Tak Ada Asap Rokok di PB Djarum (Bagian 2-Selesai)

Pertentangan Komisi Perlindungan Anak Indonesia vs Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum tentang isu eksploitasi sudah sampai pada titik temu.
Anak-anak atlet menyimak pengarahan pelatih di Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum di Kudus, Jawa Tengah, Selasa, 27 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Padhang Pranoto)

Kudus - Isu Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum mengeksploitasi anak-anak membawa Tagar mengunjungi gedung olahraga PB Djarum di Kudus, Jawa Tengah, Selasa, 27 Agustus 2019. 

Penuturan anak-anak yang sedang mengasah bakat bulu tangkis, baca selengkapnya di sini: Tak Ada Asap Rokok di PB Djarum (Bagian 1)

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin berkomitmen akan terus melakukan pembinaan pada bibit-bibit atlet bulu tangkis, binaan PB Djarum. 

"Tahun ini tetap harus jalan, Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis Djarum. Karena kami sudah janji sama anak-anak, banyak yang sudah menunggu audisi ini," ujar Yoppy kepada Tagar.

Mengenai permintaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia agar meniadakan embel-embel yang berkaitan dengan Djarum sebagai produsen rokok, ia telah memenuhinya.

"Terkait nama Djarum di kaus peserta audisi, nantinya tidak ada kata Djarum. Nanti namanya jadi Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019," kata Yoppy.

Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis Djarum merupakan ajang yang diselenggarakan untuk menjaring bibit-bibit muda dari seluruh Indonesia. Tahun ini, audisi itu diselenggarakan di lima kota yakni Bandung, Purwokerto, Surabaya, Solo, dan Kudus.

Hal itu dilakukan setiap tahun untuk melakukan regenerasi pebulu tangkis yang memang membutuhkan waktu panjang dan tak instan.

Kalau terus di-unyel-unyel (diributkan) padahal sudah welcome, kita salah melulu, ya kita say goodbye.

PB DjarumLatihan bulu tangkis di PB Djarum, Kudus, Jawa Tengah, Selasa, 27 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Padhang Pranoto)

Yoppy menyebut, terkait peniadaan nama Djarum pada seragam anak merupakan wujud tanggung jawab pada calon atlet binaan PB Djarum. Ia juga mengatakan, sedari awal tidak ada yang salah terkait penyematan nama Djarum Badminton Club, pada seragam calon atlet binaan.

Karena, katanya, selama ini yang dilakukan PB Djarum murni untuk pengembangan olahraga bulu tangkis. Tidak bermaksud promosi atau bertujuan mengeksploitasi anak-anak demi kepentingan produk rokok dari Perusahaan Rokok Djarum.

Kalau pencantuman logo atau nama Djarum kembali diusik, kata Yoppy, pihaknya akan membuka opsi untuk tidak lagi mengadakan audisi

"Kalau terus di-unyel-unyel (diributkan) padahal sudah welcome, kita salah melulu, ya kita say goodbye," ucapnya.

Ia mempersilakan badan atau organisasi lain melakukan pembibitan atlet bulu tangkis. Ia juga tidak keberatan kalau ada perusahaan lain yang turut campur terhadap proses pembinaan atlet usia muda.

PB DjarumAnak-anak atlet binaan PB Djarum, Kudus, Jawa Tengah, Selasa, 27 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Padhang Pranoto)

***

Sumbangsih PB Djarum pada pembibitan atlet bulu tangkis di Indonesia, tak perlu diragukan. Namun tahukah Anda, muasal perkumpulan bulu tangkis ini dari sebuah brak (tempat produksi) rokok yang ada di Jalan Bitingan Lama nomor 35 (kini Jalan Lukmonohadi) Kota Kudus, Jawa Tengah.

Dikutip dari buku berjudul Dari Kudus Menuju Prestasi Dunia, Setengah Abad PB Djarum, lapangan pertama yang digunakan untuk bermain bulu tangkis adalah pabrik rokok aktif.

Kala itu tahun 1969, Brak Bitingan disulap menjadi lapangan bulu tangkis saat sore tiba. Sekitar pukul 17.00, ketika aktivitas pabrik telah berhenti, karyawan Djarum menjadikan tampah (wadah bambu penjemur tembakau) untuk arena bermain.

Awalnya kegiatan itu bersifat rekreatif. Memanfaatkan waktu senggang seusai produksi.

Namun, aktifitas itu rupanya berlangsung rutin. Pesertanya pun bertambah-tambah. Pada tahun tersebut akhirnya terbentuklah Klub PB Djarum.

