Suporter Tanpa Tiket Final Tak Perlu ke Stadion

Pengamanan pertandingan final Piala Indonesia yang mempertemukan PSM Makassar melawan Persija Jakarta akan diperketat.
Pengamanan final kedua Piala Indonesia di Makassar akan lebih ketat. Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo tegaskan penonton yang tidak memiliki tiket diimbau tidak datang ke stadion. Final kedua yang mempertemukan PSM Makassar melawan Persija Jakarta digelar di Stadion Andi Mattalatta Mattoanging, Makassar, Selasa 6 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)

Makassar - Laga kedua final Piala Indonesia, PSM Makassar melawan Persija Jakarta, yang digelar di Stadion Andi Mattalatta Mattoanging, Makassar, Selasa 6 Agustus 2019, bakal mendapat pengamanan ketat. Bahkan pihak keamanan memperingatkan suporter yang tidak memiliki tiket tidak perlu datang ke stadion. 

Pengamanan akan diperketat agar pertandingan berjalan aman dan lancar. Kenyamanan bagi mereka yang bertanding maupun penonton yang menyaksikan pertandingan di stadion menjadi prioritas kepolisian. 

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo menuturkan pemeriksaan tiket pertandingan final akan dilakukan di beberapa titik. Penonton yang tidak memiliki tiket sebaiknya tidak perlu datang ke stadion. 

Kami meminta kepada warga Kota Makassar yang akan menonton pertandingan final benar-benar mempunyai tiket. Kami akan melakukan pemeriksaan (tiket) di beberapa lokasi

Pasalnya, mereka dipastikan tidak bisa masuk stadion. Mereka juga disarankan menyaksikan laga final di beberapa lokasi yang menggelar kegiatan nonton bareng. 

"Kami meminta kepada warga Kota Makassar yang akan menonton pertandingan final benar-benar mempunyai tiket. Kami akan melakukan pemeriksaan (tiket) di beberapa lokasi," kata Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo.

"Bagi yang tidak punya tiket, lebih baik tidak perlu datang. Mereka bisa menyaksikan di tempat lain karena beberapa komunitas akan menyelenggarakan nonton bareng," ujar Kapolrestabes melanjutkan.

Menurut Kapolrestabes pengamanan final sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Bahkan sehari sebelum pertandingan atau H-1, stadion sudah disterilkan dari kegiatan masyarakat atau dilakukan penutupan.

Petugas gabungan khususnya tim penjinak bom (Jibom) Gegana Brimob Polda Sulsel akan melakukan pemeriksaan sejumlah titik di stadion. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi bila ada gangguan pertandingan final Piala Indonesia.

Untuk pengamanan final akan diterjunkan 4.764 personel gabungan Polri dan TNI. Dari jumlah tersebut pengamanan terdiri dari BKO Polda Sulsel dan jajaran sebanyak 2.758 personel. Sedangkan dari TNI ada 603 personel, instansi terkait 200 orang, dan 1.203 dari Polrestabes Makassar. Mereka ini nantinya, ditugaskan di beberapa tempat, seperti tim kawal pemain, suporter dan tim pengamanan di lokasi pertandingan. 

Pengawalan Sejak Tiba di Makassar

Tim Persija yang melakoni laga tandang di final kedua ini juga mendapat pengamanan dan pengawalan yang ketat. Sejak tim tiba di Makassar, mereka langsung diberi pengawalan, Kepolisian tak ingin insiden pelemparan bus Persija terulang. Insiden itu berbuntut panjang karena pertandingan terpaksa ditunda. PSSI menilai faktor keamanan dan kenyamanan yang membuat federasi menunda laga final itu. 

"Mekanisme pengamanan ini dilakukannya kepada setiap pemain, terutama dari tim Persija. Begitu menginjakkan kaki di kota Makassar, tim menjadi tanggung jawab kami untuk memberikan pengamanan kemana pun mereka pergi. Kami berharap tidak ada lagi keraguan keamanan di Makassar," katanya. 

Pertandingan final yang sedianya digelar pada Minggu 28 Juli 2019 terpaksa ditunda. Namun PSSI kemudian memutuskan final tetap digelar di Makassar. 

Di final pertama yang digelar di Jakarta, Persija unggul 1-0. Mereka hanya butuh hasil imbang untuk merebut trofi juara. Sebaliknya, PSM harus menang dengan skor minimal 2-0 bila ingin menjadi juara. []

Baca juga: 

Berita terkait
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi