Tantangan Yogyakarta Menyambut New Normal

Sejumlah tantangan dihadapi Yogyakarta menyambut new normal. Salah satunya ketersediaan air.
Sejumlah PKL di kawasan Malioboro, Yogyakarta mulai berjualan lagi setelah empat bulan tidak berjualan akibat pandemi Covid-19. (Foto: Tagar/Rahmat Jiwandono)

Yogyakarta - Sejumlah tantangan dihadapi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat menyambut new normal usai pandemi Corona. Salah satunya ketersediaan air di Malioboro. Selain itu, saat memasuki musim kemarau, sejumlah daerah di DIY mengalami kekeringan. Di Kabupaten Gunungkidul, segera menetapkan status darurat kekeringan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, saat menjalani tatanan kehidupan baru, protokol kesehatan wajib ditaati, termasuk pelaku usaha di Malioboro. "Ketersediaan air penting karena untuk cuci tangan," katanya saat ditemui di Kompleks Kepatihan pada Rabu, 3 Juni 2020.

Aji, sapaan akrabnya, mengatakan pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang Jalan Malioboro diminta untuk menyediakan air untuk cuci tangan. Air yang disediakan tidak harus air yang mengalir. "Bisa pakai ember atau gentong yang sudah diisi air," katanya.

Pihaknya akan berkomunikasi dengan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) DIY terkait penerapan protokol kesehatan saat normal baru diterapkan. "Untuk urusan PKL yang menjual makanan nanti akan ditangani oleh UKM yang mengurus penjual makanan. Sedangkan untuk PKL lainnya juga sudah ada yang mengurusi," ungkap mantan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY.

Ketua Paguyuban Pengusaha Malioboro Ahmad Yani (Pelmani), Slamet Santoso mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY soal protokol kesehatan. PKL di kawasan Malioboro diizinkan kembali membuka usahanya namun wajib menerapkan protokol kesehatan.

"Baik PKL atau pun pembeli diimbau untuk menggunakan masker, menjaga jarak, menyediakan tempat untuk cuci tangan, dan untuk penjual wajib memakai pelindung wajah (face shield) saat berjualan," katanya.

Jika ditemukan PKL yang tidak menerapkan protokol kesehatan, PKL tersebut akan diberi peringatan atau teguran. Nantinya, pengunjung yang masuk ke kawasan Maliboro wajib dilakukan pengecekan kesehatan di tempat parkir Abu Bakar Ali oleh petugas kesehatan yang disiapkan oleh pemerintah.

Ketersediaan air penting karena untuk cuci tangan.

Petugas kesehatan akan mengecek suhu tubuh pengunjung dengan thermo gun. "Kalau ternyata suhu badannya lebih dari 38 derajat celcius akan dibawa ke posko kesehatan yang ada di sana," katanya.

Slamet menyebut, dari Sabtu, 30 Mei 2020 sampai saat ini jumlah PKL yang mulai berdagang kembali ada sekitar 15 sampai 20 PKL. Namun demikian, jumlah pengunjung yang datang belum terlalu banyak.

Seorang PKL di Malioboro, Sulasno menuturkan, di beberapa titik di Malioboro sudah ada tersedia tempat untuk mencuci tangan. Tapi ia tetap mengenakan masker supaya mencegah penularan Covid-19. "Saya tetap jaga diri agar tidak tertular," ujarnya.

Gunungkidul Tetapkan Siaga Darurat Kekeringan

Pada masa pandemi Korona ini, Kabupaten Gunungkidul menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan. Dalam upaya penanggulangan, instansi terkait meminta agar warga membuka akses jalan desa yang ditutup ketika dilakukan penyaluran bantuan droping air bersih.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki mengatakan saat ini pihaknya sedang menyusun draft penetapan siaga darurat kekeringan. Sebab musim kemarau sudah dialami dan permintaan bantuan droping air bersih diprediksi mulai ada pada akhir Juni ini.

“Draft itu minggu-minggu ini kami sampaikan ke bupati, kemungkinan penetapan siaga darurat kekeringan minggu depan. Dengan penetapan siaga darurat ini, ketika ada permintaan droping air bersih bisa langsung dilakukan,” katanya saat dihubungi melalui telepon pada Rabu, 3 Juni 2020.

Edy mengatakan seluruh armada droping air bersih saat ini telah siap. Sedangkan untuk anggaran sudah dialokasikan sekitar Rp 700 juta untuk Juni sampai November mendatang.

Banyak jalan yang ditutup portal saat ini. Kalau seperti itu dan harus memutar mencari akses jalan masuk kan repot.

Edy menyebut pihaknya pun telah berkoordinasi baik dengan pemerintah desa maupun kecamatan dalam upaya penanggulangan bencana kekeringan ini. Saat dilakukan penyaluran droping air bersih, masyarakat supaya membuka akses jalan desa yang ditutup karena waspada wabah Covid-19.

droping air bersih GunungkidulDroping air bersih di Gunungkidul pada musim kemarau 2019. (Foto: Dok. Tagar)

“Banyak jalan yang ditutup portal saat ini. Di daerah Rongkop, Girisubo, Tepus. Biasanya hanya ada satu akses jalan masuk ke desa. Kalau seperti itu dan harus memutar mencari akses jalan masuk kan repot,” ucapnya.

Edy mengungkapkan menemui adanya jalan desa yang ditutup sempat dialami oleh petugas saat akan melakukan penyemprotan disinfektan. "Kemarin saat akan penyemprotan disinfektan di suatu wilayah karena ada warga yang reaktif Covid-19 ada jalan yang ditutup portal. Kami sampaikan, kami tidak bisa masuk dan akhirnya masyarakat berinisiatif membuka akses jalannya,” katanya.

Camat Girisubo, Agus Riyanto menambahkan sampai saat ini belum ada warganya yang mengajukan permohonan bantuan droping air bersih. Pihaknya juga mengalokasikan anggaran untuk penanganan bencana tahunan kekeringan ini. “Anggaran kami ada sekitar Rp 94,8 juta,” katanya.

Agus juga mengatakan terkait adanya penutupan jalan desa yang ditutup karena kewaspadaan Corona akan dikoordinasikannya dengan masyarakat. Supaya nantinya tidak merepotkan proses penyaluran droping air bersih. “Nanti akan kami koordinasikan lebih lanjut,” ucapnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
New Normal Yogyakarta di Mata Sri Sultan HB X
Gubernur DIY Sri Sultan HB X tidak ingin terburu-buru menerapkan new normal di Yogyakarta. Berikut alasannya.
Pasien Corona Sembuh di DIY Sudah 70 Persen
Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyatakan tingkat kesembuhan pasien positif Corona di DIY mencapai 70 persen.
Skenario Menyambut Wisatawan Usai Pandemi di Sleman
Pelaku wisata di Sleman, Yogyakarta, mulai berbenah menyambut wisatawan.