Peranan Manajer Investasi dalam Investasi Reksa Dana

Keterlibatan 13 manajer investasi dalam kasus korupsi Asuransi Jiwasraya bisa mempengaruhi kepercayaan investor kepada produk reksa dana.
Ilustrasi - Manajer Investasi. (Foto: Pixabay/kalhh)

Jakarta - Bancakan duit korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) juga menyeret manajer investasi. Ada 13 manajer investasi yang ikut mencicipi uang haram dari kasus yang menyeret  perusahaan asuransi pelat merah itu.

Ke-13 manajer investasi itu kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi (Tipikor) dalam pengelolaan keuangan dan dana investasi pada Jiwasraya.  Keterlibatan mereka bisa mempengaruhi kepercayaan masyarakat yang ingin membenamkan fulusnya pada  investasi reksa dana. 

Jaksa Agung ST Burhanuddin meminta para pemilik reksa dana secara umum dan khususnya dari perusahaan manajer investasi tetap tenang. "Tidak perlu cemas dan khawatir dengan ditetapkannya 13 manajer investasi sebagai tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan keuangan dan dana investasi Pada  Asuransi Jiwasraya," ucapnya. 

Sejauhmana peranan manajer investasi dalam peningkatan investasi di reksa dana, berikut ini ulasannya.

Apa itu Reksa Dana 

Sebelum mengulas peranan manajer investasi, sebaiknya lebih dahulu memahami secara benar mengenai reksa dana, terutama untuk investor pemula. Reksa dana merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat kemudian diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh manajer investasi. 

Sejak kapan investasi reksa dana mulai ada di Indonesia? Reksa dana muncul bersamaan dengan berdirinya PT Danareksa (Persero) pada tahun 1976. Saat itu, BUMN ini menerbitkan produk produk investasi reksa dana yang dinamakan sertifikat Danareksa. 

Pada tahun 1995, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Dalam beleid ini juga diatur soal jual beli dan pengelolaan reksa dana. 

Adanya peraturan resmi dari pemerintah memicu perusahaan sekuritas lain menerbitkan produk investasi reksa dana ke pasar. Salah satunya adalah PT BDNI Reksa Dana yang menerbitkan reksa dana tertutup.

Kini, reksa dana telah berubah menjadi produk investasi pilihan investor. Dana kelolaan reksadana  mencapai ratusan triliun rupiah. Berdasarkan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksa dana pada tahun 2019  mencapai 1,77 juta atau tumbuh 85,24% dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu yakni 955.510. Jumlah ini melewati jumlah investor saham dan surat berharga negara (SBN).

Jumlah produk reksa dana pada tahun 2019 mencapai  2.855 produk atau meningkat 7,7% dibandingkan pada tahun lalu sebesar 2.678 produk. Sedangkan dana kelolaan hingga Oktober mencapai Rp 812 triliun.

Peningkatan yang signifikan ini tak lepas dari semakin meningkatnya fasilitas dan kemudahan berinvestasi di reksa dana yang ditawarkan oleh perusahaan sekuritas. Investor tidak perlu lagi bingung atau pusing mengelola portofolio efek dan penanaman reksa dana karena ada manajer investasi yang siap membantu. Pembukaan rekening kini juga tidak perlu datang ke kantor atau bank, cukup pakai aplikasi investasi. Lantas apa itu manajer  investasi?

Peranan Manajer Investasi

Di dalam investasi reksa dana, ada satu orang atau perusahaan yang memiliki peran yang cukup penting yang disebut dengan manajer investasi (MI). Manajer investasi adalah pihak (bisa perorangan ataupun perusahaan) yang secara profesional mengelola dana nasabah dalam berbagai instrumen investasi, mulai dari saham, obligasi, dan instrumen-instrumen lainnya, dengan tujuan memperoleh keuntungan bagi para investor yang sudah memercayakan dananya pada mereka.

Bila seorang ingin berinvestasi di reksa dana, harus  menyetorkan sejumlah dana pada manajer investasi, dan kemudian bersama dengan dana nasabah lainnya, akan dikelola ke berbagai instrumen investasi sesuai instruksi investor. Selama periode investasi tersebut, bisa saja manajer investasi membeli/melepas saham, obligasi, atau instrumen lainnya dengan dana dari investor, yang laporannya bisa didapatkan si investor secara rutin.

Manajer investasi  dalam reksa dana tidak hanya bertugas untuk menentukan bagaimana kinerja saham, obligasi atau instrumen lainnya saja. Namun juga harus dapat memberikan kepastian atas legalitas dan juga keamanan sebuah reksa dana. Oleh karena itu, sebaiknya seorang investor harus memahami  akan tugas dan kewajiban manajer investasi.

Setidaknya ada empat tugas manajer investasi dalam mengelola dana investor, yakni:

1. Mengelola Aset  Investor

Pertama kali saat seorang memutuskan untuk berinvestasi di reksa dana, maka saat itulah ia  sudah harus berhubungan dengan manajer investasi, dan menyerahkan sejumlah dana yang ingin diinvestasikan.

Tugas manajer investasi selanjutnya adalah menerima dana dari investor dan kemudian mengalokasikannya sesuai jenis reksa dana yang sudah dipilih investor. Misalnya, investor memilih berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap, maka alokasi investasinya adalah 80% obligasi, baru sisanya ke instrumen pasar uang.

Kalau ingin memilih untuk investasi ke reksa dana campuran, maka manajer investasi berhak untuk menentukan alokasinya mau ke instrumen yang mana saja, dengan porsi terbanyak 79%.

2. Menentukan Instrumen Investasi Mana Yang Dibeli

Manajer investasi akan menentukan instrumen mana yang akan dibeli berdasarkan data dan analisa yang dilakukan. Misalnya, investor ingin membeli instrumen saham, maka manajer investasi akan menentukan saham emiten mana yang akan dibeli.

3. Memutuskan Kapan Instrumen Dijual atau Dilepas

Begitu juga mengenai kapan investor  harus melepas saham atau obligasi yang dinilai kurang berkinerja baik. Semua akan diputuskan oleh manajer investasi. Investor bisa memecat atau  mengganti manajer investasi kalau portofolio investasinya kurang menggembirakan.

4. Melaporkan Kondisi Aset Nasabah Secara Harian

Selain mengelola dana untuk diinvestasikan, manajer investasi juga punya kewajiban untuk memberikan laporan secara harian.

Tips Memilih Manajer Investasi

Untuk  menghindari kerugian, investor harus selektif memilih manajer investasi. Berikut ini beberapa tips memilih manajer investasi yang terbaik agar investasi tetap aman dan tentu saja menguntungkan.

1. Izin

Manajer investasi harus mengantungi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Untuk memastikan apakah seorang atau perusahaan manajer investasi mempunyai izin yang sah dari OJK adalah dengan melihatnya di prospektus reksa dana

2. Pengalaman

Manajer investasi wajib memiliki pengalaman yang cukup dalam mengelola aset investor. Investor dapat melihat ini di prospektus reksa dana. 

3. Pengecekan Silang

Investor harus melakukan pengecekan ulang ke institusi  lain atau sumber independen, seperti website resmi OJK. Dari website, ada daftar manajer investasi yang sudah mempunyai izin. Investor dapat melakukan pengecekan silang antara informasi yang ada di prospektus dengan informasi di OJK. 

4. Kenali Reputasi

Kinerja manajer investasi bisa dilihat dari pengalaman mengelola dana milik investor. Pilihlah manajer investasi yang mempunyai track record bagus dan sudah lama beroperasi, minimal lima tahun. Track record tentu juga berkaitan dengan etika dan moral. Hal ini agar  investor tidak terjebak menginvestasikan dananya pada investor yang bermasalah seperti kasus 13 manajer investasi yang ditetapkan tersangka dalam keterlibatan pada kasus korupsi di Jiwasraya.[]



Berita terkait
Mengenal Manajer Investasi, Si Anti Saham Gorengan
Kasus gagal bayar polis nasabah Jiwasraya jadi tolok ukur bagaimana perseroan mengelola saham di lantai Bursa Efek Indonesia.
Corona, Reksa Dana Proteksi Pilihan Aman Investasi
Penyebaran virus corona Covid-19 berdampak terhadap perekonomian. Di tengah penurunan kinerja pasar modal, reksa dana menjadi pilihan investasi.
OJK Catat Aum Reksa Dana Capai Rp 387 Triliun
OJK mencatat, hingga 25 Juli 2017 total dana kelolaan atau "asset under management" (AUM) reksa dana membukukan hasil positif mencapai Rp 387 triliun.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.