Tes HIV di RSU Kabupaten Tangerang Terbuka Bagi Umum dan Peserta BPJS Kesehatan

Data di Klinik Bougenville RSUD Kab Tangerang, Banten, 70% kasus HIV/AIDS terdeteksi pada warga yang dirujuk atau berobat dengan penyakit TBC
Ilustrasi – RSUD Kabupaten Tangerang, Banten (Foto: banten.antaranews.com/ANTARA/Azmi Samsul Maarif)

Oleh: Syaiful W. Harahap*

TAGAR.id  – Ketika epidemi HIV/AIDS terus bergejolak, maka jadi peringatan bagi warga, terutama laki-laki dewasa, yang pernah atau sering melakukan perilaku seksual berisiko yaitu melakukan hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan perempuan yang berganti-ganti atau perempuan yang sering ganti-ganti pasangan, seperti pekerja seka komersial (PSK) dan cewek prostitusi online.

Baca juga: Lokalisasi Pelacuran dari Jalanan ke Media Sosial

Yang jadi masalah adalah orang-orang yang tertular HIV/AIDS tidak otomatis menunjukkan gejala-gejala, tanda-tanda atau ciri-ciri yang khas AIDS. Tapi, belakangan ini kian banyak warga dengan keluhan TBC yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS.

Data di Klinik Bougenville RSU Kab Tangerang, yang terletak di Kota Tangerang, Banten, sekitar 70 persen kasus HIV/AIDS terdeteksi pada warga yang dirujuk atau berobat dengan penyakit TBC.

“Ya, itu gambaran ril yang kami hadapi.” Ini dikatakan oleh staf di RSUD Kab Tangerang. Kondisi ini merupakan realitas sosial karena orang-orang yang terinfeks atau tertular TBC membuat sistem kekebalan tubuhnya rendah sehingga mudah tertular berbagai penyakit.

Pengidap TBC Mudah Tertular HIV atau Sebaliknya

Seorang pendamping warga Kab Tangerang dengan HIV/AIDS, Marlina Puspitasari (dikenal luas sebagai Lina Kuntul), 43 tahun, juga mendapatkan sebagian besar dampingan warga pengidap HIV/AIDS yang didampinginya mengidap TBC. “Paling banyak infeksi oportunistiknya TBC,” ujar Lina sambil menarik napas panjang.

Baca juga: Beberapa Anak Yatim Piatu di Kabupaten Tangerang Banten Hidup dengan HIV/AIDS

Begitu juga dengan seseorang yang mengidap HIV/AIDS, baik diketahui atau tidak diketahui, sistem kekebalan tubuhnya rendah sehingga mudah tertular TBC jika berdekatan dengan warga pengidap TBC.

Kondisinya kian runyam karena orang-orang yang mengidap TBC tidak otomatis batuk-batuk dan kurus (kering), tapi ketika orang itu batuk atau bersin dengan kondisi tidak memakai masker, maka orang-orang di sekitarnya yang tidak memakai masker bisa tertular TBC.

Di tahun 1980-an Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) melakukan studi terkait dengan tingkat penularan TBC. Puluhan sukarelawan naik kapal terbang bersama seorang pengidap TBC. Penerbangan berlangsung dua jam.

Beberapa bulan kemudian sukarelawan jalani tes, hasilnya 40% sukarelawan itu tertular TBC. Ini bukti tingkat penularan TBC.

Maka, kalau ada anggota keluarga yang mengidap TBC secepatnya dibawa ke Puskesmas atau ruma sakit terdekat. TBC bisa disembuhkan dengan pengobatan medis yang ditangani dokter.

TBC bukan aib karena orang kayapun ada yang mengidap TBC. Dulu TBC dikaitkan dengan kemiskinan karena lingkungan yang kotor dan rumah yang tidak mempunyai ventilasi untuk peredaran udara.

Tanggung Jawab Moral Jaga Kesehatan Istri dan Anak

Untuk itulah bagi warga yang mengidap TBC sebaiknya menjalani tes HIV/AIDS. “Tes HIV di Puskesmas kita di wilayah Kabupaten Tangerang gratis,” kata Hadi Irawan, staf di Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kab Tangerang kepada Tagar.id, Rabu, 11 Januari 2023. Tapi, ada biaya administrasi Rp 3.000.

