Lhokseumawe – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2020, maka sejumlah teror berpotensi terjadi di beberapa daerah di Indonesia, mulai dari potensi serangan bom hingga beberapa bentuk teror lainnya.
Pengamat Terorisme Indonesia Al-Chaidar mengatakan, kebencian para terorisme terhadap agama non-Muslim masih besar, sebab saat dilakukan dakwah-dakwah mereka untuk membenci agama-agama lain yang bukan seagama dengan mereka.
“Dengan latar belakang itu, maka pada menjelang perayaan natal dan tahun baru 2020 mendatang berpotensi terjadinya teror, hanya saja waktu dan tempatnya kita tidak mengetahuinya,” ujar Al-Chaidar.
Baca juga: Kiat Polisi Tegal Hadapi Serangan Teroris di Nataru
Al-Chaidar menambahkan, ada beberapa daerah yang berpotensi terjadinya serangan teror dalam bentuk bom, seperti Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Medan, Sibolga dan Tanjung Balai.
Pengantin ini memang sekarang masih cukup masif perekrutannya namun secara tertutup.
Beberapa daerah tersebut, saat sekarang ini ada orang yang membuat bom namun sulit untuk dikontrol oleh pemerintah dan begitu juga dengan rekrutmen (pengantin) atau orang yang bertugas untuk melakukan bom bunuh diri, masih terus direkrut.
Baca juga: Mahfud MD Jelaskan Nilai Bantuan Korban Terorisme
“Pengantin ini memang sekarang masih cukup masif perekrutannya namun secara tertutup dan sasaran utama dari teror yang dilakukan adalah ke kantor kepolisian dan rumah-rumah ibadah,” tutur Al-Chaidar.
Sebagaimana diketahui, pada tanggal 24 Desember 2000 silam wilayah Indonesia dikejutkan bom yang meledak secara serentak di sejumlah gereja yang terletak di Medan, Pematang Siantar, Batam, Pekanbaru, Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Pangandaran, Kudus, Mojokerto, dan Mataram. []
Baca juga: Jelang Natal, HMI Sumut Serukan Lawan Terorisme