Terjadi Gempa Tremor, Status Gunung Slamet Waspada

Status Gunung Slamet, Jawa Tengah, naik menjadi status waspada (level II) karena aktivitas gempa tremor meningkat sejak Juli 2019.
Kondisi puncak Gunung Slamet terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jumat, 9 Agustus 2019). (Foto: Tagar/Farid Firdaus).

Jakarta - Petugas Pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Sukedi, membenarkan telah terjadi sejumlah aktivitas gempa tremor di gunung tertinggi di Jawa Tengah ini, sehingga statusnya dinaikkan dari status normal (level I) menjadi waspada (level II).

"Benar. Status dinaikan menjadi waspada mulai hari ini 9 Agustus 2019 pukul 09.00 WIB," kata Sukedi, saat ditemui Tagar di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, pada Jumat, 9 Agustus 2019.

Sukedi menjelaskan, aktivitas seismik atau kegempaan di Gunung Slamet terpantau mengalami peningkatan sejak bulan Juli tahun 2019. Padahal, kata dia, pada Juni 2019 aktivitas gempa masih tergolong normal. Akibat peristiwa ini, suhu air di sekitar lokasi mengalami kenaikan.

"Yang paling dominan dari seismiknya. Gempa-gempa hembusan yang diikuti gempa tremor. Amplitudonya rata-rata 0,5 sampai 1,” ujar dia.

Sebelum dinaikkan statusnya hari ini, gunung yang memiliki ketinggian 3.428 meter itu terpantau telah mengalami peningkatan aktivitas kegempaan berupa gempa hembusan, disertai gempa tremor. Peningkatan aktivitas Gunung Slamet meningkat terhitung sejak 26 Juli 2019.

Sejak 26 Juli ada kenaikan gempa tremor menjadi 900 sampai 1.000 kali.

"Bulan Juni aktivitas gempa tremor, yang terekam 200 kali selama 24 jam. Namun sejak 26 Juli ada kenaikan menjadi 900 sampai 1.000 kali," jelas Petugas Pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api‎ Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang Nur Kholis kepada Tagar, Senin, 5 Agustus 2019.

Perlu diketahui, Gunung Slamet terakhir kali mengalami kenaikan aktivitas vulkanik pada ‎tahun 2014.

Pada saat itu gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa ini sempat dinaikan menjadi status siaga (level III) pada‎ 12 Agustus 2014, hingga pada akhirnya diturunkan ke status waspada (level II) pada 5 Januari 2015.

Aktivitas kegempaan Gunung Slamet baru normal kembali berselang delapan bulan kemudian, tepatnya pada 8 September 2015 statusnya diturunkan menjadi normal (level I). 

Baca juga:

Berita terkait
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina