamin OJK. Profit kalian ketika harga jual lebih tinggi dari harga beli. Pola piker harus diubah menabung jangka panjang dengan profit besar, bukan menabung jangka pendek lalu berhenti. []
(Vidiana Lihayati)
Baca Juga
- Produk Keuangan Syariah sebagai Wadah Investasi Saham Sesuai Syariat Islam
- Saham Gorengan Jiwasraya Rugikan Negara Rp 10,4 T
- Mengenal Manajer Investasi, Si Anti Saham Gorengan
- Peranan Manajer Investasi dalam Investasi Reksa Dana