Teror Bom Menghantui Warga Surabaya

Teror bom molotov menghantui warga Surabaya, berikut ciri-ciri pelaku teror.
Korban teror bom molotov Bambang Puguh Mulyanto saat menunjukkan rumahnya yang dilempar bom molotov, Minggu 23 juni 2019. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

Surabaya - Teror bom molotov terjadi di Surabaya. Rumah warga bernama Bambang Puguh Mulyanto (60) di Jalan Pakis Wetan 6/44-B RT. 013 RW.003 Kelurahan Pakis, Kecamatan Sawahan, Surabaya diteror bom molotov sebanyak dua kali.

Kasus ini menjadi perhatian jajaran Polrestabes Surabaya. Setidaknya sudah delapan orang saksi yang sudah menjalani pemeriksaan di Mapolrestabes Surabaya. Apalagi, korban mengalami trauma akibat teror bom molotov tersebut.

"Saya trauma, jadi susah tidur," ungkapnya kepada Tagar saat ditemui dikediamannya, Minggu 23 Juni 2019.

Puguh mengaku tidak mengerti kenapa rumahnya menjadi sasaran teror bom molotov, bahkan sampai dua kali yakni pada Jumat pukul 22.15 WIB dan Sabtu dini hari pukul 02.30 WIB. Ia merasa dirinya tidak mempunyai musuh.

Baca lainnya: Kejati Jatim Akan Periksa Bambang DH

"Saya cuma pensiunan 10 tahun lalu. Sekarang jualan LPG dan galon. Saya tidak pernah (merasa) punya musuh. Kalau cuma iseng, kok sampai dua kali," paparnya.

Puguh yang tak lain mantan Ketua RT 013 ini menduga, pelaku melempar bom molotov dari kawasan pekuburan umum yang hanya berjarak 30 meter dari rumahnya. Akibat teror bom tersebut, plafon rumah Puguh mengalami kerusakan.

Tampak bekas api dari bom molotov terlihat di dinding rumah Puguh. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, meski pada saat itu keluarga puguh sedang menonton televisi.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran mengungkapkan pihaknya sudah mengambil alih kasus teror bom molotov yang sebelumnya ditangani oleh Polsek Sawahan.

Baca lainnya: DPRD Jatim Ungkap Alasan Tak Berani Tolak Zonasi PPDB

Sudamiran mengaku pihaknya sudah memeriksa delapan saksi diantaranya istri korban, Ketua RT 013 Hendar Simbolon (50), dan sejumlah tetangga korban.

"Sejumlah saksi kita sudah periksa termasuk melakukan olah TKP yang di mana ditemukan botol sirup yang diduga bom molotov," ungkapnya.

Selain pecahan botol sirup, polisi juga sudah mengamankan CCTV dan sudah dikirim ke Laboratorium Forensik untuk mengoptimalkan proses penyelidikan.

Diduga Pelaku Dua Orang Anak Muda

Sementara itu, Ketua RT 013 RW.003, Hendar Simbolon (50) mengungkapkan mencurigai dua orang pemuda sebagai pelaku teror bom molotov.

Baca lainnya: Jadi Dirut Bank Jatim, Hadi Santoso Lakukan Revolusi

Hal itu, berdasarkan keterangan salah satu warganya yang bertemu dengan dua orang pemuda yang terengah-engah saat membeli air minum di salah satu minimarket dekat Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Apalagi, sebelumnya seorang penjual tahu tek yang sering mangkal di dekat TKP juga mengaku melihat dua pemuda yang lari dari arah pekuburan umum.

“Awalnya penjual tahu tek mengaku lihat dua anak muda yang lari ke arah jalan besar (jalan utama) Pakis. Setelah itu ada warga kami yang mau pulang juga melihat dua anak muda terengah-engah di minimarket. Ciri-cirinya anak muda dan rambutnya panjang,” cerita Hendar.

Ia mengaku hal tersebut sudah di sampaikan kepada polisi setelah diminta untuk menjadi saksi. Ia pun mengungkapkan berdasarkan dari keterangan tersebut, polisi mengamankan CCTV minimarket.

"Polisi sudah amankan rekaman CCTV di minimarket itu,” ungkapnya.

Hendar mengaku, akibat kejadian teror bom molotov tersebut, pihaknya bersama warga semakin intens melakukan siskamling agar kejadian tersebut tidak kembali terulang.

"Sebelumnya juga ada teror bom molotov di dekat sini, kalau tidak salah sebelum Pemilu. Makanya warga di sini menggencarkan siskamling," pungkasnya. []

Baca lainnya: AMPG Jatim Tolak Upaya Menggusur Airlangga Hartarto

Berita terkait
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.