Surabaya - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal M Fadil Imran menargetkan dalam satu bulan ini, provinsi yang dipimpin oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa ini akan menjadi zona hijau, artinya kasus baru Covid-19 sudah tidak ada.
Menurut Fadil, setiap perubahan kasus Covid-19 selalu dievaluasi. Supaya bisa merealisasikan harapannya untuk menjadikan Jatim ke zona hijau.
Kita namanya usaha itu ya harus memberikan yang terbaik, tapi dalam bayangan imajiner sebuah target manajemen kan harus ada waktunya
"Kita berusaha, kita mengikuti tahapan, setelah dua minggu. Jadi dari merah ke oranye, oranye ke kuning, kuning ke hijau, kita selalu evaluasi dalam waktu dua minggu. Dalam waktu satu bulan kita berharap Jawa Timur sudah tidak ada yang merah lagi," ujar Fadil seusai rapat koordinasi bersama Forkopimda Jatim, Selasa malam, 21 Juli 2020.
Baca juga:
- Risma Siapkan Tim Baru Gantikan Gugus Tugas Covid-19
- Daftar Lengkap 18 Lembaga Dibubarkan Jokowi
- Alasan Jokowi Pilih Erick Thohir Jadi Ketua Pelaksana
Fadil menyebut, target satu bulan menjadikan Jatim zona hijau tak akan sia-sia. Asal diikuti dengan komitmen masyarakat untuk merubah dari zona merah ke hijau.
"Kita namanya usaha itu ya harus memberikan yang terbaik, tapi dalam bayangan imajiner sebuah target manajemen kan harus ada waktunya," tutur dia.
Namun, apabila selama satu bulan ke sepan Jatim belum menjadi zona hijau, Fadil berharap masyarakat tak mengklaim usaha pemerintah gagal.
"Tapi jangan diterjemahkan lebih dari sebulan berarti gagal. Kalau saya katakan dua minggu akan kuning itu adalah target imajiner dalam konteks imajiner, leadership. Bukan berarti lebih dua minggu terus gagal, gak berhasil," ujar dia.
Selain itu, melihat kasus kesembuhan Jatim nomor satu di Indonesia yang sudah mencapai 10.065. Fadil berharap hal tersebut menjadi penyemangat untuk keluar dari masa pandemi Covid-19.
"Kita harus optimis dengan angka kesembuhan yang sudah diraih oleh Jawa Timur, agar optimisme ini terus berlanjut. Sosialisasi, edukasi mayarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, dan terus menggelorakan protokol kesehatan dimanapun dia berada," ucap dia.
Meski angka kesembuhan tinggi, Fadil berharap kepada masyarakat untuk tak berpuas diri. Karena perlu diingat angka kematuan di Jatim juga masih terbilang cukup banyak.
"Kita tidak boleh berpuas diri, kita tidak boleh kendor. Kita akan terus memperkuat, karena ada pekerjaan rumah bagaimana menurukan angka kematian, ini yang sedang kita diskusikan dengan Gubernur. Bagaimana respon cepat kita di tingkat masyarakat supaya cepat mendapatkan perawatan," tutur Fadil.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menanggapi keputusan Presiden Joko Widodo yang membubarkan Gugus Tugas Covid-19 dan menggantinya dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Khofifah mengaku akan mengikuti nomenklatur dari pemerintah pusat.
Meski menunggu nomenklatur dari pemerintah pusat, tetapi Khofifah mengatakan tim sebelumnya memiliki struktur rumpun untuk penanganan masing-masing. Ia mencontohkan dalam Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur sudah ada rumpun kuratif, preventif, dan terakhir dampak sosial ekonomi.
"Jadi sebetulnya Perpres 82 tahun 2020 tentang Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi, kita di provinsi Jatim sudah punya dan menyatu selama ini di Gugus Tugas Covid-19," tuturnya.
Khofifah menyebut rumpun kuratif dipimpin dr Joni Wahyuhadi, rumpun tracing dikendalikan dr Kohar Hari Santoso, rumpun promotif preventif ditangani langsung Kepala BPBD Jatim Suban Wahyudiono dan Rumpun Sosial Ekonomi dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak. []