Takaran Beras BPNT Warga di Jeneponto Dikurangi

Warga desa di Desa Bulo-Bulo Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto, Sulsel, kecewa karena beras yang mereka terima tidak sesuai takaran
Gedung Kantor Pusat Badan Kepegawaian Negara (Foto: bkn.go.id)

Jeneponto - Takaran beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Warga di Desa Bulo-bulo Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, dikurangi atau disunat.

"Pasalnya beras bantuan yang diberikan tidak sesuai ketentuan keluarga penerima manfaat sebanyak 10 Kilogram atau 12 liter beras. Faktanya di lapangan hanya dapat 9 liter," kata Basse Rapi, warga Desa Bulo-bulo.

Itu diketahui setelah dilakukan penakaran ulang di rumah  menggunakan alat liter yang dipinjam dari salah satu kios di Desa Bulo-bulo. “Saya menakar ulang karena  ingin memastikan berapa liter beras yang diberikan, hasilnya kurang tiga liter dari ketentuan penerima manfaat," kata Basse di rumahnya

Dari pengakuannya, awalnya kejadian ini dia pikir hanya secara kebetulan jatah untuknya takaranya kurang, namun faktanya warga lain juga mengalami hal yang sama. "Banyak bantuan beras warga dikurangi takarannya oleh oknum yang tidak bertanggung jawab," ujar Basse.

Basse menambahkan selain kurang, kualitas beras juga tidak bagus karena beras tersebut berbatu dan menguning. "Walaupun demikian tetap digunakan atau dikomsumsi karena tidak ada pilihan lain," keluhnya. 

Hal senada dikatakan Suriani, beras yang dia terima tidak sesuai ketentuan, yakni 10 kg beras atau 12 liter. "Saya hanya terima sebanyak 9 liter sehingga kurang 3 liter," kata Suriani. Dia mengaku sebelumnya pernah menerima beras BPNT sebanyak 12 liter, namun tahun ini hanya 9 liter. "Selain itu, telur juga yang diberikan tidak cukup sepuluh biji. Mereka hanya memberikan 9 biji," kata Suriani pula.

TKS di Desa Bulo-Bulo bernama Nasaruddin. Sedangkan penerima bantuan 187 KK. Ketua Komisi IV DPRD Jeneponto, Asprianto, saat dikonfirmasi mengatakan bantuan beras BPTN dengan jumlah takaran 9 liter yang berikan itu salah karena bantuan untuk mereka kalau dirupiahkan sekitar Rp 110 ribu.

"Jika dikalkulasikan seharusnya mendapat beras 10 kilo atau 12 liter beras dan 10 biji telur. Itupun harus beras berkualitas seperti beras premium," kata Asprianto (23/08/2019). Dia merinci beras premium di pasaran sekitar Rp 8.000 per liter dan harga telur Rp 2.000 per buah.

Nah, jika bantuan beras BNPT yang diberikan hanya 9 liter dan 10 biji telur, total keseluruhan hanya Rp 92 ribu. Sementara yang diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Rp 110 ribu.

Jadi, keuntungan yang diperoleh dari potongan 110 ribu ini sekitar Rp 18 ribu per Keluarga Penerima Manfaat (KPM), sehingga keuntungan dari 187 KK sekitar Rp 3,336 juta. Dia mengatakan keuntungan itu belum termasuk takaran beras yang dikurangi sebanyak  3 liter dari 187 KK. Jika itu juga dikalikan maka keuntungan sekitar Rp 4,488 juta.

"Jadi jumlah hak orang miskin yang tidak diketahui kemana rimbanya  sebanyak Rp 7,824 juta. Jumlah ini baru di satu desa bagaimana kalau keseluruhan desa di Kabupaten Jeneponto," kata Asprianto. Dia menduga  penyedia ke warung ada yang melakukan permainan karena barang yang diterima sudah jadi. []

Berita terkait
Remaja di Makassar, Mencuri Untuk Bisa Beli Beras
Pria asal Kabupaten Gowa ini nekat membobol sekolah, butuh uang untuk beli beras dan main game online.
Wanita Pelaku Pencuri Beras di Cirebon Dipulangkan
Seorang nenek tua pelaku pencurian beras di pasar Celancang di pulangkan ke keluarganya.
Kesiapan Stok Beras Sampai Lebaran di Yogyakarta
Kepala Perum Bulog Divre DIY, Rini Andrida menjelaskan, kesiapan stok beras medium maupun premium.