Jakarta – Kasus pelecehan seksual terhadap anak yang sudah terjadi di Pracis dalam beberapa dekade terakhir yang menyeret Gererja Katolik di negaranya membuat negara-negara lain ikut menguak kasus pelecehan seksual oleh gereja Katolik di negara mereka.
Dilansir dari Aljazeera, Rabu, 6 Oktober 2020, dalam sebuah penyelidikan independen pada hari Selasa, 4 Oktober 2021 ditemukan sekitar 216.000 korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh pendeta Gereja Katolik di Prancis sejak tahun 1950 hingga 2020.
Kasus tersebut kini menjadi isu global setelah eberapa negara menungkapkan tingginya angka pelecehan seksual terhadap anak oleh pendeta gereja Katolik, diantaranya Australia, Jerman, Amerika Serikat dan India, inilah data laporannya.
Australia
Peningkatan kasus pelecehan terhadap anak institusional terjadi pada tahun 2013. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah Australia memutuskan untuk membentuk Komisi Kerajaan.
Pada Februari 2017, Komisi Kerajaan mengungkapkan sebagian besar kasus pelecehan dilakukan oleh gereja Katolik di Australia, pendeta Katolik dituduh melecehkan anak-anak di Australia sejak tahun 1950 hingga 2010. Komisi Kerajaan melaporkan setidaknya terjadi 4.444 dugaan insiden pelecehan seksual terhadap anak di gereja.
Mantan Kepala Keuangan Vatikan Kardinal, George Pell juga sempat memberikan kesaksian melakukan pelecehan terhadap anggota paduan suara di Melbourne pada 1990. Pada 2018, George Pell dinyatakan bersalah oleh Komisi Kerajaan.
Jerman
Jerman mengungkap kasus pelecehan seksual terhadap 314 anak di bawah yang terjadi sejak tahun 1975 hingga 2018. Korban didominasi oleh anak laki-laki di bawah usia 14 tahun.
Pada tahun 2018, sebuah studi Konferensi Waligereja Jerman juga berhasil mengungkap kasus pelecehan anak yang dilakukan oleh 1.670 pendeta Jerman. Terhitung dari tahun 1946 hingga 2014, mereka melakukan pelecehan seksual terhadap 3.677 anak di bawah umur dengan rata-rata usia di bawah 13 tahun.
Amerika Serikat
Pada tahun 2002, Boston Globe mengungkapkan skala besar pelecehan anak oleh gereja Katolik di Boston yang ditutupi oleh pihak gereja. Pada 2004 komisi gereja di Amerika menerbitkan sebuah laporan yang mewajibkan pendeta melaporkan dugaan pelecehan seksual. Menurut pengacara, Amerika Serikat telah mengajukan lebih dari 11.000 pengaduan.
Namun, Keuskupan membayar denda ratusan juta dolar di luar pengadilan. Para korban mengatakan pembayaran ini memungkinkan gereja melarikan diri dari keadilan.
Pada 2018, Investigasi Juri Agung Keuskupan Pennsylvania mengungkap lebih dari 300 pendeta yang secara tersembunyi melakukan pelecehan terhadap 1000 anak-anak.
Irlandia
Sekitar tahun 1970 hingga 1990, dilaporkan sekitar 15.000 anak menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh institusi Katolik Irlandia. Beberapa pendeta telah dihukum akibat kejahatan tersebut.
Pada 2009, laporan Ryan menemukan pelecehan terdadap anak-anak di lembaga-lembaga yang dikelola oleh gereja Katolik sejak tahun 1930-an hingga 1970-an.
Di tahun yang sama, Laporan Murphy juga mengungkapkan bahwa gereja secara terorganisir telah menyembunyikan kasus pelecehan seksual dari publik sejak tahun 1975 hingga 2004. []