Terus Diguncang Gempa, Gunung Slamet Masih Berpotensi Meletus

Gunung Slamet di Jawa Tengah masih diguncang sejumlah gempa yang berpotensi memicu letusan freatik dan letusan abu.
Kondisi puncak Gunung Slamet terpantau dari pos pengamatan di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sabtu, 10 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Pemalang - Sehari setelah dinaikkan statusnya menjadi waspada (level II), Gunung Slamet di Jawa Tengah masih diguncang sejumlah gempa yang berpotensi memicu letusan freatik dan letusan abu. Aktivitas vulkanik tersebut terpantau fluktuatif.

Berdasarkan hasil pengamatan di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sabtu, 10 Agustus 2019, Gunung Slamet‎ terekam mengalami gempa hembusan sebanyak 301 kali dari ‎pukul 00.00-06.00. Jumlah itu menurun menjadi 48 kali pada pukul 06.00-12.00 dan kembali menurun menjadi 13 kali pada pengamatan pukul 12.00-18.00. 

‎Sedangkan gempa tremor yang terjadi terpantau mengalami kenaikan. Pada pukul 00.00-06.00 gempa tremor menerus terjadi dengan amplitudo 0,5 milimeter - 2 milimeter (dominan 0,5 milimeter). Sementara itu, pada pukul 06.00-12.00 dan 12.00-18.00 terpantau gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5 milimeter - 3 milimeter (dominan 1 milimeter).

Adapun suhu air panas di tiga lokasi pengukuran yang ada kawasan obyek wisata Guci, Kabupaten Tegal, tercatat masih tinggi. Yakni 43 derajat celcius di lokasi Pandansari, 51 derajat celcius di Pengasihan dan 55 derajat celcius di Sicaya.

Kemudian berdasarkan pengamatan visual, puncak gunung teramati mengeluarkan asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 25-50 meter dari puncak kawah.

"Hasil pengamatan hari ini, aktivitas masih fluktuatif. Tapi tadi terpantau ada satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 31 milimeter," ujar petugas di pos pengamatan, Sukedi, Sabtu, 10 Agustus 2019.

Gunung SlametKondisi puncak Gunung Slamet terpantau dari pos pengamatan di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sabtu, 10 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Selain kegempaan, Sukedi melanjutkan, aktivitas vulkanik lain yang menunjukkan ‎peningkatan yakni deformasi atau kembang-kempis gunung. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas di kawah Gunung Slamet.

"Deformasi merupakan gejala umum yang menunjukkan bahwa sedang ada aktivitas di kawah gunung api," jelasnya.

‎Sukedi menyebut, aktivitas yang terpantau tersebut masih menunjukkan adanya ancaman letusan freatik dan letusan abu vulkanik dari Gunung Slamet. Untuk itu, dia mengimbau warga untuk tidak beraktivitas di radius dua kilometer dari puncak gunung.

"Status masih waspada dengan larangan beraktivitas radius dua kilometer dari puncak gunung," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikan status Gunug Slamet ‎dari normal (level I) menjadi waspada (level II) pada Jumat, 9 Agustus 2019, pukul 09.00 menyusul adanya peningkatan aktivitas vulkanik gunung berketinggian 2.428 meter di atas permukaan laut itu. []

Berita terkait
Gunung Slamet Waspada, Wisata Guci Masih Aman
Destinasi wisata favorit warga dari berbagai daerah itu masih aman dikunjungi.
Situasi dan Kondisi Terkini Gunung Slamet
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi naikan status Gunung Slamet dari normal menjadi waspada seusai peningkatan aktivitas vulkanik.
Terjadi Gempa Tremor, Status Gunung Slamet Waspada
Status Gunung Slamet, Jawa Tengah, naik menjadi status waspada (level II) karena aktivitas gempa tremor meningkat sejak Juli 2019.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)