Jakarta - Saat orangtuamu sudah pensiun, mereka akan hidup mengandalkan dari uang pensiun tersebut. Kamu yang sudah bekerja, menggantikan ayah sebagai tulang punggung keluarga.
Saat sudah menikah dan mempunyai anak, Anda bertugas penuh dalam memenuhi ekonomi anak dan istri. Tapi tetap saja orangtuamu yang sudah pensiun, tetap dinafkahi sama seperti keluargamu.
Kondisi tersebut dinamakan generasi sandwich.
Tapi, bukankan sandwich itu makanan? Apa hubungannya dengan menafkahi keluarga?
Sandwich di sini adalah sebuah penggambaran dimana situasi Anda sebagai pencari nafkah yang membiayai hidup anak istri dan orangtua. Sandwich memiliki 2 roti yang menutupi isian di dalamnya. Roti itu diibaratkan sebagai orangtua dan anak-anak Anda. Sedangkan Anda sendiri adalah isian roti tersebut, diapit oleh 2 roti.
Biasanya kondisi seperti ini dikarenakan orantua tidak mempunyai dana pensiun yang cukup atau pun aset yang dapat dinikmati di masa tua. Maka dari itu, di hari tuanya anak mereka merasa memiliki tanggungan untuk menghidupi orangtuanya.
Bagi yang ekonominya sejahtera mungkin membiayai hidup banyak orang bukan masalah berarti. Namun, jika ekonominya pas-pasan, hanya suami yang bekerja, tidak bisa menyisihkan dana untuk menabung, membuat dana darurat, apalagi berinvestasi, maka bisa saja kelak anak Anda akan mengalami kondisi yang sama jika kondisi keuangannya tidak diperbaiki.
Seorang perencana keuangan, Prita Hapsari Ghozie, memberikan tips sehat finansial untuk generasi sandwich sebagai berikut.
- Identifikasi pengeluaran yang harus dikeluarkan setiap bulannya.
- Prioritaskan pemenuhan kebutuhan hidup, bukan gaya hidup keluarga.
- Jaga keuangan dengan memiliki dana darurat.
- Siapkan dana kesehatan (jika perlu) atau asuransi kesehatan.
- Hindari berutang untuk memenuhi gaya hidup saja.
Dalam pengelolaan keuangan terdapat konsep yang disebut living-saving-playing. Konsep ini membagi keperluan Anda ke dalam 3 kelompok yang berbeda persentasenya.
Living yaitu dana yang digunakan untuk membiayai hidup sehari-hari, membayar kewajiban dan kebutuhan pokok. Misalnya untuk zakat, pengeluaran rutin orangtua dan keluarga sendiri, biaya hidup, transportasi, cicilan konsumtif, dan lain-lain. Anda perlu menyisihkan 50% dari penghasilan Anda untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Saving adalah kelompok yang diperuntukan bagi dana yang harus disimpan. Anda perlu mengalokasikan 30% dari penghasilan ke kelompok ini. Pos-pos keuangan yang diisi oleh 30% uang Anda yaitu pos dana darurat, investasi dana pensiun (sifatnya wajib), premi asuransi, BPJS kesehatan orangtua, dan tabungan lainnya sesuai keinginan Anda.
Playing adalah pengelompokan dana yang rata-rata orang sukai karena digunakan untuk liburan, jajan, memenuhi hobi, dan lainnya yang bersifat bersenang-senang dan konsumtif.
(Sekar Aqillah Indraswari)
Baca Juga
- Dear Milenial, Ini Lho 5 Tujuan Keuangan di Usia 20-an
- 2023, Target Literasi Keuangan Pemerintah 90 Persen
- Gubernur Jabar Minta OJK dan BI Tingkatkan Literasi Keuangan
- Literasi Keuangan Lindungi Konsumen dari Dampak Pinjol Ilegal