Kalau tes HIV di RSU Kab Tangerang ada biaya administrasi Rp 60.000 untuk umum, sedangkan bagi peserta BPJS Kesehatan gratis tapi harus ada surat rujukan dari Puskesmas.

Bagi warga yang pernah melakukan perilaku seksual berisiko ada atau tidak ada gejala sebaiknya segera tes HIV. “Ini untuk kebaikan diri sendiri, istri dan anak yang akan dilahirkan istri,” ujar staf medis di RSU Kab Tangerang.

Soalnya, biar pun tidak ada gejala dan belum tes HIV bagi yang pernah atau sering melakan perilaku seksual berisiko, perlu diketahui virus (HIV) di darah sudah bisa ditularkan ke istri melalui hubungan seksual suami-istri.

Nah, kalau istri tertular HIV maka kelak ada risiko penularan HIV ke janin yang dikandungnya, terutama saat melahirkan (persalinan) dan menyususi dengan air susu ibu (ASI).

Maka, jika seorang istri hamil sebaiknya suami segera Jelani tes HIV kalau pernah atau sering melakukan perilaku seksual berisiko.

Kalau merasa enggan tes di Puskesmas karena dekat dengan tempat tinggal bisa ke RSUD Kab Tangerang. Untuk umum atau bayar sendiri mendaftar sebagai pasien baru dengan tujuan Klinik Bougenville, sedangkan bagi peserta BPJS Kesehatan harus membawa surat rujukan dari Puskesmas dan mendaftar sebagai pasien baru.

Istri Jadi Korban Paling Rentan

RSUD Kab Tangerang menjalankan PITC (Provider Initiated Testing and Counselling) yaitu konseling yang dilanjutkan dengan tes HIV yang dirujuk oleh dokter berdasarkan diagnosis penyakit yang terkait dengan HIV/AIDS pada pasien, seperti pasien di IGD (Instalasi Gawat Darurat), dan di poli lain.

Bagi pasien yang hasil tes HIV positif akan dilanjutkan dengan konseling dan pengobatan penyakit infeksi oportunisik serta pemberian obat antiretroviral (ARV). Obat ARV ini gratis yang diambil setiap bulan di layanan kesehatan (Yankes), seperti RSUD atau Puskesmas, yang disepakati oleh pasien dan rumah sakit.

Di RSU Kab Tangerang tercatat 1.200-an pasien yang rutin ambil obat ARV setiap bulan. Jumlah ini tidak termasuk yang ada di Yankes lain.

Adalah yang merusak sistem kesehatan masyarakat kalau ada daerah (provinsi, kabupaten dan kota) menutup-nutupi jumlah kasus HIV/AIDS di daerahnya kerena akan terjadi penyebaran HIV/AIDS yang tidak terkontrol yang akhinya akan bermuara pada ‘ledakan AIDS’ di daerah tersebt.

Korban yang paling dekat adalah perempuan (baca: istri) dan anak-anak. Data di sihakemkes menunjukkan jumlah kumulatif AIDS dari tahun 2009 sampai dengan Maret 2022 secara nasional sebanyak 137.397. Dari jumlah itu, 19.581 terdekteksi pada ibu rumah tangga (14,25%). 

Ketika seorang suami pengidap HIV/AIDS meninggal tanpa terdeteksi sebelum ajal, dia tularkan HIV/AIDS ke istri selanjutnya istri tularkan ke anak. Suami (ayah) meninggal, istripun jadi orang tua tunggal. Ketika akhirnya istri meninggal karena HIV/AIDS, maka mereka meninggalkan anak-anak sebagai yatim piatu dengan HIV/AIDS. []

* Syaiful W. Harahap, Redaktur di Tagar.id


Berita terkait
KPA Kabupaten Tangerang Berikan Bekal Informasi HIV/AIDS yang Benar Bagi Pelajar SMA dan SMK
KPA Kab Tengerang gelar workshop sehari bagi pelajar SMA dan SMK agar memahami HIV/AIDS dengan informasi yang benar