Tanah Retak di 50 Kota Ancam Pengendara Sumbar-Riau

Tanah retak di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, mengancam keselamatan pengendara di jalur utama Sumbar-Riau.
Kondisi tanah retak di jalan lintas Sumbar-Riau di Kabupaten Limapuluh Kota. (Foto: Tagar/Aking Romi Yunanda)

Limapuluh Kota - Retakan tanah yang membuncah warga Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, beberapa waktu lalu, kian melebar.

Lokasi titik retakan tanah seakan menandakan kondisi struktur tanah di sini sangat labil dan bergerak.

Kuat dugaan, hujan deras yang mengguyur Limapuluh Kota sejak Kamis malam hingga Jumat 20 Desember 2019, menjadi pemicu utama bertambahnya titik retakan tanah.

Retakan tanah di ruas jalan Sumbar-Riau itu dilaporkan semakin parah. Kondisi ini dikhawatirkan dapat mengancam keselamatan pengendara dan pengguna jalan lintas provinsi tersebut.

"Beberapa titik retakan mulai terlihat di badan jalan, dari Bandrek House ke Nagari Koto Alam," kata Zaidan Adli, 43 tahun, seorang sopir angkutan barang, kepada Tagar di Payakumbuh.

Senada dengan itu, seorang pemuda asli Nagari Koto Alam, Yon Aditya, 29 tahun, mengatakan pergerakan tanah retak di tepi jalan provinsi itu terjadi sejak kawasan rawan longsor itu dilanda hujan deras.

Menurutnya, sejumlah retakan tanah yang sempat merusak enam bangunan warga di Jorong Simpang Tiga kini terus bergerak dan melebar.

"Lokasi titik retakan tanah seakan menandakan kondisi struktur tanah di sini sangat labil dan bergerak," tuturnya.

Yon menyebutkan, kondisi sekitar lima unit rumah yang nyaris amblas kini semakin turun. Paling tidak sudah berada di kedalaman empat meter dari dataran jalan. Sedangkan lebar retakan tanah sudah mencapai tiga meter dengan panjang hampir 50 meter.

Warga dan pengendara yang biasa menggunakan jalan Sumbar-Riau beraktifitas mengaku mulai khawatir dengan kondisi tersebut. Pasalnya, retakan-retakan mulai terlihat di aspal jalan terutama yang berada di lereng jurang dan perbukitan terjal.

"Jika retakan-retakan tanah ini terisi air hujan, kemudian dilalui kendaraan bertonase berat, kita khawatir sewaktu-waktu bisa amblas dan memakan korban jiwa. Mudah-mudahan kondisi ini cepat ditangani," katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan mengaku sudah meninjau kondisi jalan dan tanah retak di Jalan Sumbar-Riau, terutama di Nagari Koto Alam.

Ia bahkan sudah meminta pihak nagari mengevakuasi seluruh warga yang bermukim di sekitar retakan tanah. Mengingat, masih tingginya curah hujan sejak tiga hari belakangan. Sebanyak 4 rumah di Koto Alam, katanya, tercatat mengalami kerusakan parah.

“Saya tadi siang sudah meminta, agar Walinagari Koto Alam mengevakuasi warga di sekitar lokasi. Terutama warga yang bermukim di dekat lereng bukit. Sebab, sangat berbahaya. Penanganan jalan akan kita laporkan ke provinsi agar segera dilakukan kajian dan penanganan,” kata Ferizal kepada Tagar, Jumat 20 Desember 2019. []

Berita terkait
Tanah Retak Hantui Warga Koto Alam Limapuluh Kota
Retakan tanah di sejumlah titik di Nagari Koto Alam, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar, dikhawatirkan memicu longsor.
Dua Penumpang Luka Ditimpa Longsor Limapuluh Kota
Tiga mobil terseret longsor di jalan Sumbar-Riau, tepatnya di Kabupaten Limapuluh Kota. Dua penumpang luka-luka.
Enam Kecamatan Limapuluh Kota Diterjang Banjir
Enam Kecamatan di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat dilanda banjir.
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi