Survei Internal BPN Prabowo-Sandi, Benar Ada atau Gertak Sambal?

Survei internal BPN dianggap hanyalah sebagai akal-akalan semata.
Jokowi bersamalam dengan Prabowo seusai debat kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta, (Tagar 22/3/2019) - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Agnes Marcellina menanggapi tudingan banyak pihak yang mengatakan survei internal BPN hanyalah sebagai akal-akalan semata.

Politisi partai Gerindra itu mengatakan, sentimen negatif terkait survei internal kerap menyerang Partai Gerindra. Namun serangan tersebut selalu berhasil dipatahkan oleh hasil akhir proses pemilu.

"Terserah mereka, kita ini kan partai politik, bukan lembaga survei kan. Ini survei internal yang digunakan untuk kepentingan sendiri," katanya kepada Tagar News di Garut, Jawa Barat, Kamis (21/3).

"Sama seperti pada saat Pilkada Jawa Barat, Pilkada Jawa Tengah, kita melakukan survei intenal. Hasil pada survei internal, tidak jauh berbeda dari hasil nyatanya," imbuhnya.

Lebih lanjut, calon legislatif DPR RI yang sedang bertempur di Dapil Jabar XI Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya itu mengatakan bahwa tidak ada pihak manapun yang memiliki hak untuk memaksa BPN merilis proses maupun hasil survei.

Agnes juga menegaskan kalau sampai saat ini belum ada rencana BPN untuk merilis proses maupun hasil survei internal ke hadapan publik.

Namun begitu, dirinya membenarkan bahwa mekanisme survei internal mengambil data responden dari seluruh wilayah di Indonesia.

"Enggak ada orang yang bisa memaksa kita untuk merilis survey itu. Kita hanya ingin menegaskan kepada publik, bahwa menurut survei internal kita, elektabilitas Prabowo-Sandi diatas 50 persen. Apakah publik percaya atau tidak, ya terserah saja," kata dia.

"(Pengambilan koresponden) pastinya keseluruhan (wilayah Indonesia). Karena hasilnya pun ada perwilayah, perprovinsi dan perkabupaten," ujar dia.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jakarta, Girindra Sandino, mendorong BPN Prabowo-Sandi untuk segera merilis detail informasi terkait survei internal, demi membuktikan bahwa jajak pendapat memang serius ada dan bukan akal-akalan semata.

"Jika klaim suvei BPN itu benar-benar ilmiah akademik, tentu dipublikasikan. Tapi hak mereka untuk tidak mempublikasikan," kata Girindra kepada Tagar News, melalui keterangan tertulis, Kamis (21/3) siang.

Lebih lanjut, peneliti dari dari 7 (Seven) Strategic Studies itu juga menilai, jika informasi mengenai survei internal tidak juga kunjung dipublikasikan secara menyeluruh, maka banyak pihak yang akan menuding kalau survei internal hanyalah bentuk kepanikan BPN.

"Ya bentuk manuver yang cenderung panik, untuk meng-counter opini publik yg sudah terpengaruh oleh survei-survei (lain) yang mempublikasikan pemenang pemilu," pungkas Girindra Sandino.

Baca juga: 

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.