Teror Kekerasan Perempuan dan Anak di Aceh Tamiang

Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh masih tinggi.
Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan. (Foto: Pixabay.com)

Aceh Tamiang - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh masih tinggi. Berdasarkan laporan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPMKPPKB) Aceh Tamiang, mencatat sebanyak 16 kasus kekerasan perempuan dan anak dari Januari hingga 20 Agustus 2020.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) dan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) DPMKPPKB Aceh Tamiang, Syarifah Hariyani mengatakan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak selama pandemi corona mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah aduan dalam rumah tangga yang dilaporkan, mulai dari kekerasan, pemerkosaan, pencabulan, hingga pelecehan seksual, bahkan kasus yang terjadi di tahun 2020 hingga Agustus sudah hampir menyalip kasus di tahun lalu, 2019, yakni 23 kasus.

"Tahun ini, muncul satu kasus kekerasan terhadap anak, sedangkan tahun lalu tidak ada," kata Yani kepada Tagar, Kamis, 26 Agustus 2020.

Selanjutnya, kata dia, kasus yang muncul pada tahun 2020 ini adalah kasus sodomi atau pedofelia dan bullying. Masing-masing sebanyak satu kasus. Sementara di tahun lalu kasus ini tidak ada. "Sementara, kasus KDRT fisik dan psikis pada tahun ini menurun dibanding tahun lalu," katanya.

Yani menyebutkan, kasus KDRT fisik sejauh ini pihaknya belum menemukan, sementara di tahun lalu terdapat 4 kasus tersebut. Begitu juga dengan kasus KDRT Psikis tahun ini mengalami penurunan, yakni hanya 2 kasus, sedangkan tahun lalu mencapai 7 kasus.

Selain itu, kasus penelantaran juga mengalami penurunan pada tahun ini, yakni hanya 4 kasus, sedangkan tahun lalu sebanyak 7 kasus. "Sedangkan kasus yang mengalami kenaikan pada tahun ini adalah pemerkosaan, yakni 3 kasus. Di tahun lalu 2 kasus," ujarnya.

Bisa saja kekerasan seksual dikarenakan adanya rangsangan oleh pornografi maupun pengaruh minuman keras dan dorongan seksual yang tak tersalurkan.

Sementara itu, kata dia, Dua kasus lainya yakni, pelecehan dan pencabulan tahun ini juga masih ditemukan kasusnya. Untuk kasus pencabulan tahun ini sebanyak 2 kasus, sama seperti tahun sebelumnya. "Dan pencabulan sebanyak 2 kasus tahun ini, kalau tahun lalu hanya satu kasus," katanya.

Yani menyebutkan ada beberapa penyebab terjadinya kasus-kasus tersebut, di antaranya meniru atau mengimitasi dari orangtua, teman, siaran televisi, video game, film dan lain - lain. Selain itu, kata dia, biasanya disebabkan oleh faktor kepribadian. Contohnya otoriter, kaku, kasar, agresif. "Selain itu juga bisa disebabkan adanya tekanan pekerjaan, ekonomi, masalah keluarga dan lain-lain," ujarnya.

Dalam golongan pelaku kekerasan seksual, Yani menjelaskan, penyebabnya bisa terdiri dari faktor pengaruh pergaulan teman, kelainan biologis, problem seksual dalam diri atau dalam keluarga, dan pengaruh akses pornografi maupun miras.

"Adanya peluang kekerasan tanpa pengawasan atau perlindungan. Biasanya, hal tersebut sering dialami oleh anak-anak yang tinggal dengan pembantu, ayah atau ibu tiri, maupun paman atau saudaranya," ujarnya.

Jadi, peluang terjadinya kekerasan fisik, psikis maupun seksual ada banyak sekali penyebabnya, karena memang tidak ada pengajaran potensi bahaya, anak dibiarkan bermain dengan orang dewasa tanpa di awasi sehingga mereka dengan bebas bisa dipeluk, dipangku oleh siapa saja.

Penyebab lainnya, bisa juga karena adanya ucapan dari korban dan pelaku. Yani mencontohkan, adanya ucapan dari korban, biasanya anak-anak rewel, aktifitas mereka berlebihan, tidak menurut perintah, merusak barang-barang. "Perilaku itulah umunya mencetuskan kekerasan fisik dan psikis," katanya.

Baca juga:

Sedangkan terkait pencetus yang berasal dari pelaku, untuk kekerasan fisik dan psikis biasanya disebabkan oleh kondisi dalam keadaan tertekan, ekonomi, masalah rumah tangga.

"Bisa saja kekerasan seksual dikarenakan adanya rangsangan oleh pornografi maupun pengaruh minuman keras dan dorongan seksual yang tak tersalurkan," katanya.

Lebih lanjut, Syarifah Hariyani mengaku, pihaknya saat ini terus mendampingi terhadap para korban. Bahkan Ia menyebutkan, pihaknya membantu sampai dengan pemulihan gangguan psikologis korban akibat peristiwa yang dialaminya. [] 

Berita terkait
3,4 Juta Batang Rokok Ilegal Dimusnahkan di Aceh
Dalam kurun waktu 2018 hingga 2020 sebanyak 20 juta batang rokok ilegal diamankan di Aceh.
Baru Diresmikan, Jalan Tol Pertama Aceh Telan Korban
Kecelakaan terjadi di ruas Jalan Tol Blang Bintang-Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.
Siap-siap, September Kampanye Masker di Seluruh Aceh
Kampanye masker merupakan upaya pencegahan penyebaran virus C-19 yang kasusnya terus meningkat di Aceh.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.