"Pemrakarsanya adalah Ghoei Poy Thai (paman Budi Hartono), Bambang Hartono, Margono, dan Thomas Budi Santoso, mereka kemudian mendirikan klub PB Djarum," ujar Robert Budi Hartono pemilik pabrik rokok Djarum, pada halaman 29 buku tersebut.

Setahun kemudian, kegiatan tersebut menarik minat masyarakat sekitar ikut berlatih di Brak Bitingan. Latihan bulu tangkis yang mulanya diikuti karyawan dan keluarga pabrik rokok Djarum, kemudian diikuti warga sekitar bahkan dari luar Kudus.

Sejak saat itulah dibentuk format tetap latihan, baik untuk karyawan maupun atlet dari PB Djarum. Di samping itu klub juga merekrut pelatih dari luar. Untuk mengujinya, klub badminton pun mengikuti eksebisi antarklub, dari Parakan-Temanggung, Semarang, dan Surabaya.

PB DjarumAnak-anak atlet berlatih bulu tangkis di PB Djarum, Kudus, Jawa Tengah, Selasa, 27 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Padhang Pranoto)

Pembibitan mulai membuahkan hasil ketika Liem Swie King pebulu tangkis yang berjuluk King of Smash bergabung dengan PB Djarum.

Ia tercatat sebagai pemain binaan klub tersebut, yang bisa menjuarai ajang All England pada tahun 1978. Prestasi ini dipertahankannya hingga pada tahun 1981 King menyabet gelar itu untuk ketiga kalinya.

Begitu pula Ardy B Wiranata, yang sukses menggondol gelar tunggal putra pada ajang All England pada 1991. Kemudian muncul talenta lain seperti Alan Budi Kusuma yang pernah membawa pulang medali emas pada 1992.

Setahun berikutnya, muncul sosok Haryanto Arbi yang juara tunggal putra All England. Prestasi Arbi moncer, karena pada 1994 kembali memenangi All England, pun setahun berikutnya pria asal Kudus itu menjadi juara dunia.

Lalu ada nama Ganda putra Gunawan dan Bambang Suprianto di ajang Al England 1994. Pasangan Antonius dan Denny Kantono yang menyabet perunggu pada Olimpiade Atalanta 1996.

Adapula nama Ganda putra Sigit Budiarto dan Candra Wijaya yang memegang titel juara dunia pada 1997.

Memasuki tahun milenial, ada nama ganda campuran Trikus Haryanto dan Minarti Timur yang menyabet medali perak Olimpiade Sidney. Pada 2003 ganda putra Sigit Budiarto dan Candra Wijaya menjuarai All England.

Setelah puasa gelar selama 33 tahun, ganda campuran Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad menjadi juara pada ajang All England pada 2012.

Gelar ini dipertahankan oleh keduanya selama tiga kali, hingga 2014. Di nomor Ganda putra nama Muhammad Ahsan dan Hendra Setiawan juga ikut tertoreh sebagai pemenang All England.

Adapula nama Praveen Jordan dan Debby Susanto yang memenangi gelar ganda campuran di ajang All England pada 2016. Pada tahun yang sama, pasangan campuran Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir menjadi peraih medali emas di ajang Olipiade Rio de Janeiro Brasil.

Pada 2018, nama Kevin Sanjaya dan Marcus Fernaldi mempertahankan gelar juara All England dan menyabet medali emas Asian Games.

Terbaru, binaan PB Djarum Mohammad Ahsan berpasangan dengan Hendra Setiawan menyabet juara pada ajang kejuaraan dunia bulu tangkis 2019, di Basel, Swiss.

Keduanya mengalahkan ganda putra asal Jepang Takuro Hoki dan Yugo Kobayashi dalam tiga babak, 25-23, 9-21, dan 21-15. []

Berita terkait
Tak Ada Asap Rokok di PB Djarum (Bagian 1)
Tak ada asap rokok di gedung olahraga PB Djarum di Kudus, Jawa Tengah. Kalau ada atlet ketahuan merokok, langsung dikeluarkan.
Perseteruan KPAI dan PB Djarum Soal Eksploitasi Anak
Silang pendapat antara KPAI dengan PB Djarum Foundation mengenai dugaan eksploitasi anak dalam audisi beasiswa bulu tangkis.
Denny Siregar: Ketika KPAI Menggugat PB Djarum
KPAI mendadak menyerang Perkumpulan Bulu tangkis Djarum karena mengeksploitasi anak demi keuntungan perusahaannya. Tulisan opini Denny Siregar.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.