Yogyakarta - Moda transportasi bus di Terminal Giwangan Yogyakarta kembali beroperasi sejak 7 Mei 2020. Hal itu menyusul kebijakan dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang mengizinkan layanan transportasi umum dibuka kembali. Sebelumnya adanya larangan operasi untuk mudik Lebaran karena wabah virus Corona.
Namun demikian, permintaan jasa penumpang bus di terminal Giwangan sampai Minggu, 10 Mei 2020 masih cenderung sepi. Tidak ada yang berubah sebelum maupun sesudah atas larangan tersebut.
Aji Fajar pengelola administrasi UPT (Unit Pelayanan Teknis) Terminal Giwangan, Kota Yogyakarta mengatakan pembukaan moda transportasi ini tidak untuk semua orang. Ada kriteria khusus bagi mereka yang akan menggunakan moda transportasi umum.
"Walaupun sudah bisa beroperasi kembali, penumpang yang datang maupun berangkat masih relatif sepi. Memang sudah dibuka namun ada kriteria penumpang sesuai kebijakan pak menteri," kata Aji kepada wartawan, Minggu, 10 Mei 2020.
Salah satu kriteria yang diperbolehkan untuk bepergian adalah untuk kepentingan tugas negara atau urusan pemerintahan bagi para pejabat negara yang berkaitan dengan pelayanan Covid-19. Artinya tidak semua masyarakat bisa bepergian.
Berdasarkan catatan UPT, rata-rata penumpang yang berangkat dari Terminal Giwangan sekitar 25 sampai 36 orang per hari. Dengan tujuan ke luar kota seperti, Magelang, Purwokerto, Kebumen, Cilacap. Atau lebih tepatnya wilayah yang belum menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sebagai upaya memutus penyebaran virus Corona.
"Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur itu sudah PSBB. Bus sudah enggak bisa keluar masuk. Padahal normalnya permintaan dari wilayah-wilayah tersebut yang banyak diminati. Sehingga sangat terasa sepinya," ucapnya.
Walaupun sudah bisa beroperasi kembali, penumpang yang datang maupun berangkat masih relatif sepi.
Pada kondisi normal Terminal Giwangan bisa mengeluarkan 800 bus setiap hari apalagi di momen mudik dan Lebaran. Berbeda kondisinya dengan sekarang hanya 30 bus yang beroperasi bahkan kurang dari itu.
Walaupun tidak banyak penumpang, Terminal Giwangan akan tetap membuka layanan transportasi bus. Aji juga menyampaikan di kondisi seperti ini, Terminal Giwangan tetap mengedepankan protokol Covid-19.
Bagi penumpang yang turun di Terminal Giwangan nantinya akan dilakukan screening. Seperti cek suhu badan, cuci tangan dengan sabun yang disediakan dan juga mendata penumpang. Jika pihaknya menemukan penumpang yang mencurigakan (mengalami gejala Covid-19) segera melapor ke petugas Covid-19.
Salah satu perwakilan agen bus dengan tujuan Jakarta dan Bandung, Siti Surjati, 54 tahun mengatakan hingga saat ini tidak ada sama sekali penumpang yang memesan jasa bus di tempatnya bekerja.
Diakuinya, sebelum PSBB di wilayah zona merah sebenarnya masih ada penumpang yang melakukan pemesanan bus. Meskipun hal itu dilakukan dengan cara kucing-kucingan. "Aneh saja kok bisa sama sekali tidak ada penumpang yah. Semoga setelah lebaran kondisinya bisa kembali normal," kata dia.
Menurut dia, meski Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperbolehkan transportasi umum beroperasi kembali, namun ada syarat-syarat yang membuat masyarakat enggan untuk bepergian. Misalnya masyarakat harus memiliki surat sehat dari kelurahan. Selain takut dengan hasil diagnosa kesehatannya, hal itu juga membuat masyarakat dipersulit.
"Ya kalau ada syarat-syaratnya kan mesti ribet. Masyarakat mungkin malas. Apalagi perintahnya silakan pulang bukan silakan mudik," ucapnya. []
Baca Juga:
- Kerumunan Penyaluran Bansos Covid-19 di Kulon Progo
- Kisah Haru Siswi SD Belajar Online di Yogyakarta
- Kebersamaan Lintas Agama di Yogyakarta Saat Corona